Sampai sekarang belum ada lembaga yang mengawasi game. Di luar negeri ada yang namanya ESRB (Entertainment Software Rating Board), yaitu semacam lembaga sensor game dan aplikasi. Lembaga ini mengatur game yang layak dan tak layak dimainkan anak-anak.

ESRB juga memunyai wewenang mengutur konten semua game, termasuk game buat orang dewasa dan remaja. Karena Indonesia belum punya lembaga pengawas game dan aplikasi, akibatnya banyak game dan aplikasi yang tak layak dimainkan anak-anak, jadi dimainkan mereka.

“Masih cukup banyak game anak-anak mengandung hal-hal yang tak baik, dan tak pantas dilihat anak-anak seperti adegan ciuman dan tindakan kekerasan,” keluh Michael Yoseph Ricky, dosen jurusan Teknologi dan Aplikasi Game Universitas Bina Nusantara (Binus). Oleh sebab itu, pemerintah harus membuat rambu-rambu tentang program game. Game apa saja yang boleh dimainkan dan tidak boleh dimainkan anak-anak.

Gatot Kaca
Hal serupa disampaikan Aditya Kurniawan, dosen Softwear Engneering Universitas Binus. Berangkat dari kekhawatiran tersebut, Aditya membuat game anak, bernama Gatot Kaca. Game edukasi itu ditujukan untuk Play Group dan TK. Game Gatot Kaca adalah game yang didesain agar anak mengenal budaya, sejarah, dan tokoh Indonesia.

Game tersebut didesain lengkap dengan ornamen Indonesia tempo dulu, seperti topi dan pakaian raja Jawa Kuno. “Melalui game ini, anak-anak dapat mengenal tokoh-tokoh Indonesia. Dengan harapan, mereka semakin mencintai dan mengenal Indonesia lebih dalam,” kata Aditya.

Menurut Aditya, jika ingin mengenalkan Indonesia pada anak-anak harus dimulai sejak dini, yaitu usia 3 tahun atau 4 tahun. Usia tersebut merupakan masa pembentukan karakter.

“Game bisa digunakan sebagai alat transfer nilai. Sambil bermain dan tertawa, secara tidak langsung terjadi transfer nilai ke dalam diri anak, dan tertanam dalam otak, hingga menjadi memori sampai mereka dewasa,” urainya.

Mengenai kualitas game edukasi, Aditya menerangkan kualitas game karya anak bangsa cukup bagus, dan mampu bersaing dengan game luar. Bahkan, banyak aplikasi yang digunakan orang luar merupakan karya orang Indonesia. faisal chaniago


Sosok PS 4

Sony Play Station 4 atau PS4 menggunakan prosesor x86 yang biasanya digunakan pada komputer, dan diperkuat dengan RAM 8GB. Dengan sejumlah komponen tersebut, konsol ini mampu menghasilkan grafis dengan mendetail.

Untuk desain, konsol game satu ini dilengkapi DualShock 4, di mana kemampuan controller lebih baik dari generasi sebelumnya. Konsol ini juga didukung kamera 3D yang bisa mendeteksi pergerakan pemain. Selain itu, PS4 bisa dimainkan di Sony Play Station Vita. ajo

 Acer Iconia A1-830

Tablet Acer Iconia A1-830 memiliki resolusi layar yang lumayan besar, yaitu 768 x 1024 pixels. Tablet ini tidak dilengkapi SIM Card, tapi pengguna dapat mengoperasikannya, seperti layaknya smartphone, seperti browsing, merekam video, dan aktivitas lainnya. Iconia A1-830 telah dilegkapi dengan kamera utama memiliki kekuatan bidik 5 MP, namun tidak dilengkapi dengan fitur LED Flash sehingga hasilnya jadi sedikit gelap. ajo