Bedah Buku “When a Man Lost a Woman” di Kampus Syahdan
Bagi para kaum pria, pernahkah kehilangan seorang wanita yang sangat Anda cintai? Jika pernah, pasti sakit dan perih rasanya. Apalagi, jika kita telah menjalin hubungan yang cukup lama dan mendalam dengan wanita tersebut.
Nah, hikmah inilah yang ingin dikupas dalam acara Buka-bukaan Buku “When a Man Lost a Woman” di BINUS UNIVERSITY Kampus Syahdan, Jakarta Barat, Selasa (25/10). Seminar bedah buku yang digelar BINUS TV itu menghadirkan pengarang “When a Man Lost a Woman”, Ita Sembiring.
Uniknya, dalam buku ini, Ita Sembiring malah memposisikan lelaki yang menjadi korban para wanita. Penulis berdarah Batak ini menceritakan kisah-kisah sedih dengan mengambil sisi perempuan sebagai pengkhianat, tukang selingkuh dan matre.
Salah satu tokoh dalam cerita yang berlatar di Belanda itu adalah Jan Peter. Lelaki berkewarganegaan Negeri Tulip itu menjadi korban penipuan Rasti, wanita simpanan sekaligus orang kepercayaan yang mengelola usaha Peter di Indonesia.
Ada pula Boris, seorang suami yang mesti menahan diri melihat istrinya selingkuh. Hal ini semata-mata demi putranya, Jim. Sedangkan tokoh Perus diceritakan sebagai pria dengan banyak wanita dalam hidupnya. Silih berganti, dia mencari pasangan yang bisa menerimanya dan anak-anaknya.
“Dalam satu kisah, Perus diceritakan ditinggal wanita yang dikasihnya. Wanita bernama Desi Ray itu memilih untuk berpisah dengan Perus, karena suara Perus yang terlampau kencang. Maklum, orang Batak,” canda Ita, disambut tawa puluhan mahasiswa yang hadir dalam bedah buku itu.
Secara keseluruhan, dalam bukunya, Ita mengisahkan kehidupan, percintaan dan pergaulan bebas di Belanda dengan segala perilaku orang-orangnya. Cerita yang disuguhkan sangat ringan, dengan bahasa yang tidak terlampau berbelit-belit hingga mencapai klimaks.
“Kuncinya satu yakni komunikasi. Dalam hidup berpasangan, baik itu rumah tangga ataupun pacaran, komunikasi itu harus terbuka. Kalian harus jujur,” tegas wanita yang doyan berkelakar ini.
Acara bedah buku ini berlangsung seru, hingga membuat peserta lupa waktu. Ya, banyak pertanyaan yang dilontarkan oleh mahasiswa kepada Ita, terutama yang berkaitan dengan cinta. Hingga penghujung, Ita membagi-bagikan bukunya secara cuma-cuma kepada beberapa peserta.
“Di akhir acara, saya mengucapkan banyak terima kasih kepada BINUS yang telah menjadi rumah kedua bagi saya. Di sini, saya diterima untuk berbicara membahas buku ini,” tutur wanita yang menjadi manajer di sebuah perusahaan multi-level marketing atau network marketing ini.
Selain dihadiri oleh Ita, ada pula Donny de Kaizer, Head of Studio BINUS TV sekaligus dosen Marketing Communication BINUS UNIVERSITY selaku moderator. Hadir pula, Dominikus Tulasi yang juga dosen Marcomm sebagai komentator.(RA)
Comments :