Presiden Joko Widodo bersama beberapa jajaran menteri berkunjung ke Amerika pada 26 Oktober 2015 lalu demi memenuhi undangan Presiden Amerika Serikat, Barack Obama untuk membahas empat hal, yaitu : mengenai Indonesia sebagai negara pluralis yang menjunjung tinggi toleransi antar umat beragama, perekonomian di Indonesia, peluang Indonesia sebagai pasar digital terbesar di Asia Tenggara dan mengenai perubahaan iklim.

Pada kunjungan kenegaraan tersebut, Kementerian Luar Negeri turut mengundang BINUS UNIVERSITY, sebagai institusi pendidikan yang kuat di bidang information, communication, technology (ICT) untuk membahas rencana kerjasama di bidang tekonologi informasi antara Indonesia dan Amerika. Hal ini terkait dengan keinginan Presiden Joko Widodo dalam mengembangkan ekonomi digital di Indonesia sebagai cara untuk memberantas kemiskinan dan memberdayakan masyarakat Indoensia.

Dalam perjalanan, tim BINUS ikut menemani blusukan ke Silicon Valley di San Francisco untuk bertemu dengan berbagai komunitas dan pemimpin bisnis ekonomi digital kelas dunia.  Kunjungan ini menjadi menarik untuk dicermati, karena saat ini ekonomi digital telah menjadi tren dunia dan diyakini merupakan salah satu pendorong utama ekonomi masa kini.

Tim BINUS yang diwakili Lawrence Wibisono (Managing Director, BINUS Group), Boto Simatupang (Wakil Rektor Bidang Employability & Entrepreneurship, BINUS UNIVERSITY) dan Ivan Sangkereng (IT Director, BINUS Group)  mengikuti rangkaian kunjungan ke Amerika bersama beberapa alumni BINUS UNIVERSITY yang sukses di bidang IT dan diundang oleh pemerintah ikut serta dalam rombongan, seperti : William Tanuwijaya (Founder, Tokopedia), Sanny Gaddafi (Director, Founder Institute), dan Andrew Darwis (Founder, Kaskus).

Pada kunjungan ke San Francisco, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara, Menteri Perdagangan Thomas Lembong, Kepala Badan Koordinasi dan Penanaman Modal Franky Sibarani serta Kepala Badan Ekonomi Kreatif Triawan Munaf mengadakan forum diskusi di hadapan dua ratus orang yang terdiri dari profesional IT, pelajar Indonesia serta Diaspora Indonesia  di San Francisco. Tujuan yang dicapai di dalam sesi ini adalah mendorong kontribusi dari Diaspora Indonesia di San Francisco untuk mengembangkan ekonomi yang berbasis teknologi di Indonesia.

Di dalam forum diskusi ini pemerintah menjelaskan keinginan dan komitmen yang kuat untuk membentuk ekosistem yang mendukung pertumbuhan investasi dan pengembangan ekonomi yang berbasis teknologi di Indonesia. Selain penyederhanaan regulasi dan pemberian insentif untuk investasi asing, pemerintah juga fokus dalam pembangunan pendukung ekosistem ini, yaitu : kesiapan infrastruktur, mendorong adanya mobile device yang bisa lebih mudah dimiliki oleh masyarakat luas, pengembangan aplikasi pendukung dan kesiapan human resources.

“Guna mendukung kerjasama Indonesia dan Amerika di bidang IT ini, dukungan dari lembaga pendidikan di Indonesia sangat penting dalam menghasilkan sumber daya yang berkualitas. BINUS UNIVERSITY saat ini tengah mempersiapkan sumber daya manusia yang siap terjun ke dunia industri. Bukan hanya melahirkan lulusan yang mudah diserap industri tetapi juga menghasilkan technopreneur melalui kurikulum yang telah disesuaikan dengan kebutuhan pasar, sistem belajar yang inovatif, serta pelatihan entrepreneurship,” jelas Dr. Ir. Boto Simatupang, MBP (Wakil Rektor Bidang Employability & Entrepreneurship, BINUS UNIVERSITY).  (MC)