Oleh : Aris Darisman

It is not a new idea, though it is a revolutionary one. Modern

design entrepreneurship has been around at least since

the late nineteenth century when William Morris’ Arts

and Crafts workshops, manned by ardent artisans and

designers, hand produced everything from typefaces to

books to furniture destined for sale in a marketplace of

special devotees.

(Heller, Steven & Talarico,Lita. (2008). The Design Entrepreneur, Turning Graphic Design Into Goods That Sell. 1st. Rockport Publishers. USA. ISBN: 978-1-59253-421-0)

 

Apa yang dikenal sebagai mereka yang memiliki keahlian dalam menguasai lebih dari satu  bidang keilmuan (dalam hal ini Design dan kewirausahaan) sebetulnya telah lama lahir, paling tidak sejak akhir abad ke -19. Ketika William  Morris mempelopori  gerakan Art and Craft Movement di Inggris Raya dan kemudian berkembang sampai ke wilayah Eropa dan Amerika Utara.

 

Wiliam Morris

Sumber :

https://cultureandanarchy.org/

Ini adalah awal dari semangat penguasaan lebih dari 1 keahlian, pada Art and Craft Movement semangat yang diusung adalah menggabungkan keahlian di bidang seni dengan unsur estetika dan keindahannya dengan keahlian dibidang kerajinan dengan penguasaan pada keahlian keterampilan tangan. Tanpa meninggalkan nilai keindahannya, sebuah produk/karya seni kemudian dapat dimiliki oleh khalayak yang lebih luas dengan nilai fungsi yang lebih nyata. Walaupun pada akhirnya Gerakan ini mendapatkan respons yang cukup keras karena dinilai “merendahkan” posisi karya seni. Sehingga muncullah idiom Hi-Art (karya seni murni) vs Low Art (karya kerajinan tangan).

Kenapa harus menjadi seorang Designpreneur?

Merujuk pada istilah Designpreneur adalah mereka yang memiliki keahlian di dua bidang keilmuan, yaitu Keahlian Design (merancang karya/produk/jasa) dan keahlian Entrepreneur (kewirausahaan, bisnis dan management bisnis). Seorang Design entrepreneur adalah mereka yang masuk dalam kategori mereka yang berani mengambil resiko, visioner yang berpikiran bisnis – memimpikan konsep yang sebagian besar memenuhi kebutuhan kreatif mereka sendiri dan didorong oleh keuntungan. (Heller, Steven & Talarico,Lita. (2008). The Design Entrepreneur, Turning Graphic Design Into Goods That Sell, page 8).

Lebih jauh lagi Seorang Design entrepreneur harus berkomitmen untuk menciptakan (walaupun terkadang gagal) dan menemukan ceruk untuk produk yang memiliki nilai (bagi penggunanya) dan dapat memastikan bahwa karyanya dapat menjangkau penggunanya . (Heller, Steven & Talarico,Lita. (2008). The Design Entrepreneur, Turning Graphic Design Into Goods That Sell, page 11).

Dalam mengembangkan karya/produknya maupun layanan/jasa agar dapat terjangkau oleh pengguna (costumer) dan dapat memberikan keuntungan yang lebih bagi, seorang design entrepreneur juga harus melibatkan teknologi (digital) agar dapat tercipta sebuah innovasi dalam produk maupun layanan jasanya.

 

Sumber :

https://medium.muz.li/why-business-design-is-the-most-important-skill-of-the-future-b0ed451003c7

 

Pada gambar di atas menggambarkan posisi inovasi sebagai hasil dari penggabungan antara bisnis, desain, dan teknologi.

Proses keahlian yang harus dimiliki

Seorang design entrepreneur, layaknya seorang designer adalah mereka yang memiliki keahlian untuk memecahkan masalah (problem solver) dengan cara yang kreatif, agar dapat menciptakan karya yang inovatif. Basadur, Min & Goldsby, Michael dalam bukunya Design-Centered Entrepreneurship menjelaskan bahwa proses inovasi terdiri dari 4 bagian atau kuadran yang berbeda, yaitu :

  1. Masalah dan peluang baru
  2. Konseptualisasiide baru yang memiliki potensi manfaat.
  3. Optimalisasi solusi
  4. Implementasi solusi baru.

Empat Kuadran dalam proses inovasi

Sumber:

Basadur, Min & Goldsby, Michael (2016). Design-Centered Entrepreneurship. 1st. Taylor&Francis.

Newyork. ISBN: 978-1-138-92052-1. Hal. 9

Setiap kuadran membutuhkan berbagai jenis keterampilan berpikir dan memecahkan masalah. Jika seorang pengusaha berharap untuk mendapatkan keuntungan dan sukses yang besar, ia harus menggunakan keterampilan keempat kuadran untuk mewujudkannya. Namun sangat sedikit orang yang menguasai dan terampil di ke-empat kuadran di atas. Oleh karenanya seorang wirausahawan sebaiknya membangun sebuah tim manajemen yang tidak hanya memiliki keragaman pengetahuan dan pengalaman tetapi juga gaya pemecahan masalah yang kreatif juga. Sebuah tim yang masing-masing personelnya memiliki keahlian dalam setiap kuadran dan dapat menyelaraskan keahliannya akan membawa perusahaan kea rah yang lebih  kreatif memiliki potensi yang dapat mengeksekusi gagasan kreatif.

Manfaat Bisnis dari Keilmuan Desain

Sebuah perusahaan yang terancang dengan baik dari sisi corporate/brand identity (nama/merk perusahaan/produk, company profile, logo/mascot) akan dapat menciptakan memudahkan konsumen untuk terhubung dengan perusahaan ataupun produk yang dihasilkan. Identitas perusahaan yang kuat menjadi penting terkait untuk mendukung dan membangun ke-tiga factor di bawah ini :

1. Distribusi

Dengan memiliki brand identity yang kuat di pasaran, maka tingkat kepercayaan distributor untuk menyalurkan segala yang berkaitan dengan bisnis Anda akan meningkat. Konsumen lebih memahami dan mempercayai nilai-nilai yang brand Anda tawarkan, dan itu akan berdampak baik juga bagi bisnis penyalur.

2. Kesetiaan Konsumen

Brand identity yang kuat akan membantu Anda mendapatkan permintaan pasar yang tinggi. Itu merupakan kesempatan besar untuk mendapatkan loyalitas konsumen.Konsumen akan setia terhadap brand yang menjaga kualitas pelayanan atau produknya. Ini karena peranan brand identity yang strategis. Seseorang bisa saja membeli produk A, tapi itu yang pertama dan terakhir. Dengan brand identity Anda akan dapat memastikan bahwa ketika seseorang membeli produk A, itu bukanlah produk A yang terakhir yang dia akan beli di dalam hidupya.

3. Mendapat Referensi Profesional

Anda akan lebih mudah mendapatkan referensi profesional karena brand identity Anda dianggap memiliki kredibilitas yang tinggi. Sehingga para profesional pun akan merekomendasikan ketika orang lain sedang mencari produk atau layanan yang sejenis.

Memahami Pelanggan dan Membangun Hubungan Bernilai Tinggi

Kebutuhan pelanggan terhadap sebuah produk/jasa adalah persoalan bagaimana keinginan, dan harapan mereka terpenuhi. Kebutuhan pelanggan adalah motif yang mendorong pelanggan untuk membeli produk atau layanan. Pada akhirnya, yang dibutuhkan adalah penggerak keputusan pembelian pelanggan. Perusahaan sering memandang kebutuhan pelanggan sebagai peluang untuk menyelesaikan atau menyumbangkan nilai surplus kembali ke motif semula.

Berikut adalah tipe kebutuhan pelanggan terhadap suatu Produk :

  1. Kegunaan (Functionality)
    Pelanggan membutuhkan produk Anda agar sesuai dengan kebutuhan mereka untuk menyelesaikan masalah atau keinginan mereka.
  2. Harga (Price)
    Anggaran masing-masing pelanggan tentunya berbeda untuk membeli sebuah produk. Pelanggan akan menyesuaikan kebutuhan mereka dengan anggaran belanja masing-masing
  3. Kenyamanan (Convenience)
    Produk atau layanan Anda perlu menjadi solusi yang nyaman untuk fungsi yang ingin dipenuhi oleh pelanggan Anda.
  4. Pengalaman (Experience)
    Pengalaman menggunakan produk atau layanan Anda harus mudah – atau setidaknya jelas – agar tidak menciptakan lebih banyak pekerjaan untuk pelanggan Anda.
  5. Desain (Design)
    Sejalan dengan pengalaman, produk membutuhkan desain yang apik untuk membuatnya relatif mudah untuk digunakan.
  6. Keandalan (Reliability)
    Produk perlu berfungsi andal seperti yang diiklankan setiap kali pelanggan ingin menggunakannya.
  7. Performa (Performance)
    Produk perlu berkinerja dengan benar sehingga pelanggan dapat mencapai tujuan mereka.
  8. Efisiensi (Efficiency)
    Fungsi produk perlu efisien bagi pelanggan dengan menyederhanakan proses yang menghabiskan waktu pelanggan untuk memahami dan menggunakannya.
  9. Kesesuaian (Compatibility)
    Produk harus kompatibel dengan produk lain yang sudah dimiliki dan digunakan pelanggan Anda.

Sedangkan kebutuhan pelanggan terhadap sebuah layanan adalah sebagai berikut :

1. Empati (Empathy)

Hal ini berhubungan dengan bagaimana anda melayani pelanggan anda. Ketika pelanggan Anda menghubungi layanan pelanggan, mereka menginginkan empati dan pengertian dari orang-orang yang membantu mereka.

2. Keadilan (Fairness)

Dari penetapan harga hingga persyaratan layanan hingga masa berlaku kontrak, pelanggan mengharapkan keadilan dari perusahaan.

3. Keterbukaan (Transparancy)

Pelanggan mengharapkan keterbukaan dari perusahaan Segala macam terkait kebijakan perusahaan terutama yang terkait dengan pelanggan, menjadi hak pelanggan untuk mendapatkan informasinya.

4. Kendali (Control)

Pelanggan perlu merasa bahwa mereka mengendalikan interaksi bisnis dari awal hingga akhir dan seterusnya. Memudahkan mereka untuk mengembalikan produk, mengubah langganan, menyesuaikan persyaratan, dll.

6. Pilihan (Option)

Pelanggan membutuhkan opsi ketika mereka bersiap untuk melakukan pembelian dari perusahaan. Menawarkan berbagai pilihan produk, berlangganan, dan pembayaran untuk memberikan kebebasan memilih itu.

7. Informasi (Information)

Pelanggan membutuhkan informasi, mulai dari saat mereka mulai berinteraksi dengan merek Anda hingga berhari-hari dan berbulan-bulan setelah melakukan pembelian. Bisnis harus berinvestasi misalnya dalam konten blog edukatif, konten berbasis pengetahuan instruksional, dan komunikasi rutin sehingga pelanggan memiliki informasi yang mereka butuhkan untuk berhasil menggunakan produk atau layanan.

8. Aksesibilitas (Accessibility)

Pelanggan harus dapat mengakses tim layanan dan dukungan Anda. Ini berarti menyediakan beberapa saluran untuk layanan pelanggan. Kami akan berbicara lebih banyak tentang opsi ini nanti.

Hal ini juga akan meningkatkan hubungan yang baik antara perusahaan dengan pelanggan diantaranya: 

1. Memenangkan Pelanggan Melalui Bisnis

Semua pengusaha perlu menguasai kemampuan untuk memenangkan pelanggan. Ada banyak sekali cara untuk memenangkan pelanggan. Menurut Tallat Mahmood pendiri The Smart Business Plan Academy,  ada tujuh carav yang paling praktis, aplikatif dan berdampak, yaitu :

2. Kenali pelanggan Anda

Jika Anda memiliki pemahaman yang jelas tentang siapa pelanggan Anda (dan bukan), maka Anda dapat menargetkan calon pelanggan yang tertarik dan tertarik serta meningkatkan kemampuan Anda untuk memenangkan pelanggan baru.
Memahami usia, lokasi geografis, tingkat pendidikan, dan jabatan pekerjaan dari basis pelanggan Anda juga memungkinkan Anda untuk berbicara dalam bahasa yang sesuai yang beresonansi dan menyerang nada yang tepat. Ini dikenal sebagai membuat avatar dan akan memberi Anda wawasan tentang tempat pelanggan Anda bergaul, baik online maupun offline.
Saya akan mendorong Anda untuk meluangkan waktu untuk memikirkan siapa target pelanggan Anda yang paling mungkin; akan seperti apa mereka dan masalah apa yang harus mereka selesaikan? Jadilah sedetail mungkin sehingga Anda dapat dengan jelas membayangkan siapa yang kemungkinan besar akan membeli dari Anda.

3. Beri insentif kepada pelanggan yang sudah ada

Duta terbaik untuk bisnis Anda adalah pelanggan lama. Mereka sudah membeli produk Anda, dan tidak ada kesepakatan yang lebih besar daripada ketika orang menaruh uang mereka di belakang pendapat mereka.
Memberi insentif kepada pelanggan yang sudah ada – melalui diskon untuk produk-produk sebagai ganti referensi, misalnya – bekerja dengan sangat baik karena pelanggan tersebut dapat memberi tahu teman-teman mereka, yang mempercayai selera mereka, tentang Anda. Ini mengarah ke konversi prospek yang lebih cepat dan lebih tinggi ke pelanggan yang membayar.

4. Jaringan (Networking)

Bahkan di era digital, jaringan yang efektif tetap menjadi salah satu cara paling ampuh untuk mendatangkan pelanggan baru dan mengembangkan bisnis Anda.
Jaringan di niche Anda sangat kuat tidak hanya karena memungkinkan Anda untuk memahami perubahan di sektor Anda, tetapi juga membuat Anda berhubungan dengan orang-orang yang melayani basis pelanggan yang sama dalam satu bentuk atau lainnya. Oleh karena itu, Anda dapat dengan mudah diperkenalkan ke grup pelanggan baru sambil mengembangkan pemahaman yang lebih baik tentang apa yang mereka cari.

5. Jelajahi berbagai saluran penjualan

Terlalu banyak bisnis yang gagal untuk memanfaatkan peluang online.
Namun, bagi banyak bisnis yang menjual secara online eksklusif, penjualan offline dapat memberikan umpan balik pelanggan yang sangat berharga secara real-time dan memperkenalkan Anda ke basis pelanggan yang sama sekali baru, biasanya di depan pintu Anda.

6. Mengamankan public relations berkualitas tinggi

Daya tarik PR yang tepat adalah bahwa ia dapat mencapai ribuan (atau bahkan jutaan) prospek. Pastikan Anda mengidentifikasi forum yang tepat untuk mencari PR. Identifikasi publikasi utama dalam ceruk pasar Anda dan jangkau editor untuk melihat apakah Anda dapat berbicara sebagai seorang ahli di bidang Anda dan menambah nilai bagi mereka sementara, pada saat yang sama, meningkatkan profil bisnis Anda sendiri.

7. Jelajahi berbagai model penetapan harga

Dalam target pasar Anda, akan selalu ada prospek di berbagai tahap siklus pembelian mereka. Selain mereka yang siap membeli, akan ada juga yang harganya terlalu mahal.
Dalam kasus seperti itu, cari tahu bagaimana Anda dapat memperoleh pelanggan ini: Memiliki versi lite produk Anda, dengan fungsionalitas yang lebih sedikit dan label harga yang lebih kecil, dapat membantu mencapai tujuan ini.
Menyebarkan model penetapan harga yang berbeda dapat menjadi cara sederhana untuk meningkatkan basis pelanggan Anda secara keseluruhan secara relatif cepat.

8. Iklan berbayar

Selain TV tradisional, radio dan iklan pers, ada juga opsi online seperti bayar per klik dan pemasaran media sosial.
Iklan berbayar dapat menjamin pelanggan baru untuk bisnis Anda, tetapi itu harus dibayar. Karenanya, Anda harus selalu memulai dengan mengidentifikasi tujuan Anda dari kampanye iklan berbayar apa pun. Apakah langsung menjual produk? Tambahkan prospek ke daftar email Anda? Dapatkan orang untuk terlibat dengan situs web atau konten Anda?
Setelah sasaran diidentifikasi, lebih mudah mengalokasikan anggaran dan menciptakan harapan yang realistis untuk kampanye.Apa pun ukuran bisnis Anda, yakinlah bahwa perusahaan yang Anda kagumi telah menggunakan setidaknya beberapa taktik di atas. Mereka tentu dapat membantu Anda juga.

Dari paparan di atas menunjukkan bahwa dalam sebuah bisnis model dibutuhkan kolaborasi bidang keilmuan, baik itu keilmuan kewiraud=sahaan/bisnis, desain maupun technologi informasi, agar bisnis yang dibangun secara konsep selain dapat memenuhi kebutuhan pelanggan juga dapat meningkatkan ikatan atau hubungan era tantara pelanggan dan konsumen.

 

Bandung, 26 Maret 2020