Vern Kurniawan – LA02 – 2301874595

Marketing intellegence

Apa Itu Marketing Intelligence?

Marketing intelligence adalah kemampuan organisasi untuk mencari serta mengambil informasi sehari-hari yang jelas dan relevan dengan pasar perusahaan, dikumpulkan dan dianalisis secara khusus untuk tujuan yang akurat dan percaya diri pengambilan keputusan dalam menentukan peluang pasar, strategi penetrasi pasar, pengembangan pasar dan metrik. Intelijen pemasaran diperlukan ketika memasuki pasar luar negeri.

Intelijen pemasaran atau market intelligent menentukan kecerdasan yang diperlukan, mengumpulkan dengan lingkungan mencari dan memberikan kepada manajer pemasaran yang membutuhkannya. Perangkat lunak kecerdasan pemasaran dapat digunakan menggunakan on-premises atau perangkat lunak sebagai layanan (SaaS, atau berbasis cloud) model.

Proses Marketing Intelligence melibatkan berbagai aktivitas, mulai dari pemantauan pasar, analisis perilaku konsumen, studi kompetitif, hingga pemahaman tentang perubahan dalam regulasi atau teknologi yang dapat mempengaruhi pasar.

Komponen Utama dalam Marketing Intelligence

Ada beberapa komponen utama yang membentuk sistem Marketing Intelligence. Komponen-komponen ini saling terkait dan bekerja bersama untuk memberikan gambaran yang lebih jelas tentang pasar dan memungkinkan pengambilan keputusan yang lebih baik.

  1. Pengumpulan Data Pengumpulan data merupakan langkah pertama dalam proses Marketing Intelligence. Data yang dikumpulkan bisa berasal dari berbagai sumber, seperti:
    • Survei Konsumen: Untuk memahami preferensi, kebutuhan, dan perilaku konsumen.
    • Media Sosial: Platform media sosial seperti Facebook, Twitter, Instagram, dan LinkedIn dapat menyediakan wawasan tentang bagaimana konsumen berinteraksi dengan merek dan tren pasar terkini.
    • Data Penjualan: Mengumpulkan data transaksi atau penjualan dari saluran distribusi yang berbeda.
    • Laporan Pasar: Laporan riset pasar dari lembaga riset atau perusahaan konsultan yang memberikan data industri yang lebih luas.
    • Analisis Kompetitor: Mengumpulkan informasi tentang pesaing, baik yang tercatat secara publik maupun melalui observasi langsung.
  2. Pengolahan dan Analisis Data Data yang dikumpulkan tidak selalu mudah dipahami atau digunakan begitu saja. Oleh karena itu, pengolahan dan analisis data menjadi langkah berikutnya. Dalam tahap ini, data yang mentah akan diproses menggunakan berbagai teknik analisis statistik, analisis prediktif, dan visualisasi data. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi pola, tren, dan hubungan yang relevan dengan bisnis.
    Beberapa teknik analisis yang umum digunakan dalam Marketing Intelligence adalah:

    • Analisis Segmentasi Pasar: Untuk membagi pasar menjadi kelompok-kelompok yang memiliki karakteristik atau kebutuhan serupa.
    • Analisis SWOT: Untuk memahami kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang dihadapi perusahaan.
    • Prediksi Permintaan: Menggunakan data historis untuk memprediksi permintaan di masa depan.
    • Analisis Pesaing: Untuk mengevaluasi posisi kompetitif perusahaan di pasar.
  3. Penyebaran Wawasan Hasil analisis yang telah dilakukan harus disampaikan kepada pihak yang tepat dalam organisasi, seperti tim pemasaran, manajemen, dan pengambil keputusan lainnya. Penyebaran informasi ini penting agar strategi yang dihasilkan bisa diterapkan dengan efektif. Penyebaran dapat dilakukan dalam bentuk laporan, presentasi, atau dasbor visual yang mudah dipahami.
  4. Tindakan atau Implementasi Berdasarkan hasil analisis, perusahaan akan membuat keputusan yang akan diterapkan dalam strategi pemasaran. Langkah ini bisa berupa penyesuaian harga, perubahan produk, pengembangan kampanye pemasaran baru, atau perubahan distribusi. Keputusan yang diambil harus berbasis data dan fokus pada peluang yang telah teridentifikasi.

Sistem Kerja Marketing Intelligence

Sistem ini mengambil data dari sumber data yang berbeda, seperti analisis web, intelijen bisnis, call center dan data penjualan, yang sering datang laporan terpisah, dan menempatkan mereka ke dalam lingkungan tunggal. Dalam rangka untuk mengumpulkan intelijen pemasaran, manajer pemasaran harus tetap berhubungan dengan buku-buku yang relevan, surat kabar dan publikasi perdagangan.

Berbicara dengan berbagai pemangku kepentingan seperti pelanggan, distributor dan penambahan suppliers.In itu mereka juga harus memantau media sosial dan melaksanakan diskusi online. Manajer pemasaran dapat merancang laporan yang berhubungan dan memvisualisasikan data yang berasal dari berbagai departemen dan sumber (bahkan, dalam beberapa kasus, data eksternal.)

Hal ini memungkinkan untuk melihat saat indikator kinerja utama secara real time (atau secepat sumber memberikan data) dan menganalisis tren, daripada menunggu untuk analis untuk memberikan laporan berkala.

Sistem market intelligent atau intelijen pemasaran yang dirancang untuk digunakan oleh pihak yang memerlukan seperti manajer pemasaran dan dapat dilihat oleh karyawan di seluruh organisasi sesuai dengan otorisasi yang dimiliki. Sistem yang dikembangkan ini mungkin memiliki antarmuka pengguna yang lebih dekat menyerupai perangkat lunak konsumen dari perangkat lunak sekitar sumber data individu yang dirancang untuk dapat digunakan oleh para analis.

Marketing intelligence atau bisa dikatakan sebagai kecerdasan pemasaran artinya adalah berupa kemampuan dalam hal pengumpulan dan analisis data sebagai salah satu upaya untuk antisipasi yang berhubungan dengan pengambilan keputusan.

Kecerdasan seperti ini memiliki beberapa bagian utama yaitu: kecerdasan pesaing, kecerdasan produk, pemahaman pasar dan juga pemahaman terhadap para pelanggan.

Sebenarnya proses marketing akan berjalan dengan sangat baik apabila dilakukan secara bekerja sama (teamwork). Dengan adanya bantuan dari tim yang sesuai, maka akan didapatkan hasil yang lebih optimal.

Sistem Kerja Marketing Intelligence

Sistem kerja Marketing Intelligence melibatkan berbagai proses yang dimulai dari pengumpulan data hingga implementasi strategi. Berikut adalah langkah-langkah umum dalam sistem kerja Marketing Intelligence:

  1. Pengumpulan Data dari Sumber Berbeda Sebuah sistem MI yang baik dimulai dengan mengumpulkan data dari berbagai sumber yang relevan. Proses pengumpulan data ini harus dilakukan secara terstruktur dan berkelanjutan. Beberapa sumber data yang dapat digunakan antara lain:
    • Data internal perusahaan: Meliputi informasi penjualan, umpan balik pelanggan, laporan keuangan, dan data operasional lainnya.
    • Data eksternal: Ini termasuk data pasar, laporan industri, data kompetitor, dan informasi dari media sosial.
  2. Penyaringan dan Penyimpanan Data Setelah data dikumpulkan, proses penyaringan diperlukan untuk memastikan hanya data yang relevan yang akan dianalisis lebih lanjut. Penyimpanan data harus dilakukan dengan menggunakan sistem yang memadai, seperti database, untuk memastikan data dapat diakses dengan mudah dan cepat.
  3. Analisis Data Menggunakan Alat dan Teknik Canggih Setelah data terkumpul dan disaring, tahap selanjutnya adalah melakukan analisis. Pada tahap ini, perusahaan menggunakan berbagai alat dan teknik analisis data untuk mengidentifikasi pola atau tren. Beberapa alat analisis yang sering digunakan dalam Marketing Intelligence adalah:
    • Alat analisis data: Misalnya, Google Analytics, Tableau, atau Microsoft Power BI untuk menganalisis data digital.
    • Model prediktif: Untuk memprediksi perilaku konsumen di masa depan berdasarkan data historis.
    • Alat pemetaan pesaing: Seperti SimilarWeb atau SEMrush untuk menganalisis aktivitas pesaing secara online.
  4. Penyebaran Wawasan kepada Pengambil Keputusan Setelah analisis selesai, hasilnya perlu disampaikan kepada pihak yang tepat dalam perusahaan. Penyebaran informasi ini dapat dilakukan melalui:
    • Laporan atau Presentasi: Dalam format yang mudah dipahami, dengan fokus pada temuan utama.
    • Dasbor Interaktif: Menggunakan perangkat lunak untuk menampilkan wawasan secara visual dan real-time.
  5. Tindakan atau Implementasi Berdasarkan wawasan yang diperoleh dari analisis MI, perusahaan dapat mengambil langkah-langkah yang diperlukan. Keputusan ini mungkin melibatkan pengembangan produk baru, perubahan strategi pemasaran, pengoptimalan harga, atau pemilihan saluran distribusi yang lebih tepat.
  6. Evaluasi dan Pemantauan Setelah implementasi, perusahaan harus memantau hasil dari tindakan yang diambil. Evaluasi ini membantu untuk menilai apakah strategi yang diterapkan berhasil atau perlu diperbaiki. Proses pemantauan ini juga membantu untuk memperbarui data MI dan membuat strategi pemasaran yang lebih baik di masa depan.

Keuntungan Marketing Intelligence bagi Perusahaan

Penerapan Marketing Intelligence dapat memberikan berbagai keuntungan bagi perusahaan, di antaranya:

  1. Meningkatkan Pengambilan Keputusan
    Dengan menggunakan data yang relevan dan analisis yang mendalam, perusahaan dapat membuat keputusan yang lebih cerdas dan terinformasi. Ini akan meningkatkan efektivitas dan efisiensi strategi pemasaran.
  2. Memahami Kebutuhan dan Preferensi Konsumen
    Melalui analisis data pelanggan dan perilaku pasar, perusahaan dapat lebih memahami apa yang diinginkan oleh konsumen, dan menyesuaikan produk atau layanan mereka untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
  3. Mengidentifikasi Peluang Pasar Baru
    Marketing Intelligence membantu perusahaan untuk mendeteksi tren pasar yang sedang berkembang dan mengenali peluang bisnis yang belum dimanfaatkan. Ini bisa menjadi kunci dalam mengembangkan produk atau memasuki pasar baru.
  4. Mengoptimalkan Strategi Pemasaran
    Dengan MI, perusahaan dapat lebih mudah mengukur efektivitas kampanye pemasaran mereka dan membuat penyesuaian untuk mencapai hasil yang lebih baik. Ini dapat mencakup perubahan dalam penentuan harga, saluran distribusi, atau komunikasi merek.
  5. Mengurangi Risiko Bisnis
    Dengan wawasan yang lebih baik tentang pasar dan pesaing, perusahaan dapat mengurangi risiko dalam pengambilan keputusan dan menghindari keputusan yang merugikan.

Tantangan dalam Implementasi Marketing Intelligence

Meskipun Marketing Intelligence menawarkan banyak manfaat, ada beberapa tantangan yang perlu diperhatikan oleh perusahaan saat mengimplementasikannya, antara lain:

  1. Kualitas Data
    Keakuratan dan kelengkapan data sangat penting dalam MI. Data yang buruk atau tidak lengkap dapat menghasilkan analisis yang salah, yang pada gilirannya dapat menyebabkan keputusan yang keliru.
  2. Keterbatasan Sumber Daya
    Menerapkan MI memerlukan investasi dalam teknologi, pelatihan sumber daya manusia, dan waktu untuk memproses data. Tidak semua perusahaan memiliki sumber daya yang cukup untuk melakukan MI secara efektif.
  3. Keamanan Data
    Pengumpulan dan penggunaan data pelanggan memerlukan perhatian serius terhadap masalah privasi dan keamanan data. Perusahaan harus memastikan bahwa mereka mematuhi peraturan perlindungan data yang berlaku.
  4. Integrasi dengan Sistem Lain
    Mengintegrasikan sistem Marketing Intelligence dengan sistem lainnya dalam perusahaan (seperti CRM atau ERP) bisa menjadi tantangan. Tanpa integrasi yang baik, hasil analisis MI mungkin tidak dapat digunakan secara maksimal.