Dualisme dalam Kota
Pada masa lalu, Kota Kyoto pernah menjadi ibukota Jepang setelah Kota Nara. Di dalam kota yang terkenal dengan unsur tradisional yang masih sangat terjaga ini, terdapat ribuan shrine dan temple serta bangunan-bangunan tradisional yang masih terjaga dengan baik sehingga masih dapat digunakan hingga kini. Penerapan budaya dalam kehidupan sehari-hari adalah bagian dari konservasi budaya Jepang itu sendiri, khususnya di Kyoto. Rumah-rumah kayu bergaya arsitektur Jepang, penggunaan kimono dalam keseharian tampak melebur dalam wujud modernitas masyarakat Jepang.
Suasana kota Kyoto yang masih sangat kental dengan unsur tradisional
Sumber: Widyasari, 2018
Meskipun demikian penggunaan material dan struktur advance juga banyak ditemui pada bangunan-bangunan di Kyoto. Sebagai contoh, penggunaan struktur space frame membuat suasana interior stasiun kereta Kyoto tampil modern, sekaligus memperkuat kesan grid yang tegas.
Situasi Stasiun Kereta Kyoto sebagai salah satu simbol moderenitas kota
Sumber: Widyasari, 2018
Gion adalah salah satu red district legal yang ada di Jepang. Kawasan yang konon telah ada sejak jaman Edo ini menyuguhkan pegalaman ruang bagaikan memasuki mesin waktu. Rumah-rumah dengan arsitektur tradisional Jepang menjadi salah satu daya tariknya. Penggunaan material alam seperti kayu dan bambu tidak hanya terdapat pada bangunan namun juga pada elemen kota yang lain. Salah satu contohnya adalah pada penutup cone yang berfungsi sebagai pembatas jalan. Dengan menggunakan teknik anyam, mampu memberikan tampilan yang berbeda pada sebuah produk modern yang nantinya memberikan dampak visual pada citra sebuah kawasan.
Penggunaan material alam pada elemen kota di kawasan Gion
Sumber: Widyasari, 2018
Comments :