Kiat Sukses Belajar Membuat Lapangan Pekerjaan

Kiat Sukses Belajar Membuat Lapangan Pekerjaan

Anak muda modern harus belajar membuat lapangan pekerjaan. Di era serba kompetitif ini, tentu anak muda tidak dapat mengandalkan lowongan pekerjaan semata. Terlebih, anak muda kekinian memilih untuk menjadi seorang entrepreneur dengan kans cuan yang lebih besar. 

Seorang entrepreneur adalah individu yang membuat bisnis atau lapangan pekerjaan. Tantangannya tentu jauh lebih besar daripada mereka yang memutuskan untuk menjadi karyawan. Kans menuai hasil yang lebih besar juga ada. 

Banyak pakar ekonomi yang mengakui bahwa entrepreneurship menjadi sumber daya penting dalam perekonomian. Seorang wirausaha memanfaatkan banyak sumber daya untuk kemudian mengembalikan modal dengan jumlah lebih dalam penyediaan barang dan jasa. Intinya, seorang entrepreneur harus punya ide inovatif secara berkesinambungan untuk bertahan di tengah kompetisi. 

Tantangan Dalam Proses Belajar Membuat Lapangan Pekerjaan

Seorang entrepreneur tidak hanya harus punya modal. Mereka harus membuat rencana bisnis yang menjabarkan sumber daya yang diperlukan dalam proses perekrutan dan pembiayaan. Pendanaan modal mungkin sulit didapat oleh pengusaha baru. 

Disinilah tantangan mereka dimana mereka sering memulai dari yang kecil serta menginvestasikan sumber daya mereka sendiri ke dalam proyek. Beberapa wirausahawan memulai proyek sendiri, mengambil rasio risiko-imbalan dengan sedikit bantuan. Sedangkan wirausahawan lain mencari kemitraan, atau memanfaatkan kredit serta sumber daya tambahan.

Pastinya, ada beberapa langkah awal yang harus dilakukan oleh calon pemilik usaha untuk membuat lapangan pekerjaan. Langkah-langkah tersebut adalah: 

  1. Ide Startup
    Membangun bisnis perlu ide menarik karena kompetisi yang sangat tinggi dalam lima tahun terakhir. Bisa jadi, ide ini lahir dari keluhan rekan-rekan yang sudah membangun bisnis. Keluhan mereka dapat menjadi ide cemerlang bagi seorang pengusaha untuk membuat yang tidak ada menjadi ada.
    Salah satu contoh nyata adalah pendiri UBER yaitu Travis Kalanick dan Garrett Camp. Mereka menjadi perintis taksi online setelah mereka kesulitan mencari taksi. Masih banyak kisah-kisah sukses yang berasal dari keputusasaan dari pemilik akan suatu layanan.
    Cari tahu apa yang menjadi keluhan banyak rekan di sekitar. Bahkan hal-hal kecil yang dibutuhkan masyarakat dalam waktu cepat dapat menjadi ide terbaik. Tulis dengan baik dan mematangkan ide dengan melakukan sedikit riset untuk pemecahan masalah.
    Pengembangan ide bisnis lain juga bisa didapat dari kompetitor. Cari perusahaan startup yang sukses dan cari tahu apa yang tidak mereka tawarkan.Kesempatan ini bagus untuk mempercepat proses berpikir dimana calon pengusaha dapat berbagai macam ide. 
  2. Mengidentifikasi Tren
    Identifikasi tren untuk dapat membuktikan ide yang akan berguna di masa mendatang. Dunia akan selalu berubah, dimana publik membutuhkan produk yang berbeda untuk mempermudah hidup mereka. Seperti halnya contoh munculnya Uber, dimana pengguna taksi konvensional tak lagi harus menunggu taksi lewat atau menelepon untuk pemesanan taksi.
    Cari tahu dari berbagai situs seperti Trendhunter dan semacamnya. Nantinya, bakal ada ide-ide menarik yang dapat dikembangkan. Fokuskan pada kategori yang sedang berkembang, menarik dan belum terlalu kompetitif.
    Temukan manfaat dari produk tersebut dan pikirkan bagaimana strategi pengemasan dan pemasaran. Pelajari pula potensi peningkatannya serta cari tahu bagaimana pendapat para pengguna yang sudah lama menggunakan produk tersebut. Apabila ada kekurangan, calon entrepreneur perlu tahu bagaimana cara memperbaikinya.
    Sebisa mungkin, tambahkan fitur baru. Berikan bahan yang berbeda tanpa mengabaikan kualitas. Personalisasikan produk sehingga menjadi kreasi unik yang melambangkan karakteristik pemilik. 
  3. Ciptakan Produk yang Lebih Baik atau Terjangkau dengan Kualitas Cukup
    Memang harga menentukan kualitas. Tetapi saat ini, tidak semua orang berminat mengeluarkan jumlah uang besar untuk produk atau layanan apabila ada penawaran lain dengan kualitas setara. Pengembangan produk atau layanan baru mungkin tidak diperlukan jika ada produk atau layanan dengan perbaikan kualitas dan harga.
    Produk kuliner misalnya. Mungkin bahan baku makanan masih harus mempertahankan kualitas. Namun, pertimbangkan hal lain untuk mengurangi ongkos produksi seperti kemasan atau layanan antar. Buat daftar dari berbagai produk atau layanan laris yang mungkin akan mendapatkan minat lebih dengan adanya pengembangan. 
  4. Jaringan
    Poin ini tentunya sangat penting karena tanpa jaringan tidak ada bisnis yang dapat berjalan dengan baik. Datangi semua forum atau event yang menghadirkan komunitas startup lokal. Berjejaring dengan pengusaha lain tentu sangat bermanfaat untuk menambah ide kreatif.
    Jaringan juga dapat membantu calon pengusaha untuk mendapatkan atau memanfaatkan modal. Mereka yang bermodal kecil bisa menjalin kerjasama seperti bertukar gimmick atau barter produk/jasa. Perbanyak pertemanan terutama dengan sesama entrepreneur muda karena kolaborasi juga dapat mendatangkan keuntungan. 
  5. Rekrutmen
    Poin ini cukup menantang karena pelamar kerja sering berpikir ulang saat harus bekerja di perusahaan yang baru berdiri. Harus diakui bahwa tidak semua karyawan ingin punya keinginan memajukan perusahaan karena mereka berorientasi pada gaji. Dalam kasus ini, pilih individu yang benar-benar punya karakter pekerja keras. Pemilik usaha dapat memaksimalkan sosial media atau sarana meeting online untuk tetap terhubung dengan para karyawan sehingga ongkos transportasi dapat dikurangi. 

Para lulusan jurusan S1 Creativepreneurship BINUS @Bandung telah siap dengan pembekalan sebagai seorang entrepreneur. Bahkan mereka telah membangun bisnis sejak mereka kuliah. BINUS @Bandung menjadi satu-satunya kampus dengan jurusan Creativepreneurship yang telah melahirkan para wirausahawan sukses. 

Bergabunglah dengan para BINUSIAN sukses lainnya di https://binus.ac.id/bandung/informasibinusbdg23/. Jadilah pengusaha yang tidak sekedar mencari keuntungan, tetapi juga belajar membuat lapangan pekerjaan untuk sekitar demi meningkatkan perekonomian bangsa.