Harri Indrayana adalah seorang mantan pengajar mata kuliah Rupa Dasar 3 Dimensi atau Nirmana Trimatra di jurusan Desain Produk ITENAS, Telkom PDC, dan di jurusan Desain Produk Telkom University. Belakangan kesibukan beliau adalah sebagai kontraktor dari Shukufuku Arsitektur dan Interior dan juga sebagai pendiri Matasaiu Olahrupa. Pada kesempatan kali ini beliau diundang oleh Prodi Desain Interior BINUS Bandung dalam rangkaian acara webinar Binus Festival yang diselenggarakan pada tanggal 10 Desember 2021 yang lalu, untuk membagikan ilmunya mengenai bagaimana kita dapat melakukan eksplorasi terhadap material.

Desainer yang Baik

Desainer yang baik adalah desainer yang mampu melahirkan dan mewujudkan gagasan yang baik, berkualitas secara estetik. Selain itu kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh seorang desainer adalah kemampuan utnuk menghasilkan gagasan dengan baik dan memiliki kepekaan estetik. Desainer juga harus dapat mengasah dan melatih kemampuan kreatifitasnya agar semakin peka dalam pendekatan estetika dan juga desain yang dihasilkan      dapat menjadi lebih optimal.

Nirmana Trimatra / Rupa Dasar 3 Dimensi

Nirmana Trimatra atau Rupa Dasar 3 Dimensi merupakan pengetahuan dasar di bidang desain yang berkenaan dengan kreatifitas dan kepekaan estetik khususnya dalam bentuk 3 dimensi, juga merupakan pengetahuan atau pemahaman dasar mengenai prinsip-prinsip pengolahan unsur visual atau unsur rupa secara 3 dimensi.  Tujuan dari pembelajaran Nirmana Trimatra atau Rupa Dasar 3 Dimensi diharapkan dapat memberikan kemampuan yang dibutuhkan siswa jurusan desain dalam menghadapi masalah visualisasi gagasan dalam bentuk 3 dimensi,yang dibutuhkan oleh seorang desainer, yaitu :

  • Kepekaan terhadap kualitas visual dan ungkapannya.
  • Kesadaran terhadap aspek-aspek yang berkenaan dengan perwujudan sebuah karya 3 dimensi.
  • Kreatifitas dalam mengatasi permasalahan visual.

Pengolahan Rupa

Untuk dapat memperdalam kreatifitas dan memperdalam kepekaan terhadap suatu hal penunjang pembuatan sebuah karya, kita sebagai desainer harus dapat mengolah rupa. Pengolahan rupa merupakan pengaturan unsur-unsur baik unsur visual maupun perseptual, melalui proses seleksi dan reduksi (seleksi artinya mengurangi atau membuang dan reduksi memilih) untuk mencapai atau merancang sebuah karya dengan kualitas nilai yang optimal. Dalam arti lain pengolahan rupa adalah membuat sebuah kebaruan terhadap sebuah media dan unsur yang ada. Pengolahan rupa dapat dibentuk dengan pengalaman berkarya, pemenuhan wawasan estetika, dan kemampuan menciptakan sebuah karya dari suatu permasalahan yang ada.Pengolahan rupa yang juga dikenal dengan kualitas visual memiliki dua cabang unsur, yaitu unsur visual dan perseptual.

Design by doing’

Ketika melakukan ekplorasi material atau eksplorasi bentuk, kata kunci yang harus kita ingat adalah ‘kebaruan’. Untuk melengkapi hal tersebut ‘kebaruan’ sering juga disandingkan dengan ‘originalitas’ dan ‘keunikan’. Pendekatan awal yang dilakukan adalah menggali potensi gagasan dengan metoda praktika kerja melalui proses ‘dialog’ (observasi respon) dari perlakuan yang diberikan terhadap obyek/material olahan. Setiap material (bentuk) memiliki karakter dan sifat yang khusus dan memiliki juga respon yang berbeda terhadap perlakuan yang kita berikan (tindakan yang kita lakukan terhadap obyek/material tersebut). Dalam eksplorasi material ini, khususnya pada mata kuliah Nirmana Trimatra atau Rupa Dasar 3 Dimesi atau Sense of Design, keputusan yang dilakukan dalam menentukan sebuah obyek olahan dan cara menampilkannya menjadi tanggung jawab penuh mentor pembimbing, berdasarkan pertimbangan bahwa siswa belum memiliki wawasan yang cukup. Perlu disepakati bersama bahwa bentuk atau hasil olahan yang dihasilkan haruslah memiliki sesuatu nilai kebaruan dan atau tidak bersifat sesuatu yang sekedar ‘menghias’. Kesimpulan hasil adalah sebuah akibat, pada akhirnya hasil karya dari eksplorasi obyek/material ini bukan masalah ‘kemampuan’ tapi ini adalah masalah ‘kemauan’(Harri Indrayana,2021).   -Dini Cinda Kirana-