Oleh : Aris Darisman

Saat ini kita sedang memasuki era yang dikenal sebagai era revolusi industry 4.0. Tentunya kita sudah sangat akrab dengan idiom ini, dimana terjadinya kolaborasi antara teknologi siber dengan teknologi otomatisasi. Dengan adanya revolusi ini sendiri membawa banyaknya perubahan di berbagai sektor. Dalam Revolusi Industri 4.0, setidaknya ada lima teknologi yang menjadi pilar utama dalam mengembangkan sebuah industri siap digital, yaitu: Internet of Things, Big Data, Artificial Intelligence, Cloud Computing dan Additive Manufacturing.

Tentu saja revolusi industry 4.0 terakit cukup erat dengan teknologi digital, di bawah ini adalah ciri-ciri atau karakteristik dari Era Digital dan Revolusi industry 4.0

Digital Era

Revolusi Industri 4.0

Adanya pergeseran di abad 21 dari Revolusi Industri ke arah perekjonomian baru yang didominasi oleh teknologi informasi Muncul pada bad ke 21
Sebuah Periode dimana teknologi digital memegang peranan yang sangat menonjol Adanya desentralisasi, yaitu Perpindahan ke perangkat lunak bersumber terbuka, sehingga memungkinkan lebih banyak orang mengakses informasi yang kemudian mendorong lahirnya inovasi
Sebuah era dimana internet dan teknologi digital sangat berpengaruh Menyebabkan perubahan di berbagai sektor. Jika pada awalnya membutuhkan banyak tenaga kerja, kini dapat digantikan dengan penggunaan mesin teknologi.
Munculnya teknologi cloud computing, internet of things, mobile devices and virtual reality Informasi semakin mudah diakses melalui smartphone atau teknologi lainnya. Selain itu, orang juga merasa lebih mudah untuk berkomunikasi.

Berbagai fasilitas kemudahan informasi dapat kita akses, terutama platform media sosial. Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa telah menjadi sebuah kebiasaan baru dalam keseharian kita, bahkan bagi sebagian besar dari kita mengakses media sosial ini menjadi layaknya ritual yang kerap dilakukan menjelang tidur sampai pada saat dimana kita baru saja terbangundari tidur, yang kita lakukan adalah memerikasa apa yang sedang terjadi di luar sana melalui berbagai platform media sosial.

Image Logo media social
Image Logo media social

Kita sudah sangat akrab dengan berbagai logo media social di atas, bahkan kemungkianan besar kemsemuanya telah terinstal di perangkat handphone kita.

Pada tahun 2019, seluruh dunia secara hamper bersamaan mengalami sebuah musibah yang luar biasa, yaitu merebaknya virus COVID-19, hal ini dimasukkan dalam kategori pandemic karena penyebarannya yang sangat luas bahkan hamper di seluruh dunia, tidak terkecuali Indonesia.

Pandemi COVID-19 ini secara tidak disadari ternyata berhasil mengubah kebiasaan manusia, khususnya dalam aktifitas menggunakan perangkat digital dan kegiatan yang bersifat daring. Seperti yang ditampilkan pada infografis di bawah ini :

Peningkatan Aktivitas Online dan Digital
Peningkatan Aktivitas Online dan Digital

Pandemi COVID-19 juga berpengaruh pada perubahan yang signifikan dalam kebiasaan mengakses media, seperti pada Seperti yang ditampilkan pada infografis di bawah ini :

Infografis perubahan yang signifikan dalam kebiasaan mengakses media
Infografis perubahan yang signifikan dalam kebiasaan mengakses media

Paparan di atas adalah sebagai pengantar yang berusaha menjelaskan tentang berbagai fenomena yang terjadi yang kemudian kan berpengaruh pada strategi periklanan (advertising) di era yang sudah sarat dengan teknologi digital.

Sebelum kita masuk lebih jauh, akan dipaparkan secara singkat tentang apa itu advertising dan advertisement, walaupin jika secara bahasa keduany memiliki arti yang sama, yaitu IKLAN, namun dari segi maknanya ada perbedaan :

Advertising Advertisement
Sarana komunikasi dengan pengguna produk atau layanan Pesan yang dibuat oleh mereka yang mengirimkannya dan dimaksudkan untuk menginformasikan atau mempengaruhi orang yang menerimanya

Dari kedua makna dia ats dapat disimpulkan bahwa keduanya selalu hadir, meskipun orang mungkin tidak menyadarinya. Di dunia sekarang ini, periklanan menggunakan setiap media yang memungkinkan untuk menyampaikan pesannya. Ini dilakukan melalui televisi, cetak (koran, majalah, jurnal dll), radio, pers, internet, penjualan langsung, penimbunan, surat, kontes, sponsor, poster, pakaian, acara, warna, suara, visual dan bahkan orang (endorsement) .

Ketika kita beriklan, artinya kita sedang melakukan penyampaian pesan tentang paroduk ataupun jasa yang kita tawarkan bagi audeins/calon pembeli. Dapat dikatakan ini adalah sekumpulan orang yang diasumsikan akan tertarik pada produk atau jasa anda secara spesifik.

Namun sekarang, semakin bertarget kampanye iklan Anda, semakin banyak kesuksesan yang akan Anda lihat dan tentunya dengan biaya lebih rendah. Banyak bentuk tardisional dari sttrategi beriklan masuk dalam kategori shotgun approach. Yaitu berusaha untuk menembak semua orang dengan target yang sifatnya menyebar.  Berbagai strategi komunikasi dalam beriklan yang masih menggunakan metode yang dapat dikatkan tradisional diantaranya : Billboard, Televisi, Radio, Majalah. Media-media ini membutuhkan banyak biaya untuk berusaha mencapai semua orang. Tentu saja tidak dapat dikatakan bahwa metode pendekatn tradisional ini tidak berhasil. Metode ini berhasil, namun : 1.      Tidak terlalu efisien, karena banyak orang yang melihat iklan Anda kemungkinan belum tentu akan tertarik dengan apa yang Anda tawarkan2.      Membutuhkan biaya yang sangat besar. Dengan maraknya dan masifnya pengguna media sosial, saat ini para pengusaha sudah mulai mengubah metode dan pendekatan komunikasinya dengan “sniper approach”. Layaknya seorang penembak jitu yaitu mencoba untuk hanya menjangkau orang-orang yang tertarik dengan produk atau layanan Anda.

Ilustrasi Perbandingan Antara Metode Pendekatan Shotgun Approach dan Sniper Approach.
Ilustrasi Perbandingan Antara Metode Pendekatan Shotgun Approach dan Sniper Approach.
Perubahan Perilaku Konsumen Pada Era Digital
Perubahan Perilaku Konsumen Pada Era Digital

Sebagai penutup dapat ditarik kesimpulan bahwa para pengusaha mulai meninggalkan metode “Shotgun Approach”. Metode kampanye melalui billboard, televisi dan radio masuk dalam kategori pendekatan ini, yang tentu saja membutuhkan banyak biaya.  Para pengusaha sekarang mualai beralih pada metode pendekatan “Sniper Approach” , dikarenakan selain tidak membutuhkan baiaya yang sangat besar juga lebih tepat sasaran.

Bandung, 29 November 2022