Resistor yang beredar secara luas di Masyarakat memiliki berbagai macam jenis. Salah satu cara yang biasa dilakukan adalah dengan melihat jumlah warna dan warna dari garis resistor tersebut. Warna resistor ini juga ditentukan oleh EIA (Electronic Industries Alliance) dan Organisasi RMA (Radio Manufacturers Association) dari Amerika dan Eropa. Warna dari Resistor ada yang memiliki 3 gelang, 4 gelang sampai 6 gelang yang memiliki batasan yang berbeda-beda.  Warna Resistor ini menggunakan Untuk mengetahui nilai resistor terdapat 2 cara yang dapat dilakukan:

  1. Berdasarkan kode warnaContoh :

 

 

 

–     Gelang ke-1 : coklat

–     Gelang ke-2 : coklat

–     Gelang ke-3 : merah

–     Gelang ke-4 : perak

Jawab:

Masukkan angka langsung dari kode warna Gelang ke-1 (pertama) Masukkan angka langsung dari kode warna Gelang ke-2

Masukkan Jumlah nol dari kode warna Gelang ke-3 atau pangkatkan angka tersebut dengan 10 (10n)

Masukkan angka langsung dari kode warna Gelang ke-4 sebagai toleransi dari nilai resistor tersebut

Gelang ke-1 : Coklat = 1

Gelang ke-2 : Coklat = 1

Gelang ke-3 : Merah = 2 nol dibelakang gelang ke-2/kalikan 102

Gelang ke-4 : Perak = toleransi 10%

 

Maka nilai resistor tersebut adalah: 1100 Ohm (Ω) dengan toleransi 10%

  1. Berdasarkan kode angka

Contoh:

 

Diketahui:

Tertulis pada badan chip angka 473

 

 

 

 

 

 

 

Jawab:

Masukkan angka ke-1 langsung = 4

Masukkan angka ke-2 langsung = 7

Masukkan Jumlah nol dari angka ke 3/kalikan dengan 10³

Maka nilai resistor tersebut adalah: 47.000 Ohm (Ω)

Resistance penting untuk mempelajari rangkaian listrik karena setiap rangkaian listrik harus memiliki indikator yang berguna untuk mengukur seberapa mudah arus tersebut akan mengalir dalam rangkaian dengan menggunakan Ohm (Ω) sebagai unit pengukur dan juga untuk memastikan bahwa arus listrik yang mengalir pada rangkaian tersebut akan mengalir di tingkat yang sesuai pada sirkuit yang digunakan. Resistance bisa ada pada rangkaian dengan adanya resistor sebagai penghambat atau pemberi resistance pada rangkaian listrik. Semakin besar hambatan atau resistance yang ada pada suatu rangkaian listrik, maka akan semakin sulit juga bagi arus listrik untuk mengalir pada rangkaian tersebut atau semakin kecil juga arus yang mengalir. Begitu juga sebaliknya, semakin kecil hambatan yang ada pada suatu rangkaian listrik, maka akan semakin mudah juga bagi arus listrik untuk mengalir atau semakin besar arus listrik yang mengalir pada suatu rangkaian listrik. Resistor sebagai alat yang memberikan hambatan pada suatu rangkaian listrik ada tiga jenis:

A. Resistor tetap

Resistor tetap adalah jenis resistor yang bernilai tetap dan hanya dapat dapat ditandai dengan angka atau warna. Contohnya: resistor film karbon dan resistor film logam dimana keduanya menggabungkan lapisan karbon atau logam dan memiliki nilai hambatan yang selalu tetap.

B. Resistor variabel

Resistor variabel adalah jenis resistor yang memiliki nilai hambatan yang dapat diubah-ubah sesuai keinginan. Resistor variabel juga terbagi lagi kedalam 3 jenis yaitu: potensiometer, rheostat, dan trimpot.

 

C. Resistor thermal (Thermistor)

Resistor thermal adalah jenis resistor yang nilainya dipengaruhi oleh suhu/temperatur. Resistor thermal terbagi menjadi 2 jenis: Thermistor NTC (Negative Temperature Coefficient) dan Thermistor PTC (Positive Temperature Coefficient).

D. Light Dependent Resistor (LDR)

LDR adalah jenis resistor yang nilainya dipengaruhi oleh intensitas cahaya yang diterima.

 

Salah satu contoh penerapannya adalah CPU pada PC atau Komputer. Karena tegangan yang dihasilkan oleh CPU saat re-booting sangat besar sehingga perlu dipasangi resistor untuk memperkecil aliran tersebut. karena jika tidak ada transistor, kemungkinan besar PC tersebut bisa meledak dikarenakan arus listriknya tidak terkendali.

Contoh kedua adalah menghidupkan LED, jika kita menghubungkan LED secara langsung dengan power supply maka LED akan rusak karena nilai arus yang terlalu besar. Untuk mengurangi arus pada LED maka digunakan lah resistor sebagai penahan Arus, sehingga LED bisa menyala tapi tidak merusak LED-nya karena kelebihan Arus.

Ada juga rangkaian power yang menggunakan semacam Resistor kawat untuk menyerap panas yang tinggi. Jenis yang masih dipakai sampai sekarang adalah jenis resistor dengan lilitan kawat yang dililitkan pada bahan keramik, kemudian dilapisi dengan bahan semen.

Contoh ketiga ada pada mobil dimana saat kendaraan melalui jalan yang gelap atau kurang bercahaya, lampu akan menyala otomatis. Tak hanya itu, resistor juga berperan dalam mengatur suhu AC mobil, sehingga dapat menyesuaikan secara otomatis, sesuai dengan suhu disekitar kendaraan dan lain sebagainya.

Contoh terakhir adalah tegangan yang mengalir pada lampu dimana tegangan sendiri mempengaruhi besarnya daya yang dihasilkan oleh suatu aliran listrik . Apabila tegangan yang diberikan lebih kecil daripada tegangan maksimal nya, tentu lampu akan menyala dengan redup karena daya yang dihasilkan tentu akan lebih kecil dari daya yang seharusnya. Begitupun sebaliknya, apabila suatu arus listrik tidak diberi hambatan, maka tegangan yang melalui lampu tersebut akan melebihi kapasitas yang diperlukan sehingga lampu tersebut dapat pecah. Oleh karena itu, dalam sebuah rangkaian listrik diperlukan resistor/hambatan agar rangkaian tersebut dapat berjalan dengan baik.

Sumber :

https://www.teknikelektro.com/2020/07/resistansi-adalah.html https://teknikelektronika.com/pengertian-resistor-jenis-jenis-resistor/ https://teknikelektronika.com/cara-menghitung-nilai-resistor/ https://www.kelistrikanku.com/2016/02/nilai-Resistor.html https://mikroavr.com/fungsi-resistor-dan-contoh-rangkaiannya/

http://manuta-21.blogspot.com/2016/03/macam-macam-resistor-dan-penggunaannya.html https://kumparan.com/info-otomotif/fungsi-resistor-tetap-dan-ciri-cirinya-1wAAD0IaF3E/2

https://www.anakteknik.co.id/khomariaa/articles/bagaimana-cara-membaca-kode-warna-resistor-beserta-tabel