Andriano Simarmata, M.Ds

 

Workspace merupakan ruang binaan yang disetting secara khusus untuk mendukung manusia dalam melakukan aktivitas bekerja. Layaknya area belajar untuk anak dalam mengerjakan tugas-tugasnya, diera saat ini orang tua  yang sebelumnya dominan bekerja dikantor juga memiliki kebutuhan woskspace di rumah tinggal dan workspace tersebut menjadi pertimbangan disetiap keluarga untuk dimiliki agar mendukung aktivitas bekerja di rumah. Pertimbangan ini dipicu juga agar dalam melakukan aktifitas bekerja dapat fokus serta tanpa adanya hal yang menggagu konsentasi.

Bila pada rumah memiliki ruang kosong dan ada keinginan khusus untuk dijadikan sebagai workspace, maka pilihlah ruang yang memiliki utilitas akses bukaan jendela dan ventilasi langsung ke luar ruang. Dalam perencanaan workspace juga perlu mempertimbangkan aspek fisik dan nonfisik yang dapat mempengaruhi performa kerja. Aspek fisik diantaranya fasilitas seperti furnitur kursi dan meja khusus untuk bekerja, rak buku, rak penyimpanan sebagai fasilitas pendukung lainnya. Sebaiknya menghindari penggunaan furnitur meja makan dan kursi makan karena furnitur tersebut didesain untuk aktivitas yang berbeda dan memiliki dimensi dan faktor ergonomis yang berbeda pula.

Apsek nonfisik yang perlu dipertimbangkan adalah keseluruhan ruang interior, seperti harmonisasi material dan warna yang digunakan dalam area workspace untuk memberikan nuansa ruang yang nyaman dan personal, utilitas bukaan dapat digunakan sebagai akses view luar yang memberi kesegaran secara psikologis ketika sedang penat karena harus menatap layar monitor dengan durasi waktu yang lama dan lainnya.

 

Sumber Gambar  : Freepik, 2021

 

Bukaan jendela dan ventilasi dapat digunakan sebagai sumber pencahyaan alami dan sumber penghawaan udara. Pengkondisian pergantian udara lama dengan udara yang baru terkadang menjadi hal yang perlu dipertimbangkan karena sering daibaikan. Kebanyakan rumah tinggal yang berada dalam kawasan urban dan padat penduduk, cenderung  memiliki tipologi arsitektur yang tertutup mengakibatkan cahaya dan sirkulasi udara alami yang sangat minim, sehingga bila memiliki workspace yang tertutup solusi penghawaan dengan menggunakan AC menjadi solusi yang lumrah dilakukan.

Penting untuk dietahui bahwa penggunaan pengawaan buatan banyak berdampak pada berbagai hal, khususnya dari aspek pertimbangan ekonomi, dimana udara segar dapat dimiliki secara gratis namun harus digantikan dengan penggunaan AC. Terkadang penggunaan AC menjadi beban karena mengkonsumsi energi listrik yang banyak dan berdampak pada pemborosan pengeluaran, selain itu kontribusi penggunaan AC berperan besar dalam kerusakan dan ketidakseimbangan lingkungan.

Sumber Gambar  : Panduan Bangunan Gedung Hijau Jakarta, 2021

 

Pengkondisian penghawaan pada workspace bertujuan untuk mengkondisikan suplay udara ruang tetap segar dan baru. Apabila  workspace tertutup tanpa ada ventilasi atau bukaan penghawaan dapat memiliki akumulai gas karbon dioksida (CO2) dan karbon monoksida (CO) serta kandungan gas lainnya yang merugikan kesehatan manusia. Bila penghawaan buruk dan suplay kadar oksien yang mengalir ke otak rendah, maka dapat memicu kelelahan dan rasa kantuk. Apabila  suplay gas CO dari emisi elekronik  juga terhirup makan dapat berdampak fatal bagi keselamatan dan hal ini sangat berbahaya.Sistem pengkondisian udara secara alami didalam ruang sangat penting dan harus dipertimbangkan. Meskipun berada dalam iklim tropis yang memiliki penghawaan yang berbeda-beda disetiap daerah, kenyamanan thermal / suhu udara adalah 25oC dan 54% sampai 66% kelembaban relative. Dan tentu saja setiap manusia di tiap daerah memiliki tingkat toleransi suhu yang berbeda dan orang memiliki rasa kenyamanan terhadap udara alami berbeda pula, sehingga penghawaan udara alami merupakan hal yang sepatutnya diusahakan kehadirannya.

Dalam beberapa penelitian yang berkatian dengan pemanfaatan kualitas udara dengan ventilasi dan sirkulasi udara yang baik pada area workspace dikatakan bahwa penghawaan yang baik dapat meningkatkan produktivitas manusia bekerja dalam hal konsentrasi mengetik dengan tambahan proof reading, serta berpikir kreatif. Hal tersebut sangat diperlukan ketika aktivitas work from home mengiginkan hasil pekerjaan yang berkualitas.

Dari informasi diatas tersebut harus disadari bahwa pengkondisian dan penghawaan udara alami di dalam workspace harus terus mengalir sepanjang waktu, selain menghilangkan emisi gas CO, CO2, sirkulasi penghawaan juga mambantu pergantian kelembaban, panas, serta partikel-partikel bakteri yang ada diudara. Untuk mengoptimalkan hal tersebut dibutuhkan sirkulasi udara dengan ventilasi silang. Ventilasi silang pada dua sisi ruang dapat mempermudah pergantian udara sehingga udara yang dihirup selalu segar dan baru. Berdasarkan standar, luas bukaan yang direkomendasikan untuk ventilasi pada ruang adalah 10% dari luas lantai.

Bila Anda dalam perencanaan pembuattan area  workspace untuk mendukung aktivitas work from home, ada beberapa hal yang dapat dilakukan diantaranya adalah :

  1. Mempertimbangkan jumlah pengguna dan dimensi ruang

Mengacu pada pedoman teknis rumah sederhana sehat yang ditetapkan oleh pemerintah, satu orang pengguna didalam ruang membutuhkan udara bersih ± 9 m3/orang. Volume dari kebutuhan udara bersih berkaitan dengan besaran ruang yang akan digunakan oleh pengguna.

 

  1. Mengoptimalkan ventilasi silang

Kebutuhan pergantian udara ± 0,8 m3/menit/orang dan volume udara masuk sama dengan udara keluar. Sehingga dapat dipastikan bahwa penghawaan udara harus selalu baru dan segar. Sistem sirkulasi dari ventilasi harus dioptimalkan agar pergerakan udara pada ruang dapat berganti secara berimbang.

 

  1. Memilih furniture khusus untuk bekerja

Furnitur yang digunakan untuk workspace Anda harus dipilih furniture khusus untuk bekerja, karena desain dan faktor ergonomi dari furnitur tersebut tidak akan mencederai Anda Ketika harus berlama-lama duduk dikursi dengan meja yang pas dan nyaman, sehingga tidak aka ada lagi keluhan nyeri tulang punggung karena ergonomi kursi atau meja yang Anda pakai.

 

  1. Menempatkan meja kerja dekat dengan jendala/bukaan ruang dan tidak membelakanginya.
    Selain untuk mendapatkan semilir udara segar secara langsung, Kedekatan meja kerja dengan jendela mambantu pencahayaan alami untuk menerangi bidang meja kerja serta memberikan distraksi yang menyegarkan dari visual pepohonan di lingkungan luar ketika penat dalam menatap layar dengan durasi yang lama.

 

 

  1. Menambahkan vegetasi didalam ruang

Kegiatan bekerja yang memerlukan tingkat fokus yang tinggi terkadang dapat meningkatkan metabolisme biologis tubuh yang berdampak pada peningaktan denyut jantung, ritme meningkatkan ritme pernafasan, dan mengakibatkan penat serta kelelahan psikologis. Unsur vegetasi kehijauan dari tanaman di dalam ruang dapat menenangkan ketegangan dan meneduhkan suasana bekerja apalagi tanaman yang dipajang adalah tanaman yang kita sukai. Selain itu tanaman juga dapat membantu suplai oksigen pada ruang, meskipun jumlahnya tidak berdampak banyak.

 

Banyak faktor lain yang tentunya dapat meningkatkan produktivitas kerja pada area workspace yang ingin diciptakan di dalam rumah, namun selau pastikan kualitas udara dan perencanaan system penghawaan didalamnya menghadirkan udara baru dan segar agar aktivitas work from home Anda dapat lebih menyenangkan, Terimakasih.

 

Pustaka :

  • Dinas Penataan Kota Pemerintah Provinsi Dki Jakarta : Panduan Pengguna Bangunan Gedung Hijau Jakarta “Sistem Pengkondisian Udara & Ventilasi”.
  • Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Nomor 1077/Menkes/Per/V/2011 : Pedoman Penyehatan Udara Dalam Ruang Rumah Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa Menteri Kesehatan Republik Indonesia.
  • Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah Nomor:403/KPTS/M/2002 : Pedoman Teknis Pembangunan Rumah Sederhana Sehat (RsSEHAT).