Sekarang ini banyak sekali bermunculan pelaku usaha yang mengatasnamakan usaha yang mereka lakukan adalah sociopreneur. Pada dasarnya, sociopreneur ini juga menjalankan usaha, sama seperti usaha yang lain namun berbeda dalam hal tujuan utama dari usaha yang dijalankan. Pada umumnya, suatu usaha yang didirikan memiliki tujuan utama adalah mencari keuntungan, sedangkan pada sociopreneur, tujuan utamanya adalah mensejahterakan para pihak yang memiliki kepentingan pada perusahaan atau biasa disebut stakeholders. Mereka akan saling bersinergi dalam menjalankan usahanya sehingga para pihak yang berkepentingan tersebut akan merasakan manfaat dan keuntungan dengan melakukan sinergi tersebut.

Agar dapat lebih mempermudah pemahaman terkait perbedaan antara sociopreneur dan juga bentuk usaha pada umumnya, dapat dilihat pada gambar berikut:

Meskipun terlihat konsep bisnis ini adalah ideal, dimana saling menguntungkan para pihak, namun konsep usaha ini juga memiliki tantangan tersendiri karena seperti yang kita ketahui bahwa ketika kita menjalankan usaha, maka penting untuk terus dapat mempertahankan cashflow perusahaan agar tetap sehat dan juga berkelanjutan. Berikut ini adalah beberapa tantangan untuk menjalankan usaha dengan konsep sociopreneur ini (Diah Ajeng et al, 2018):

  1. Akses pasar, mayoritas para pelaku sociopreneur mengalami hambatan dalam membuka akses pasar, hal ini terjadi karena produk yang dibuat rata-rata belum dikenal luas oleh masyarakat sekitar tempat usaha tersebut berada.
  2. Mindset masyarakat yang masih memandang bahwa menjalankan konsep usaha sociopreneur sama dengan usaha yang berorientasi sosial secara penuh.
  3. Terbatasnya sumberdaya juga merupakan tantangan tersendiri, tidak hanya dalam hal permodalan namun juga kendala dalam mendapatkan sumberdaya manusia yang kompeten dan memiliki skill yang baik.
  4. Keterbatasan sumberdaya produksi juga menjadi tantangan tersendiri dalam menjakankan konsep usaha ini, karena beberapa usaha memiliki kesulitan dalam meningkatkan skala usahanya dan ada pula yang mengalami hambatan dalam hal pasokan bahan baku.