Kita ketahui sekarang, seluruh aspek kehidupan mulai dari kesehatan, sosial, ekonomi, politik semuanya terkena dampak dari covid-19 ini. Dimulai dari kesehatan dimana sampai sekarang 986.000 jiwa meninggal dunia dan 32,4 juta orang diseluruh dunia terpapar covid-19. Sosial, cara orang berkomunikasi, cara orang rapat dll itu sudah berbeda, kita menjadi sulit untuk ketemu orang banyak. Ekonomi, banyak orang terkena PHK, munculnya Work From Home, beberapa pelabuhan & bandara yang ditutup sementara, hal-hal inilah yang membuat ekonomi international maupun lokal menjadi terganggu. Politik, munculnya kebijakan dan peraturan baru contoh munculnya protokol kesehatan yang ditetapkan oleh pemerintah.

Pada sektor ekonomi, perdagangan international juga sangat terkena dampaknya. Awal covid ini muncul sekitar bulan Januari, Febuari, pengusaha kain di Indonesia menjerit, hal ini dikarenakan impor kain dari China diberhentikan sehingga perusahaan kain di Indonesia tidak dapat berproduksi, tidak dapat menjual produknya, namun gaji karyawan, sewa lahan dll harus tetap dibayar. Menurut data BPS angka ekspor nonmigas Indonesia mengalami penurunan sebesar 9,15% dan angka impor nonmigas pun turun sebesar 3,14% dibandingkan dengan tahun lalu. Impor bawang putih pun menurun hanya sebesar 23.000 ton, dimana tahun lalu sebesar 583.000 ton. Biaya logistik/pengantaran pun menjadi meningkat dikarenakan setiap barang yang dikirim harus mengikuti protokol kesehatan. Hal-hal diatas merupakan dampak negatif dari covid-19 ini.

Tentunya, masih ada dampak positif dari covid-19 ini. Dari segi ekspor produk makanan olahan (makanan kaleng, kornet, mie instan, susu, keju, softdrink dll) ini mengalami kenaikan sebesar 7,9% dibandingkan tahun lalu, mengingat adanya kebijakan lockdown diberbagai negara termasuk Indonesia sehingga orang-orang lebih membutuhkan produk seperti ini. Selain itu, ekspor kelapa sawit, dimana kelapa sawit adalah penyumbang ekspor terbesar untuk Indonesia (hampir 70% hasil produksi kelapa sawit di ekspor) mulai meningkat, hal ini dikarenakan negara tujuannya adalah China, AS, India, Pakistan dan daerah Eropa sudah mulai membaik. Mulai dari semester I atau kuartal I saja kelapa sawit menyumbang $10,6 milliar, ini merupakan angka yang cukup besar untuk kegiatan ekspor. Di bulan Juni 2020 ekspor kelapa sawit meningkat sebear 13,5% dibandingkan dengan bulan Mei 2020. Contoh lain adalah ekspor furniture dari Indonesia ke Amerika itu meningkat sebesar 51,3%, hal ini juga dikarenakan lockdown di negara Amerika yang membuat orang diam di rumah, kemudian mulai memperhatikan kondisi barang-barang dirumah dan mereka mulai bebenah agar dimasa lockdown ini mereka menjadi nyaman di rumah saja.

Melihat adanya dampak positif dan negatif yang disebabkan oleh Covid-19 ini membuat kita sebagai entrepreneur harus terus berusaha, berpikir secara kreatif , berpikir bahwa adanya Covid-19 ini dijadikan peluang bukan masalah, berpikir bahwa masih adanya bisnis-bisnis yang dapat dijadikan peluang di era covid-19. Semangat dan Terus Berkarya.

Referensi :

https://www.beritasatu.com/feri-awan-hidayat/ekonomi/644937/ekspor-produk-makanan-olahan-meningkat-di-tengah-pandemi

https://berkas.dpr.go.id/puslit/files/info_singkat/Info%20Singkat-XII-4-II-P3DI-Februari-2020-219.pdf

https://mediaindonesia.com/read/detail/340709-semester-i-2020-ekspor-sawit-membaik