ARIFPERMANA RATUM

William Visser (2006) dalam (Oxman, 2017) telah mendefinisikan Design Thinking  sebagai suatu proses strategi kreatif yang digunakan oleh desainer dalam proses mendesain. Sebelumnya, definisi Design Thinking dikemukakan sebagai suatu “proses eksplorasi dan strategi mendesain” dalam berbagai wilayah desain, dan sudah diakui sebagai cabang keilmuan desain baru (Dorst, 2015).

Akan tetapi, Tim Brown memiliki pemahaman yang lain mengenai design thinking. Berfikir seperti desainer dapat merubah penekatan suatu organisasi atau perusahaan dalam mengembangkan produk, jasa, proses dan strategi yang mereka pakai. Pendekatan ini yang yang disebut oleh IDEO sebagai Design Thinking, mengumpulkan apa yang diinginkan dari sudut pandang manusia yang memungkinkan untuk dipenuhi secara teknologi dan ekonomi. Terdapat beberapa tahapan dari Design Thinking seperti yang dikemukakan oleh (Brown, 2008):

a. Inspirasi (Inspiration)

Merupakan suatu kondisi (permasalahan, peluang, atau keduanya) yang akan memotivasi pencarian solusi.

b. Ide (Ideas)

Suatu proses untuk menghasilkan, mengembangkan dan menguji ide yang akan menghasilkan solusi.

c. Penerapan (Implementation)

Proses memetakan jalan menuju pasar (atau user) dan juga menerapkan visi yang sudah ditentukan.

Gambar 1 Siklus design thinking oleh Tim Brown, 2008

Tim Brown juga menyebutkan bahwa seseorang yang dapat berfikir desain (Design Thinker’s) memiliki beberapa karakter tersendiri, diantaranya adalah:

a. Empati

Seseorang yang berfikir desain dapat membayangkan dunia dari berbagai sudut pandang – perspektif kolega, klien, pengguna akhir, dan pelanggan (saat ini dan prospektif). Dengan mengambil pendekatan “people first“, pemikir desain dapat membayangkan solusi yang secara inheren diinginkan dan memenuhi kebutuhan eksplisit atau laten. Pemikir desain hebat mengamati dunia dalam detail kecil. Mereka memperhatikan hal-hal yang tidak dimiliki orang lain dan menggunakan wawasan mereka untuk menginspirasi inovasi.

b. Pemikiran Integratif

Mereka tidak hanya mengandalkan proses analitis (yang menghasilkan salah satu atau pilihan) tetapi juga menunjukkan kemampuan untuk melihat semua aspek yang menonjol – dan terkadang bertentangan – dari masalah yang membingungkan dan menciptakan solusi baru yang melampaui dan secara dramatis meningkatkan alternatif yang ada.

c. Optimisme

Mereka beranggapan bahwa betapapun menantang kendala dari suatu masalah, setidaknya satu solusi potensial lebih baik daripada alternatif yang ada.

d. Eksperimentalisme

Inovasi signifikan tidak datang dari perubahan tambahan. Pemikir desain mengajukan pertanyaan dan mengeksplorasi kendala dengan cara kreatif yang bergerak ke arah yang sepenuhnya baru.

e. Kolaborasi

Meningkatnya kompleksitas produk, layanan, dan pengalaman telah menggantikan mitos jenius kreatif yang sendirian dengan realitas kolaborator antardisiplin yang antusias. Pemikir desain terbaik tidak hanya bekerja berdampingan dengan disiplin ilmu lain; banyak dari mereka memiliki pengalaman yang signifikan dalam lebih dari satu. IDEO mempekerjakan orang-orang yang merupakan insinyur dan pemasar, antropolog dan perancang industri, arsitek, dan psikolog.