Definisi Retail :

Definisi toko menurut Kamus Bahasa Indonesia adalah kedai atau toko di tempat permanen untuk menjual barang.

Toko adalah tempat di mana barang dijual secara eceran, di mana terjadi transaksi antara penjual dan pembeli. Toko biasanya permanen dan menjual barang atau komoditas dan barang yang mendukung komoditas utama ini (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1994).

Saat ini semua hal di dunia bergeser ke era digital, tak terkecuali dalam bidang retail. Semakin banyak transaksi online yang terjadi, sehingga retail yang bersifat offline semakin penting menjaga kualitas agar tetap eksis. Hal ini memacu perlunya desain toko retail yang semakin baik. Beberapa langkah dan tips dapat menjadi pertimbangan untuk meningkatkan kualitas perancangan sebuah fasilitas retail.

1. Skema warna BOLD.

Skema warna yang bisa dipilih beragam.  Mulai dari pemilihan corak yang berani, pemblokiran warna juga banyak dipilih untuk menghasilkan efek eye-catching, untuk zona tertentu serta mendorong perilaku pelanggan tertentu. Shade warna ini banyak digunakan untuk pengalaman retail yang berorientasi target market berpangsa anak muda . Skema warna monokromatik, dimana beberapa shade dari sebuah hue warna digunakan juga cukup popular. Shade warna monokromatis banyak digunakan pada ruang yang ingin menampilkan suasana luxury/ mewah.

2. Retail yang eksperiental/ memberikan pengalaman

Ketika internet terus memikat pembeli, maka toko yang bersifat fisik seperti toko dan restoran, maka retail diharapkan menjadi lebih dari sekedar tempat untuk membeli barang, melainkan menjadi sebuah tempat mendapatkan pengalaman lebih dari sekedar brand/ merk. Teknologi akan memegang peranan yang semakin banyak untuk membantu pengalaman ritel, tetapi ruan dalam yang dapat menyediakan fungsi yang tak terduga juga dibutuhkan, seperti lingkungan atau suasana museum yang memberikan atmosfer dan estetika daripada sekedar daya beli.

Baca Juga: Variable Font: Sebuah Terobosan Terbaru Dalam Bidang Type Design

3. Penggunaan material kayu

Kayu sepertinya tak akan lekang dimakan jaman, akan tetap menjadi pilihan yang banyak peminatnya. Nuansa kayu dapat memberikan rasa relaksasi dan nuansa alam yang sempurna, untuk produk-produk yang mendorong pelanggan mereka berlama-lama dalam toko. Kayu juga dapat menjadi pilihan structural maupun finishing pada berbagai elemen interior seperti lantai, dinding dan langit-langit.

4. Home away from home

Intinya retail menyediakan layanan yang menyenangkan,  ramah dan menyambut seperti layaknya sebuah rumah yang jauh dari rumah.  Tetapi hal ini terkait tidak hanya di dalam aspek ruang dalam saja. Misalnya adanya ruang terbuka/ open place spaces, atau adanya area untuk bersantai serta untuk melihat dan dilihat orang/ pelanggan lain.

5. Old meets new

Pengalaman unik yang telah menjadi pusat sebuah nilai produk (brand values) untuk pelanggannya, khussunya milenial dan generasi Z, kemampuan untuk membuat ruang retail terasa unik menjadi sangat penting. Ini adalah tantangan yang dapat diselesaikan dengan berbagai cara, salah satunya adalah dengan memperbaiki bangunan tua dengan sesuatu yang baru, pendekatan modern untuk menghasilkan lingkungan yang berbeda dan unik terhadap konteksnya.

Disadur ulang dari artikel : https://designbuild.nridigital.com/design_build_review_oct18/key_trends_for_retail_design_in_2019

 

Salah satu metoda untuk mendukung poin terakhir ini adalah Adaptive Reuse, atau penggunaan kembali yang bersifat adaptif dari sebuah bangunan yang sudah berumur lama untuk digunakan sebuah fungsi baru, yang pada umumnya adalah retail. Penggunaan kembali adaptif mengacu pada proses penggunaan kembali bangunan yang sudah ada untuk tujuan lain selain dari yang awalnya dibangun atau dirancang untuk itu. Ia juga dikenal sebagai daur ulang dan konversi.