INGRID SABATINI PRIADI BUNTOJO

2201777290 – LE02

(https://www.brandwatch.com/blog/react-plastic-data/)

Akhir-akhir ini kampanye mengurangi penggunaan plastik sedang menjadi tren global dimana masyrakat dunia mulai memiliki kesadaran lingkungan akan bahayanya plastik bagi bumi ini.

Pada grafik diatas, perbincangan mengenai limbah plastik pada platform twitter mengalami peningkatan yang signifikan, menembus hampir 300.000 tweets pada februari 2018.

source : googe trends 1

Selain itu google trends juga menunjukkan adaya peningkatan terhadap pencarian kata kunci “plastic waste” pada lima tahun terakhir yang ditunjukan oleh grafik disamping.

Pada 9 Juni 2019, pencarian dengan menggunakan kata kunci “plastic waste” mencapai angka tertingginya.  Ini artinya bahwa sudah banyak orang yang aware akan bahaya limbah plastik dan dampak yang akan ditimbulkan.

Saat ini Indonesia sendiri merupakan negara penyumbang sampah plastik terbeasar kedua di dunia. Indonesia berkontribusi menyumbang sampah plastik dilaut sebanyak 3,21 juta metrik ton/tahun. ( Jenna R. Jambeck, Universitas Georgia, 2015). Oleh karena itu baik masyarakat dunia maupun masyarakat Indonesia ingin ikut berkontribusi untuk mengurangi penggunaan kemasan berbahan dasar plastik.

Dengan adanya tren pengurangan sampah plastik membuat perilaku konsumen berubah yaitu :

  • 41% konsumen rela mengeluarkan uang untuk membeli produk yang organik dan ramah lingkungan.
  • dan juga 73% konsumen mengatakan dengan yakin akan mengubah kebiasaan konsumsinya untuk mengurangi dampak lingkungan yang buruk. (nielsecom)

Meningkatnya tren kesadaran lingkungan membuat para creativepreneur yaitu sebutan untuk para pengusaha yang berkecimpung dalam dunia industri kreatif memanfaatkan momentum yang ada dengan membuat produk stainless straw yaitu sedotan yang terbuat dari bahan besi anti karat yang dapat digunakan berulang kali untuk mengurangi penggunaan sedotan plastik dan dapat berkontribusi untuk mengurangi jumlah sampah plastik dunia.

Produk stainless straw yang diciptakan oleh creativepreneur ini sukses laku dipasaran dan diterima baik oleh publik, terlebih generasi millenials yang sangat antusias terhadap tren kesadaran lingkungan ini. Berdasarkan survei yang dilakukan, generasi millenials merupakan generasi yang paling banyak setuju bahwa mereka rela untuk membayar lebih untuk sebuah produk ramah lingkungan ( GlobalWebIndex Q2 2018 Base : 111,899 Internet users aged 16-64).

Para creativepreneur sukses membuat produk yang laku dipasaran dengan melihat kebutuhan pasar, memanfaatkan momentum dan juga , menghasilkan produk yang dapat menyelesaikan masalah. Sebagai mahasiswa creativepreneurship diharapkan juga dapat memiliki pandangan seperti diatas dalam menciptakan sebuah produk serta tidak lupa juga memikirkan dampak lingkungan yang ditimbulkan atas produk yang telah dibuat agar sebisa mungkin mengurangi penggunaan kemasan plastik, seperti contohnya mengganti plastic bag dengan paper bag dan mengganti kemasan yang berbahan dasar plastik menjadi paper based demi terciptanya keberlangsungan lingkungan dan bumi ini sebagai wujud tanggung jawab kepada generasi selanjutnya.

 

Referensi:

Joyce, G. (2018). Plastic Data: Consumers Are Becoming More Interested in Plastic Waste.                      https://www.brandwatch.com/blog/react-plastic-data/. Minggu (27/10) 2019

Jenna R. Jambeck. (2015). Plastic waste inputs from land into the ocean.

Nielsen.com (2018). Unpacking The Sustainability Landscape.             https://www.nielsen.com/us/en/insights/report/2018/the-education-of-the-sustainable-mindset/. Minggu (27/10) 2019

Young, K. (2018). The Rise of Green Consumerism: What do Brands Need to Know?. .            https://blog.globalwebindex.com/chart-of-the-week/green-consumerism/. Minggu (27/10) 2019.