Designers Dispatch Service (DDS) adalah salah satu program milik Direktorat Pengembangan Produk Ekspor, Kementerian Perdagangan RI (Kemendag RI). DDS merupakan program pendampingan antara desainer dan pelaku usaha dalam menciptakan prototipe dan nilai tambah produk untuk pasar ekspor. Dengan mengolaborasikan para desainer terpilih dengan UKM potensial untuk menciptakan produk Indonesia dengan desain inovatif, kreatif serta bernilai tambah sehingga dapat bersaing di pasar dunia. Sejak program pertama di tahun 2012, setiap tahunnya DDS telah berhasil menemukan desainer-desainer muda.

Program DDS ini terbagi menjadi 2 bidang desain, yaitu DDS khusus pengembangan desain produk, dan DDS pengembangan desain kemasan yang memberi sentuhan akhir (kemasan) terhadap produk UKM yang sudah siap jual (misal produk kuliner, maupun tekstil). Pada program ini ditujukan kepada para pelaku usaha yang memiliki produk potensial di berbagai daerah. Kemendag menyiapkan desainer yang sesuai untuk setiap produk dan memfasilitasi kolaborasi antara pelaku usaha dengan desainer yang sudah ditunjuk untuk menciptakan produk-produk baru yang inovatif dan bernilai tambah. Desain baru yang dibuat akan tetap menonjolkan ciri khas atau kekuatan dari produk si pelaku usaha, namun diberi sentuhan baru dari perspektif desain produk. Selanjutnya Kemendag juga memfasilitasi produk yang sudah jadi untuk didaftarkan hak desain industri dan diikutkan pada promosi produk ekspor.

DDS sendiri diinisiasi tahun 2012. Awalnya, DDS merupakan program yang dirintis Japan International Cooperation Agency (JICA) bekerja sama dengan Kemendag untuk mengembangkan furnitur rotan di lingkungan usaha rotan di Cirebon. Kini, DDS berkembang sebagai program kerja Kemendag dan telah menghasilkan 50 purwarupa bernilai produk tinggi dalam enam tahun terakhir. Keberhasilan DDS dalam mengembangkan produk kemudian menjadi model pengembangan produk yang diadaptasi oleh lembaga-lembaga lain.

Tahun 2019 ini, DDS dilaksanakan di 24 wilayah, dengan pembagian sebagai berikut: 9 wilayah DDS Kemasan APBD, yaitu Sumatera Utara, Riau, Jambi, Bangka-Belitung, Lampung, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Barat, Gorontalo, dan Maluku; 9 wilayah DDS Produk APDB, yaitu Aceh, Sumatera Selatan, Jawa Barat, Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur; terakhir 6 wilayah DDS Produk APBD, yaitu Bandung, Kebumen, Jepara, Yogyakarta, Surabaya, dan Banyuwangi. Hingga saat ini, kolaborasi antara desainer dan pelaku usaha menjadi nyawa DDS. Program ini menargetkan pengembangan desain yang menempatkan desainer dan pelaku usaha sebagai ujung tombak dalam meraih pasar yang tepat.

Program DDS Kemasan 2019 terbagi menjadi 3 tahap kunjungan, pada kunjungan pertama dilakukan seminar tentang kemasan yang dihadiri oleh beberapa UKM terpilih dari provinsi, kemudian dilanjut dengan tahap seleksi melalui proses interview terhadap para UKM tersebut. Setelah melakukan kunjungan survey lokasi ke 5 UKM yang sudah terpilih di tahap seleksi, kita menyaring kembali menjadi 2 UKM terpilih dengan melihat kesanggupan 2 UKM tersebut untuk menghadapi pasar ekspor. Kunjungan tahap kedua sudah memasuki ke proses desain kemasan untuk 2 produk terpilih dari tiap UKM, kebetulan UKM yang terpilih merupakan UKM produk kuliner. Kunjungan terakhir yaitu pada tahap ketiga, proses yang dilakukan sudah memasuki tahap desain akhir yang disepakati oleh pihak UKM dan Dinas Provinsi dan persiapan produksi kemasan di percetakkan untuk menyambut pameran TEI 2019 (Trade Expo Indonesia 2019) di ICE-BSD, Tangerang Selatan.

Sedangkan untuk Program DDS Produk 2019 terbagi menjadi 4 tahap kunjungan, pada kunjungan pertama dilakukan seminar tentang desain produk yang dihadiri oleh beberapa UKM terpilih dari provinsi, kemudian dilanjut dengan tahap seleksi melalui proses interview terhadap para UKM tersebut. Setelah melakukan kunjungan survey lokasi ke 5 UKM yang sudah terpilih di tahap seleksi, kita menyaring kembali menjadi 2 UKM terpilih dengan melihat kesanggupan 2 UKM tersebut untuk menghadapi pasar ekspor. Kunjungan tahap kedua sudah memasuki ke proses desain produk untuk 2 produk terpilih dari tiap UKM, kebetulan UKM yang terpilih merupakan UKM produk yang mumpuni secara pengadaan persiapan untuk menembus pasar ekspor. Kunjungan berikutnya yaitu pada tahap ketiga, proses yang dilakukan sudah memasuki tahap revisi desain yang disepakati oleh pihak UKM dan Dinas Provinsi. Terakhir adalah kunjungan keempat, yang merupakan tahap final desain dan  persiapan produksi di workshop UKM tersebut  untuk menyambut pameran TEI 2019 (Trade Expo Indonesia 2019) di ICE-BSD, Tangsel.

 

– Dini Cinda Kirana –