“Drawing is not what one sees, but what one can make others sees”

-Edgar Degas-

Kalimat inspiratif di atas diambil dari petikan seorang pelukis Impressionis berkebangsaan Prancis, Edgar Degas, dikenal selain sebagai seorang pelukis dia juga seorang pematung. Impressionis adalah salah satu langgam dari sekian banyak langgam yang ada dan lahir sebagai penanda gerakan seni rupa modern (Barat). Dicirikan oleh sapuan kuas yang tipis, terkesan pendek, penekanan pada penggambaran cahaya yang akurat dalam kualitasnya yang berubah (sering menonjolkan efek berlalunya waktu). Bagi seorang pelukis impressionism cahaya adalah faktor yang sangat utama, oleh karenanya jarang sekali kita menemukan warna-warna gelap pada palete warna mereka. Pelukis impressionism dikenal atau dijuluki sebagai “pelukis cahaya”, hal ini menunjukkan bagaimana pentingnya cahaya bagi mereka. Mereka sering menggambarkan perubahan waktu siang menuju senja atau terang meneuju gelap (temaran) sebagai tema utama atau tema warna mereka.

 

Pada artikel ini tidak akan khusus membahas tentang aliran seni (lukis) impressionis ataupun aliran lainnya. Namun akan membahas tentang hal yang lebih fundamental dari lukisan, yaitu drawing (menggambar). Seperti yang dipetik dari kalimat di atas, bahwa kegiatan menggambar adalah bukan perkara tentang apa yang dilihat oleh seseorang (dalam hal ini si penggambar) namun lebih kepada tentang apa yang bisa dilihat dan dipahami oleh orang lain. Jadi menggambar dan gambar (bentuk visual) adalah tentang bagaimana si penggambar dapat berkomunikasi (menyampaikan pesan) melalui karyanya.

 

STTK BINUS @Bandung, sebagai kampus yang mengusung semangat kreatif memiliki 4 program studi, yaitu : Desain Komunikasi Visual (DKV), Desain Interior (DI), Informatics (INF) dan Creative Preneur (CP). Salah satu mata kuliah wajib di Program Studi DKV adalah Drawing 1 dan Drawing 2, mata kuliah yang sangat fundamental dan menjadi landasan/ dasar dari semua mata kuliah praktek yang ada. Pembagian konsep mata kuliah drawing adalah sbb :

  • Drawing 1 : basic technical (pengenalan teknis menggambar, garis, arsir, perspektif, benda dan human proportion)
  • Drawing 2 : advanced technique (melanjutka kemampuan dasar yang di dapat di drawing 1, penekanan lebih pada persoalan menggambar mahluk hidup, gesture, pose dan interaksi).

 

Pada mata kuliah Drawing 2, mahasiswa mulai diasah untuk dapat tidak hanya sekedar melihat objek dan mengamati , namun mulai pada kemampuan meng-analisa dan merekan objek. Fokus utama pada mata kuliah ini adalah kemampuan “menangkap” objek dan bahasa (gesture ) yang direpresentasikan oleh objek tersebut. Studi kasus lebih banyak pada persoalan human figure drawing.

Ada beberapa hal yang menjadi penekanan pada subject human figure drawng ini, diantaranya :

  1. Shape
  2. Proportion
  3. Anatomy
  4. Pose
  5. Gesture
  6. Environment and interaction
  7. Fast sketching and drawing

Pada proses pembelajarannya mahasiswa mengasah kemampuannya untuk dapat menangkap dan menerjemahkan pose/gesture sosok manusia melalui sketsa dan diselesaikan menjadi sebuah karya visual yang baik dan benar. Melalui metode :

  1. Teori dan latihan
  2. Praktek (live drawing)

 

Setiap hari mahasiswa pada sesi kedua perkuliahan akan diminta untuk menggambar sosok manusia secara langsung (menggambar model) di panggung depan kelas.

 

Agar kemapuan menangkap dan erekam gesture manusia semakain dapat ditingkatkan, aktifitas live drawing tidak hanya dilakukan di dalam kelas saja, namun juga mahasiswa diajak ke luar kelas untuk melakukan aktifitas outdoor drawing. Tentu saja hal ini memberikan tantangan tersendiri. Diantaranya :

 

Indoor Live Drawing Outdoor Live Drawing
  1. Model (objek)  dalam kondisi diam (Statis)
  2. Suasana menggambar diciptakan kondusif tanpa gangguan
  3. Waktu/durasi menggambar dikondisikan sesuai kemampuan
  4. Siswa dapat selalu melihat dan mengoreksi gambar karena object ada di depan mata mereka
  5. Bosan dengan suasana di kelas
  6. Pemilihan objek, gesture, sudut pandang, dan jarak terbatas
  1. Model (Objek) dalam kondisi bergerak
  2. Ada sejumlah “gangguan” karena banyak aktifitas dan suara lain yang terjadi di lingkungan menggamnbar
  3. Waktu tidak dapat dikondisikan sesuai kebutuhan, karena objek bergerak
  4. Siswa harus dapat membayangkan “sisa” gerakan dari objek
  5. Siswa mendapat pengalaman baru
  6. Keleluasaan pemilihan objek, gesture, sudut pandang, dan jarak .

Dari table di atas terlihat adanya tantangan sekaligus keseruan lain yang bisa didapat oleh siswa dari suasana menggambar outdoor.

 

Tahap selanjutnya berupa penyelesaian disertai dengan arsiran dan penambahan kelngkapan attribute dilakukan di sesi berikutnya di dalam kelas.

Pada aktifitas ini diharapkan mahaiswa bisa mendpatakan berbagai variasi pengalaman dalam menangkap dan merekam objek sekaliagus mengasah kemampuan mereka dalam hal fast drawing. Fast drawing ini berguna agar ke depannya mahsiswa dapat memahami dan berkomunikasi dengan cepat melalui bahasa visual , sesuai dengan kebutuhan di industri.