Gimana Sih Sejarah Perkembangan Ilmu Komunikasi di Indonesia?
Tahukah kamu bagaimana sejarah perkembangan ilmu komunikasi di Indonesia? Ilmu komunikasi merupakan sebuah cabang ilmu yang mempelajari bagaimana seorang manusia mampu berkomunikasi dan saling memproses pesan. Ilmu ini penting dipelajari, mengingat komunikasi adalah hal yang akan kita lakukan setiap saat.
Terlepas dari seberapa pentingnya ilmu komunikasi, mengetahui dan mempelajari sejarah perkembangan ilmu komunikasi di Indonesia ternyata adalah hal yang sangat penting. Khususnya bagi kamu yang terjun dalam dunia bisnis.
Ingin tahu bagaimana sejarah perkembangan ilmu komunikasi di Indonesia? Simak uraiannya di bawah ini!
Baca Juga: Jurusan Komunikasi Belajar Apa? Simak Ulasannya di Sini!
Awal Mula
Jurnalisme mulai dikembangkan sejak tahun 1457 di Amerika Serikat. Setelah itu, pada tahun 1903, Joseph Pulitzer mendirikan School of Journalism. Lambat laun, journalism dikembangkan menjadi mass communication. Setelah itu, tepatnya ketika moda komunikasi massa mulai dikenal, kajian komunikasi dikembangkan menjadi dua, yakni antarpersona dan kelompok.
Ilmu komunikasi sebelumnya dikenal dengan istilah communicology. Penyebutan ini disematkan untuk keilmuan yang mempelajari gejala komunikasi yang dihasilkan dari proses komunikasi massal. Setelah itu, sekitar tahun 1940-an, istilah Communication Science atau ilmu komunikasi mulai dikenalkan oleh C.I. Hovland.
Sejarah perkembangan ilmu komunikasi di Indonesia sendiri bermula sejak tahun 1948. Ketika itu, ilmu komunikasi bisa ditemukan di Universitas Gajah Mada dengan sebutan Ilmu Penerangan.
Era Orde Lama (1959 – 1966)
Sekitar tahun 1950-an, ilmu komunikasi masuk ke Indonesia dari Jerman. Ilmu komunikasi di Indonesia awalnya hanya fokus pada kajian publisistik atau ilmu informasi publik. Lantas, sejak tahun 1950-an, barulah ilmu komunikasi pertama kali diajarkan di Universitas Gadjah Mada. Namun, kala itu diberi nama ilmu penerangan.
Kisaran tahun 1955, Universitas Gadjah Mada kemudian mendirikan jurusan Publisistik. Perkembangan ilmu publisistik dari tahun ke tahun kian pesat, khususnya di masa Orde Baru mulai tahun 1960 hingga 1970-an.
Di era ini, ilmu komunikasi memegang peranan sangat penting bagi pemerintahan, khususnya dalam menyampaikan informasi kepada masyarakat. Seorang komunikator dituntut mampu menyampaikan informasi dengan tepat, cepat, dan akurat sehingga tidak menimbulkan kesalahpahaman.
Era Orde Baru (1966 – 1998)
Sejarah perkembangan ilmu komunikasi di Indonesia masa Orde Baru memiliki catatan yang sangat penting. Kisaran tahun 1960-an hingga 1970-an, sejumlah perguruan tinggi membentuk jurusan publisistik. Beberapa di antaranya adalah Universitas Indonesia (1959), Universitas Hasanuddin (1960), Universitas Padjadjaran (1964), Universitas Diponegoro (1967), serta beberapa perguruan tinggi swasta lainnya.
Di era ini, pemerintah banyak berperan dalam perkembangan ilmu komunikasi. Banyak kegiatan-kegiatan yang didukung demi kemajuan atau perkembangan ilmu komunikasi.
Di antara banyaknya perkembangan ilmu komunikasi Indonesia, salah satu yang melejitkan ilmu komunikasi terjadi setelah Prof. Dr. Astrid Susanto Sunario, seorang Dekan dari fakultas Publisistik Universitas Padjadjaran, yang mengemukakan pendapat bahwa komunikasi lebih luas dari publisistik. Hal ini dikemukakan kepada publik pada tahun 1974.
Reformasi (mulai tahun 1998)
Perkembangan ilmu komunikasi dari tahun ke tahun cukup pesat dan terbukti saat ini hampir semua perguruan tinggi, baik itu swasta maupun negeri memiliki program studi komunikasi. Apalagi dengan pengaruh perkembangan media baru menjadikan ilmu komunikasi menjadi salah satu bidang keilmuan yang sangat penting dengan cakupan yang sangat luas.
Namun, di antara banyak perguruan tinggi yang memiliki fakultas, program studi atau jurusan ilmu komunikasi, BINUS @Malang menjadi satu yang direkomendasikan. Tak hanya dari kurikulumnya yang telah berstandar internasional, tetapi juga dari fasilitas pendukungnya.
Perkembangan Media Baru
Perkembangan media baru jelas menjadi salah satu hal yang memicu perkembangan ilmu komunikasi. Media baru yang dimaksud di sini adalah media dengan internet sebagai basis teknologinya. Selain itu, media baru juga memiliki karakter yang fleksibel, berpotensi interaktif, dan mampu berfungsi, baik secara publik atau privat.
Ilmu komunikasi sendiri dalam praktiknya membutuhkan media atau sarana. Nah, media baru inilah yang kemudian memberikan banyak kemudian dalam proses penyampaian dan juga penerimaan pesan. Adanya media baru berbasis internet ini jelas mampu mempermudah proses komunikasi agar berjalan lancar dan efektif. Dari sinilah kemudian ilmu komunikasi berkembang dengan sangat pesat.
Perkembangan yang sangat pesat ini juga ditandai oleh beberapa faktor, seperti kemajuan teknologi komunikasi dan informasi (VCR, komputer, TV kabel, dan sebagainya), pertumbuhan industri media, tingginya ketergantungan terhadap situasi ekonomi, kian gencarnya pembangunan ekonomi, serta semakin meluasnya proses demokrasi atau liberalisasi politik dan ekonomi. Faktor yang terakhir muncul sebagai dampak sosial dari kompetisi antarmedia, teknologi interaktif, dampak sosial, arus penyebaran, hal yang berhubungan dengan manajemen informasi, serta penggunaan teknologi komunikasi.
Baca Juga: Media baru dan Komunikasi Politik
Namun, meskipun memiliki banyak dampak positif, penggunaan media baru yang berbasis internet nyatanya memiliki imbas negatif dalam kehidupan berkomunikasi. Tak jarang saat ini kita melihat kurangnya interaksi antara satu orang dengan orang lainnya karena mereka sudah terlalu terbiasa terkoneksi dengan perangkat.
Karena itulah, guna menekan imbas negatif yang dihasilkan dari media berbasis internet, tentu saja dibutuhkan ilmu komunikasi yang mumpuni.
Di atas adalah sedikit ulasan tentang sejarah perkembangan ilmu komunikasi di Indonesia. Kamu juga bisa mengetahui karakteristik komunikasi di era konvergensi media dalam artikel berikut: Karakteristik Komunikasi di Era Konvergensi Media
Comments :