Karakteristik Komunikasi di Era Konvergensi Media

Era konvergensi media telah mengubah lanskap komunikasi secara signifikan. Konvergensi media mengacu pada proses penggabungan berbagai bentuk media tradisional seperti televisi, radio, surat kabar, dan majalah dengan media digital seperti internet, telepon pintar, dan platform sosial. Perkembangan ini telah menghasilkan karakteristik komunikasi yang unik dan mempengaruhi cara kita berinteraksi dengan informasi dan satu sama lain. Dalam artikel ini, kita akan melihat beberapa karakteristik kunci dari komunikasi dalam era konvergensi media.
Pertama, akses yang mudah dan cepat menjadi karakteristik utama komunikasi dalam era konvergensi media. Dengan adanya internet dan perangkat digital yang terhubung, individu sekarang dapat mengakses berbagai jenis informasi dengan cepat dan mudah. Tidak perlu lagi menunggu surat kabar atau program televisi berikutnya untuk mendapatkan berita terkini. Sebuah klik atau ketukan jari cukup untuk mengakses berita terkini, video, artikel, atau informasi lainnya dari berbagai sumber.
Kedua, interaktivitas. Dulu, media tradisional seperti televisi dan radio bersifat satu arah, di mana penonton atau pendengar hanya menerima informasi yang disajikan tanpa memiliki kemampuan untuk berpartisipasi secara aktif. Namun, dengan konvergensi media, individu dapat berinteraksi langsung dengan konten dan dengan sesama pengguna. Misalnya, melalui media sosial, pengguna dapat memberikan tanggapan, komentar, dan berbagi konten dengan orang lain. Ini menciptakan lingkungan komunikasi yang lebih dinamis dan partisipatif.
Ketiga, personalisasi. Dalam lingkungan media yang terkonvergensi, individu dapat mengatur preferensi mereka sendiri dan memilih konten yang sesuai dengan minat dan kebutuhan mereka. Berbagai algoritma dan teknologi digunakan untuk menghasilkan rekomendasi konten yang dipersonalisasi, seperti daftar putar musik yang disesuaikan atau rekomendasi belanja online yang berdasarkan riwayat penelusuran dan perilaku sebelumnya. Personalisasi ini memberikan pengalaman yang lebih relevan dan memuaskan bagi pengguna.
Keempat, partisipasi kolaboratif. Dalam era konvergensi media, kolaborasi antara individu-individu dalam menciptakan konten dan berbagi pengetahuan menjadi semakin penting. Blogging, podcasting, dan video sharing adalah beberapa bentuk partisipasi kolaboratif yang populer. Orang-orang dapat berkontribusi dengan membuat konten mereka sendiri dan berinteraksi dengan orang lain untuk berbagi ide, pengalaman, dan pengetahuan. Hal ini memungkinkan komunikasi yang lebih demokratis dan memperluas suara individu yang sebelumnya terbatas pada media tradisional.
Kelima, viral dan sharing. Kesempatan untuk berbagi informasi dan viralitas juga merupakan karakteristik yang melekat pada komunikasi era konvergensi media. Dalam lingkungan media sosial yang terhubung, konten yang menarik, menghibur, atau provokatif dapat dengan cepat menyebar luas melalui berbagi dan retweet oleh pengguna. Fenomena viral ini menciptakan efek jaringan yang memungkinkan konten untuk mencapai khalayak yang jauh lebih besar daripada yang mungkin terjadi di media tradisional. Hal ini juga memungkinkan munculnya influencer dan perubahan dalam cara pemasaran dan promosi dilakukan.
Keenam, keberagaman media. Dalam era ini, terdapat berbagai macam platform dan saluran media yang tersedia. Individu dapat memilih media yang paling sesuai dengan preferensi dan kebutuhan mereka. Misalnya, mereka dapat memilih untuk mendapatkan informasi melalui situs berita online, mengikuti kanal YouTube favorit mereka, atau mengikuti podcast tentang topik yang diminati. Dengan adanya keberagaman media ini, komunikasi menjadi lebih inklusif dan dapat menjangkau berbagai kelompok audiens.
Ketujuh, kecepatan dan real-time. Dalam era konvergensi media, informasi dapat diperbarui dan disebarkan dengan cepat. Ketika terjadi peristiwa penting atau bencana alam, berita dapat langsung disiarkan secara real-time melalui platform media sosial atau situs berita online. Individu juga dapat membagikan pengalaman mereka secara langsung melalui siaran langsung (live streaming) atau cerita (stories) di media sosial. Kecepatan dan real-time ini memungkinkan komunikasi yang lebih responsif dan memungkinkan individu untuk terlibat dalam peristiwa yang sedang terjadi.
Kedelapan, engagement. Platform media sosial yang populer seperti Facebook, Instagram, dan Twitter telah menciptakan lingkungan yang memungkinkan individu untuk terhubung dan berinteraksi dengan orang-orang dari berbagai belahan dunia. Fitur-fitur seperti komentar, like, share, dan tag memungkinkan pengguna untuk terlibat dalam percakapan dan berbagi pandangan mereka tentang suatu topik. Hal ini menciptakan ruang untuk diskusi yang lebih luas dan memperluas jaringan sosial.
Terakhir, penting untuk mencatat bahwa karakteristik komunikasi dalam era konvergensi media juga membawa tantangan baru. Misinformasi dan penyebaran berita palsu (hoax) menjadi masalah yang semakin serius. Dalam lingkungan yang begitu terkoneksi, informasi yang tidak diverifikasi dapat dengan mudah menyebar dan mempengaruhi opini dan persepsi masyarakat. Oleh karena itu, literasi media dan kemampuan untuk memfilter dan memverifikasi informasi menjadi sangat penting dalam era konvergensi media.
Dalam kesimpulan, komunikasi dalam era konvergensi media memiliki beberapa karakteristik utama yang mempengaruhi cara kita berinteraksi dengan informasi dan satu sama lain. Akses yang mudah dan cepat, interaktivitas, personalisasi, partisipasi kolaboratif, kesempatan berbagi dan viralitas, serta penggabungan format konten semuanya merupakan aspek penting dari komunikasi dalam era konvergensi media. Memahami karakteristik ini dapat membantu kita memanfaatkan kekuatan konvergensi media dengan bijak dan efektif dalam kehidupan sehari-hari kita.

 

Photo by freestocks on Unsplash
Eny Dwy Wahyu Lestari W