Oleh : Aris Darisman

 

Seorang desainer selain harus menguasai keilmuan terkait perancangan produk melalui proses kreatif juga adalah mereka yang memiliki kemampuan memahami trend yang sedang berjalan di marketnya, juga sekaligus harus bisa memahami keinginan target audiencenya dengan baik.

 

Dalam membuat karya desain yang baik, harus memperhatikan penggunaan elemen desain dan prinsip desain. Jika mengambil analogi dunia kuliner, elemen desain adalah bahannya, prinsip desain adalah resepnya. Keduanya harus saling mendukung. Tidak akan tercipta jenis makanan yang lezat apabila tidak ada bahan dasarnya, namun jika hanaya ada bahan dasarnya saja tanpa resepnya maka bahan dasar gtersebut tidak akan menjadi sebuah jenis makanan tertentu.

 

Seorang desainer harus memahami dahulu prinsip-prinsip dan elemen dasar desain agar lebih paham dalam desain yang dihasilkan dapat maksimal. Berikut adalahsalah satu dari  komponen dari Elemen Desain :

 

Garis (Line)

The path of a moving point made by a tool, instrument, or medium as it moves across an

area. A line is usually made visible because it contrasts in value with its surroundings. Threedimensional lines may be made using string, wire, tubes, solid rods, and the like.

(Otto G. Ocvirk. (2012). Art fundamentals : theory and practice., hal. 97)

 

Garis bisa dikatakan elemen desain/seni yang paling akrab dengan kita, karena kita menggynakannya hamper setiap hari. Dalam dunia seni, Garis adalah elemen yang paling Utama dalam membuat sketsa dan gambar sebuah karya seni.

 

Kita  akrab dengan pepatah lama : “A picture is worth a thousand words” yang menggambarkan tentang kekuatan sebuah gambar yang tercipta dari jalinan goresan berbagai karakter dan jenis garis. Garis dalam keseharian kita dapat kita lihat dimana-mana. Kita bisa melihat garis-garis pada retakan dari trotoar, deretan kerikil, atau sambaran petir melintasi langit. Dari kejauhan, bahkan bangunan tinggi seperti gedung pencakar langit, bisa dilihat sebagai garis. Garis dalam kehidupan nyata ini memiliki banyak karakteristik yang sama dengan garis yang digunakan dalam seni [1].

Kesan garis dalam kehidupan nyata

 

Garis atau line merupakan sebuah unsur penting dalam membuat sebuah karya seni ataupun desain. Dilihat dari bentuknya garis merupakan sebuah goresan atau coretan yang dapat membentuk sebuah objek atau gambar yang dapat mendukung desain atau karya tersebut. Salah satu ciri khas dari sebuah garis ialah adanya arah dan dimensi memanjang.

Jenis Garis dan Karakter garis

Seorang seniman ataupun desainer  dapat menggunakan garis untuk mewakili ide yang kompleks, merekam sesuatu diamati, atau hanya mendokumentasikan suatu kegiatan atau tindakan. Seperti pada contoh gambar di bawah ini :

Linda Richards, How to Peel an Orange, 2009. Mixed media. These assembly

directions rely primarily on line to convey what actions need to be taken. © Linda Richards, www.lindarichardsart.com. Courtesy of Mendola Art.

Garis memiliki karakteristik yang bersifat fisikal diantaranya :

Terukur

Memiliki Panjang maupun lebar. Sebagai contoh garis yang tebal menyampaikan sesuatu yang tegas, jelas, dan meminta perhatian. Ketika diterapkan ke pengembangan jenis huruf, font tebal tampaknya lebih kuat daripada yang lebih tipis dan memberikan hierarki untuk pengiriman
informasi seperti judul, subtitle, dan sebagainya.

Garis-garis tipis umumnya bersifat lebih elegan, lembut, atau halus.

Karya Lebbeus Woods, Terrain 10, 1999. Sanded paper collage with electrostatic print, ink, pencil, pastel, and colored pencil, 233⁄8 3 193⁄8 in[2].

Karya Pat Steir, Summer Moon, 2005. Oil on canvas, 1091⁄2 3 137 in. (278.1 3 348 cm)[3].

 

TIpe Garis

Ada banyak jenis garis. Jika garis berlanjut hanya dalam satu arah,disebut garis lurus; jika perubahan arah secara bertahap terjadi, disebut garis melengkung; jika perubahan itu tiba-tiba disebut garis menyudut. Dengan menggabungkan karakteristik ukuran dan tipe garis, dapat diciptakan garis yang  panjang, pendek, tebal, atau garis tipis bisa lurus, bersudut, atau
lengkung. Garis tipis dapat diterjemahkan sebagai sesuatu yang rapuh. Garis lengkung dapat membentuk kurva yang menjadi bergelombang, atau juga menghasilkan spiral.

 

Arah

Garis juga dapat memberikan kesan arah. Sebuah garis bisa berupa zig-zag, namun untuk menggabarkan sebuah arah biasanya diwakilkan oleh garis yang melengkung. Arah horisontal bisa menunjukkan ketenangan dan stabilitas sempurna, sedangkan arah diagonal menyiratkan agitasi, gerak, dan ketidakstabilan. Garis vertikal umumnya menyarankan aspirasi.

 

Karya Clouret Bouchel, Fight or Flight, 2000. Mixed media, 91⁄4 3 121⁄2 in[4].

Karya Mel Bochner, Vertigo, 1982. Charcoal, conte crayon, and pastel on canvas, 9 ft. 3 6 ft. 2 in. (2.74 3 1.88m)[5].

 

 

Bandung, 26 Mei 2020

 

[1] Otto G. Ocvirk. (2012). Art fundamentals : theory and practice. 12. McGraw Hill. New York. ISBN: 9780073379272. Chapter 3 Pagel. 98

 

[2] Woods combines abstract mark, text, and realistic rendering in this image. In the top half of the

image, line is used to create the illusion of planes, alluding to natural and architectural forms. In the top right and left of

the image, the line disintegrates into mark where no modeling or value is used. The bottom half of the image employs

writing/documentation and a realistic rendering of Manhattan in an altered landscape. The text functions as line and mark

and balances the light areas on the top. The central positioning of the cityscape draws the viewer’s attention by its realistic

rendering, extreme dark and light values, and tightly rendered mark. Notice how this area is echoed in the top middle of

the image to balance the white of the values. © Lebbeus Woods.

[3] the artist presents a very personalized and subjective use of line, which makes the viewer aware of line’s fl owing movement across the canvas. Her application is reminiscent of the technique perfected in her waterfall series. Courtesy Cheim & Read, New York.

[4] The abrupt changes of direction in the diagonal angular lines in this drawing create the excitement and tension of combat. Courtesy of the artist.

[5] Line, the dominant element in this work, is almost wholly diagonal, imparting a feeling of intense activity and stress. Albright-Knox Art Gallery, Buffalo, NY. Charles Clifton Fund, 1982. © Mel Bochner.