Mungkin istilah pencahayaan sudah wajar diketahui tidak hanya oleh desainer, insinyur maupun bidang lainnya tetapi juga oleh kalangan umum. Pencahayaan (lighting) merupakan apiikasi yang sengaja diciptakan untuk mencapai efek estetis maupun praktis. Pencahayaan menyediakan beberapa nilai pembentuk yang digunakan orang untuk menginterpretasikan atau membuat sebuah sense of place (Flynn).

Apakah arti dari Urban Lighting? Urban lighting adalah perpaduan ilmu pengetahuan dan seni dari pencahayaan dari suatu lingkungan yang berskala kota/publik. Alasan dibutuhkannya sebuah pencahayaan berskala kota atau urban lighting adalah bahwa tidak semua mata kita sebagai pengguna ruang publik dapat beradaptasi untuk dapat melihat dalam kegelapan dan oleh karenanya kita membutuhkan pencahayaan dalam rangka untuk terpenuhinya faktor keamanan dalam perjalanan di lingkungan kita. Oleh karenanya kebutuhan dasar dari adanya sebuah pencahayaan berskala kota adalah untuk pemenuhan faktor keselamatan dan keamanan, khususnya di malam hari.

Tujuan utama dari pencahayaan adalah menyediakan pencahayaan yang mencukupi untuk mencapai lingkungan yang memenuhi kebutuhan untuk orientasi, identifikasi dan informasi selain dari tujuan utama pencahayaan yang memenuhi aspek keselamatan dan kenyamanan bagi pengguna ruang. Tujuan pencahayaan untuk memenuhi ketiga kriteria tersebut adalah sebagai berikut :

 

1.Identitas

Pencahayaan berskala kota diharapkan dapat memenuhi aspek sebagai identitas bagai sebuah ruang, atau area atau bahkan sebuah kawasan. Selain itu dapat membantu untuk menciptakan pencitraan (image) dari sebuah ruang, area atau kawasan. Tujuan lain dalam aspek identitas adalah menyampaikan karakter yang khas dari sebuah ruang, area atau kawasan yang tidak dimiliki oleh area lain sehingga menjadi ciri khas yang sangat spesifik.

 

2. Orientasi

Pencahayaan berskala kota (urban lighting) dalam memenuhi tujuannya dalam aspek orientasi adalah memberikan arahan/ orientasi dalam proses pencapaian sebuah ruang/area/kawasan oleh penggunanya; untuk membantu penciptaan sebuah sistem wayfinding pada sebuah ruang/area/kawasan; untuk membentuk sebuah pola spesifik yang dapat mengantarkan pengguna ruang ke ruang/area/kawasan yang ditujunya sebagai jalur (path), koridor maupun penanda (landmark atau nodes).

 

3.Informasi

Pencahayaan berskala kota (urban lighting) dalam aspek informasi diharapkan dapat memberikan informasi yang dibutuhkan oleh pengguna ruang tentang ruang/area/kawasan tentang data umum maupun yang spesifik dari kawasan tersebut misalnya tentang aktivitas, fungsi, konteks lokasi dan hal-hal lainnya yang bersifat informatif tentang ruang/area/kawasan.

Dengan skala penggunaan dari lingkup ruang dalam hingga ruang publik, pencahayaan memiliki peran berbeda tetapi memiliki mirip. Pada ruang dalam (interior) pencahayaan bertujuan untuk menstimulasi suasana ruang (ambience) dan mood bagi pengguna ruang. Sedangkan dalam lingkup bangunan atau arsitektural, pencahayaan memenuhi kebutuhan cahaya dalam mendukung aktivitas yang dilakukan di dalam bangunan. Dalam lingkup ruang kota atau ruang publik, pencahayaan memenuhi kebutuhan dasar atas aspek keselamatan, keamanan dan kenyamanan.

Pendekatan yang dilakukan dalam mendesain sebuah sistem pencahayaan akan meliputi aspek teknis dan non teknis. Aspek teknis akan terkait dengan jumlah titik pencahayaan, jenis armatur yang digunakan, derajat keterangan sebuah pencahayaan, berapakah daya yang diperlukan untuk mendukung sistem pencahayaan tersebut, lokasi perletakan titik pencahayaan dan sebagainya. Sedangkan aspek non teknis akan meliputi tentang perencanaan suasana yang ingin diciptakan serta citra atau image yang ingin dibentuk dan disampaikan pada pengunjung/ pengguna ruang.

Apakah Citra atau image itu? Menurut thesis dari Prabu Wardono, citra (image) adalah apa yang dilihat

oleh orang melalui mata batin (mind’s eye). Citra dapat merupakan sesuatu yang sudah terjadi di masa lalu, imajinatif untuk situasi masa depan, harapan dari pengalaman yang Sudah lampau maupun pengalaman masa depan. Hubungan antara manusia sebagai individu yang memilki sifat subyektif dan pengalaman yang didapatkannya pada sebuah ruang, maka diharapkan optimalisasi elemen desain pada sebuah ruang/area/kawasan dapat menciptakan kesatuan dan proses yang komprehensif dalam  menghantarkan citra kepada manusia sebagai pengguna ruang tersebut. Jika dikaitkan dengan pencahayaan sebagai salah satu elemen desain ruang dalam, maka pencahayaan dapat menjadi elemen yang berperan penting dalam proses pembentukan citra ruang tersebut. Diharapkan sistem pencahayaan dalam ruang dalam dapat menciptakan citra sebuah ruang melalui stimulasi persepsi dan pembentukan mood bagi pengguna ruangnya sesuai dengan citra yang ingin disampaikan oleh desainernya.

Citra ruang (space image) bertujuan untuk mencapai hal-hal sebagai berikut :

  1. Efek instan yang bersifat fisik kepada sebuah ruang
  2. Menciptakan suasana spesifik yang ditawarkan pada pengguna ruang
  3. Investasi ekonomi yang bertujuan untuk pengaruh penilaian yang lebih luas
  4. Meningkatkan dampak fisik, ekonomi dan sosial yang dapat mendukung terciptanya lingkungan yang sustainable.