Inilah Top Finalis P2A 2025 ASEAN, Kompetisi Mahasiswa Tingkat Asia Tenggara
Setiap tahunnya, P2A akan menggelar kompetisi yang diikuti oleh negara-negara di ASEAN. P2A 2025 ASEAN Green Entrepreneurship Hackathon adalah salah satunya. Kompetisi ini mempertemukan para inovator muda berprestasi dari seluruh ASEAN. Mereka dengan bakat, tekad dan semangatnya berupaya untuk merancang sebuah solusi yang tak hanya berani, namun juga praktis dan berkelanjutan dalam menghadapi tantangan lingkungan saat ini. Ada banyak ide dan solusi telah dimunculkan dalam kompetisi ini, namun hanya 10 di antaranya yang masuk dalam daftar top finalist. Dan tahun ini, BINUS menjadi salah satu top finalist P2A 2025 ASEAN Green Entrepreneurship Hackathon.
Passage to ASEAN (P2A) merupakan program yang diinisiasi oleh lima universitas ternama di ASEAN yakni Universitas Rangsit (Thailand), Universitas Duy Tan (Vietnam), kemudian Universitas Norton (Kamboja), Universitas Nasional Laos (Laos), dan Institut Pelatihan Perusahaan Komputer Myanmar, Ltd (Myanmar).
P2A yang hadir sejak tahun 2012 ini bertujuan untuk menyatukan institusi pendidikan tinggi di negara-negara ASEAN dalam memajukan apresiasi budaya dan pendidikan tenaga kerja di kalangan generasi muda. P2A menyadari bahwa pendidikan memiliki peran penting dalam membentuk sebuah bangsa, dan hal inilah yang menjadi konsep utamanya.
Inilah Tim Finalis Teratas P2A 2025 ASEAN
Tentunya untuk memilih top finalist P2A 2025 ASEAN Green Entrepreneurship Hackathon ini bukan hal yang mudah. Juri menghadapi tantangan untuk memilih hanya 10 proyek inovatif yang mencerminkan kreativitas, ketahanan, serta mencerminkan visi dari para pemuda ASEAN yang mampu menunjukan bahwa inovasi dapat mendorong keberlanjutan di masa mendatang. Berikut daftar top finalist P2A 2025 ASEAN Green Entrepreneurship Hackathon:
1. LoopBox – BINUS 1 – BINUS University (Indonesia)
BINUS University menghadirkan teknologi LoopBox sebagai solusi cerdas yang berkelanjutan untuk pengelolaan limbah elektronik. LoopBox dirancang untuk membuat daur ulang dapat diakses oleh setiap warga negara di Indonesia. Dan ini adalah karya inisiasi dari mahasiswa BINUS University.
2. ROBOT VIE AGV OMNI – For a Vietnam That Masters Technology – DTU1 – Duy Tan University (Vietnam)
Tim dari Duy Tan University Vietnam menghadirkan robot VIE AGV OMNI SMI sebagai dedikasi akan kreativitas dan keunggulan teknis tim ini di bidang teknologi otomasi. Komitmen mereka untuk mendorong batasan otomasi telah membuahkan pengakuan yang pantas mereka dapatkan. Prestasi tim ini turut mengangkat sukses mahasiswa Vietnam untuk merintis solusi mutakhir dan membentuk masa depan teknologi. Juga menjadi inspirasi bagi para inovator berbakat di seluruh Vietnam untuk terus berkembang dan merintis solusi mutakhir dalam membentuk masa depan teknologi.
3. The Magic Hand – DTU2 – Duy Tan University (Vietnam)
Tim lainnya dari Duy Tan University Vietnam menghadirkan Magic Hand sebagai solusi bagi penyandang disabilitas jari dalam mengatasi keterbatasan. Dengan ini mereka akan mendapatkan kembali kepercayaan diri, dan menjalani hidup dengan lebih baik.
Magic Hand terdiri dari perangkat jari prostetik yang dapat disesuaikan untuk menggantikan atau menopang segmen jari/ibu jari yang hilang pada sendi tertentu. Perangkat ini memungkinkan gerakan menekuk/memanjang secara alami hingga 90 derajat untuk mencengkeram, dan menahan beban (10 kg), menggunakan material tahan lama seperti baja tahan karat dan nilon.
4. AGOS: An AI-Powered Autonomous Bot for Detecting and Collecting Floating Solid Waste in Inland Waterways – DWCC1 – Divine Word College of Calapan (Philippines)
AGOS adalah solusi inovatif yang menggabungkan bot otonom bertenaga AI dengan platform web dan seluler yang terhubung untuk mendeteksi, mengumpulkan, dan mencegah sampah padat yang mengapung. Dirancang untuk beroperasi bahkan di sungai berarus rendah, solusi ini berupaya mengubah cara masyarakat melindungi perairan dan mendorong keberlanjutan di seluruh ASEAN.
5. Floodguard AI – ITNY3 – Institut Teknologi Nasional Yogyakarta (Indonesia)
FloodGuard AI berfungsi untuk pemetaan kerentanan dan risiko banjir dengan menggunakan konsep regionalisasi di cekungan yang tidak terukur dan memanfaatkan inventarisasi banjir yang berasal dari citra satelit. Cara kerjanya dengan memilih historis peristiwa banjir yang paling relevan dan mentransfer informasi ini untuk memperkirakan luas banjir dan menghasilkan peta paparan banjir.
6. GreenMind Composter – TP3 – Temasek Polytechnic (Singapore)
Temasek Polytechnic menciptakan Greenmind Composter untuk mengatasi masalah dengan sampah makanan. Ketika konsumen membuang makanan maka terbuang juga semua energi dan air yang dibutuhkan untuk memproduksi, mengangkut, dan mengemasnya. Greenmind Composter dapat mengurai makanan untuk menjadi bahan yang tidak menghasilkan karbondioksida.
7. WILCO AI – UII5 – Universitas Islam Indonesia (Indonesia)
Universitas Islam Indonesia menciptakan insinerator pintar kompak bertenaga AI yang dirancang untuk menciptakan komunitas yang lebih bersih dan berkelanjutan.
8. LeafSense: AI-Powered Plant Health Scanner and Green Marketplace – UMB1 – Universitas Mercu Buana (Indonesia)
UMB menciptakan LeafSense, yaitu aplikasi seluler berbasis AI yang menggunakan pengenalan gambar (CNN + LLM) untuk mendeteksi penyakit tanaman dari satu foto, dan menawarkan rekomendasi perawatan praktis kepada petani untuk meningkatkan hasil panen dengan harga terjangkau.
9. EcoVerse: Play, Walk, Recycle, and Clean to Create a Better Universe – UMB2 – Universitas Mercu Buana (Indonesia)
Tim UMB2 dari Universitas Mercu Buana juga menciptakan aplikasi seluler Ecoverse. Aplikasi seluler ini adalah gamifikasi yang mengubah tindakan ramah lingkungan, seperti berjalan kaki, mendaur ulang, atau membersihkan. Semua giat tersebut menjadi misi yang menyenangkan dan bermanfaat.
10. CocoNoise – UPSHD1 – University of Perpetual Help System DALTA (Philippines)
CocoNoise merupakan hasil karya dari tim UPSHD1 Filipina yakni panel dinding ramah lingkungan dan penyerap suara yang terbuat dari sabut kelapa, batang pisang, dan ampas tebu. CocoNoise dirancang untuk digunakan di rumah, sekolah, dan kantor untuk kenyamanan akustik sekaligus pengurangan limbah.
Yuk, Gabung di BINUS @Bandung!
Ingin menjadi generasi muda yang kreatif dan inovatif? BINUS adalah tempat terbaikmu dalam mengenyam pendidikan tinggi. Di sini kamu akan mendapatkan pengalaman belajar luar biasa yang mampu meningkatkan kreativitas dan daya saingmu.
Yuk, segera gabung di BINUS @Bandung yang menawarkan kurikulum berbasis industri terkini dengan dukungan fasilitas canggih berteknologi modern untuk mendukung mahasiswa dalam mengeksplorasi kreativitas. Daftar sekarang juga di sini!



Comments :