Yuda Suryasa Sjaerodji, M.Ds.
DKV BINUS @Bandung

Propaganda visual memainkan peran penting dalam merefleksikan dan memperkuat nilai serta norma budaya pada suatu waktu dan tempat tertentu. Berikut adalah beberapa cara di mana propaganda visual dapat merefleksikan nilai dan norma budaya:

  1. Memperkuat Identitas Nasional dan Budaya

Propaganda visual sering menggunakan simbol-simbol nasional atau budaya yang dikenal untuk memperkuat rasa identitas nasional atau regional. Misalnya, penggunaan bendera nasional, pakaian tradisional, atau ikon budaya dalam poster atau gambar propaganda dapat memperkokoh solidaritas nasional dan kebanggaan terhadap warisan budaya.

  1. Menguatkan Stereotip dan Norma Sosial

Propaganda visual dapat memperkuat atau mengubah stereotip yang ada dalam masyarakat. Misalnya, dalam propaganda sejarah, penggambaran stereotip gender atau peran sosial tertentu dapat mencerminkan dan memperkuat norma sosial yang dominan pada masa tersebut.

  1. Mendukung Ideologi Politik dan Sosial

Propaganda visual sering digunakan untuk mendukung dan mempromosikan ideologi politik atau sosial tertentu. Visualisasi nilai-nilai seperti nasionalisme, sosialisme, kapitalisme, atau agama dapat memperkuat komitmen dan keyakinan terhadap ideologi tersebut di kalangan masyarakat.

  1. Merespons Perubahan Norma Sosial

Propaganda visual sering kali menanggapi atau mencerminkan perubahan dalam norma sosial. Contohnya, dalam hal perubahan persepsi terhadap hak LGBT, propaganda dapat memainkan peran dalam mempercepat atau menghambat penerimaan sosial terhadap nilai-nilai baru ini.

  1. Merefleksikan Konteks Sejarah dan Politik

Propaganda visual merefleksikan dinamika politik dan ekonomi yang ada pada masa tertentu. Misalnya, propaganda selama masa perang dapat menggambarkan heroisme, persatuan nasional, atau bahkan demonisasi musuh, yang mencerminkan nilai dan norma yang mendominasi dalam konteks konflik tersebut.

Contoh Propaganda Visual dalam Refleksi Nilai dan Norma Budaya:

  • Propaganda Nazi di Jerman pada 1930-an dan 1940-an: Menggunakan simbol-simbol seperti swastika dan penggambaran ras Arya sebagai superior, yang mencerminkan nilai supremasi rasial dan nasionalisme ekstrim yang mendominasi Jerman Nazi pada saat itu.
  • Propaganda Soviet selama Era Stalin: Menggambarkan pekerja industri dan petani sebagai pahlawan sosialis, memperkuat nilai-nilai egalitarianisme dan solidaritas sosial dalam masyarakat Soviet yang baru.
  • Kampanye Anti-merokok di Berbagai Negara: Merefleksikan perubahan nilai sosial terkait kesehatan dan perilaku, dengan menyoroti dampak negatif merokok pada kesehatan individu dan masyarakat secara keseluruhan, serta mempromosikan norma kesehatan yang lebih baik.
  • Propaganda Lingkungan Global: Menyoroti pentingnya pelestarian lingkungan dan keberlanjutan, mencerminkan pergeseran nilai sosial terhadap perlindungan alam dan kesadaran akan dampak perubahan iklim global.

Propaganda visual tidak hanya mencerminkan nilai dan norma budaya, tetapi juga merupakan alat yang kuat untuk membentuk persepsi, sikap, dan perilaku masyarakat terhadap isu-isu penting dalam masyarakat. Analisis propaganda visual membantu memahami bagaimana nilai-nilai dan norma budaya berkembang dan berubah dari waktu ke waktu, serta dampaknya terhadap pandangan kolektif masyarakat.