Data security

Data security atau keamanan data merupakan sebuah sistem keamanan yang memang dibutuhkan untuk melindungi data yang terdapat di dalam jaringan, sistem atau komponen digital lainnya. Keamanan ini bisa melindungi data agar terhindar dari kejahatan siber (cyber crime) yang saat ini juga semakin marak dilakukan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.

Bagi pemilik usaha atau bisnis ritel, paham tentang keamanan data ini sangat penting untuk menjaga keberlangsungan bisnis yang dijalankan. Dengan begitu, data yang dimiliki bisa tetap aman dari kerusakan maupun akses yang tidak sah dari pihak yang tidak berkepentingan yang mungkin ingin mengubah data tersebut.

Jenis-Jenis Data Security

Bagi perusahaan, data adalah aset yang sangat berharga. Operasional hingga finansial perusahaan bisa kacau apabila data milik bisnis maupun konsumen mengalami kebocoran atau dicuri. Tentu hal ini sangat merugikan karena bisa mengancam keberlangsungan bisnis. Oleh sebab itu, perusahaan harus menerapkan keamanan data ini dengan benar.

Dalam praktiknya, keamanan data ini terbagi menjadi beberapa jenis yang masing-masing memiliki metode kerja yang berbeda.

  1. Enkripsi (Encryption)
    Enkripsi atau data encryption merupakan metode pengamanan data melalui algoritma yang mengubah data menjadi sebuah format yang tidak akan terbaca oleh yang tidak memiliki wewenang. Hanya pengguna yang berwenang dengan kata kunci sesuai saja yang bisa membuka maupun mengakses informasi tersebut. Teknik ini bisa dibilang cukup efektif melindungi data penting selama pengiriman maupun penyimpanan.
  2. Autentikasi (Authentication)
    Teknik keamanan data ini digunakan untuk memastikan bahwa pihak yang mengakses data atau sistem adalah yang memiliki wewenang dan kredensialnya memang telah tercatat dalam database sistem tersebut. Praktik dari teknik ini mencakup beberapa hal seperti wajib memasukkan nomor PIN, sandi, biometrik, kartu gesek  dan token keamanan.
  3. Kontrol Akses (Access Control)
    Cara kerja jenis pengamanan data ini adalah dengan membatasi akses baik secara fisik maupun digital yang menuju ke sistem, jaringan hingga data penting. Proses ini hanya akan memberi izin akses kepada pihak yang berwenang saja. Dengan kontrol akses, anda bisa menentukan siapa saja yang bisa mengakses data dan sistem sekaligus membatasi akses yang mereka inginkan.
  4. Pencadangan dan Pemulihan (Backup and Recovery)
    Ini merupakan jenis pengamanan yang wajib dilakukan. Sebab jika terjadi kegagalan sistem, kerusakan, bencana atau kebocoran data, anda masih bisa memulihkan data dan mengakses sekaligus menggunakan data secara normal. Oleh sebab itu, sangat penting bagi anda untuk membuat pencadangan serta pemulihan data secara berkala di tempat yang terpisah seperti halnya cloud.
  5. Firewall
    Pertahanan utama dalam melawan cyber crime adalah firewall yang merupakan sistem pengamanan yang biasanya digunakan untuk memantau sekaligus melindungi jaringan komputer dari serangan dari luar. Cara kerja pengamanan data firewall ini adalah dengan memblokir akses yang mencurigakan yang sudah melalui proses analisa data yang masuk sekaligus mengidentifikasi aktivitas yang dilakukan.
  6. Endpoint Protection
    Endpoint protection ini umum digunakan untuk melindungi perangkat akhir seperti smartphone dan komputer dari cyber crime. Pengamanan data jenis ini berupa perangkat lunak antivirus sekaligus perlindungan terhadap malware yang akan memantau dan mendeteksi tanda-tanda serangan siber. Dengan memastikan keamanan pada perangkat akhir ini, maka semua titik akses menuju jaringan anda bisa dikatakan aman dari ancaman cyber crime yang berbahaya.
  7. Penghapusan Data
    Menghapus data yang sudah tidak dibutuhkan harus dilakukan dengan benar dan teratur. Penghapusan data (data eraser) merupakan jenis pengamanan data yang dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak dalam melakukan overwrite di perangkat penyimpanan supaya tidak bisa dipulihkan lagi.

Kegunaan Menggunakan Keamanan Data 

Kegunaan utama menerapkan pengamanan data ini tentu untuk melindungi data, baik itu data milik perusahaan dan konsumen. Selain itu, ternyata masih ada beberapa kegunaan lain yang bisa dirasakan dampak baiknya bagi pelaku usaha. Berikut adalah diantaranya.

  1. Mencegah Serangan Siber
    Seperti yang sudah banyak disinggung di atas, pengamanan data digunakan untuk melindungi data dari serangan siber yang bisa mengganggu aktivitas operasional perusahaan. Dengan menerapkan pengamanan yang benar, maka berbagai risiko bisa ditanggulangi dengan baik.
  2. Melindungi Data
    Kegunaan paling utama dari pengamanan data ini data milik perusahaan maupun konsumen bisa terlindung dari serangan siber maupun jenis kejahatan lain. Dengan adanya keamanan data ini, maka berbagai ancaman serta risiko digital lainnya yang mengintai bisa diatasi ataupun dihindari dengan baik.
  3. Menjaga Produktivitas Perusahaan
    Saat serangan siber menyerang, aktivitas operasional perusahaan biasanya juga ikut terganggu. Tapi jika perusahaan sudah menerapkan pengamanan data dengan benar, maka risiko ini bisa ditangani dengan baik. Anda menjadi mengerti hal apa yang perlu dilakukan saat terjadi serangan siber, sehingga aktivitas perusahaan bisa tetap berjalan normal.
  4. Meningkatkan Kepercayaan Pelanggan
    Tentu saja pelanggan akan lebih percaya terhadap perusahaan yang bisa menjaga data konsumen dengan baik. Dengan begitu, citra perusahaan serta kepercayaan konsumen pada perusahaan bisa meningkat dan dapat melanjutkan bisnis jangka panjang dengan anda.

 

Di era digital saat ini, keamanan data telah menjadi perhatian utama bagi individu, organisasi, dan pemerintah di seluruh dunia. Data adalah aset yang sangat berharga, namun juga sangat rentan terhadap berbagai ancaman.

Berikut ini adalah beberapa risiko keamanan data terbesar yang perlu diwaspadai dan dikelola dengan hati-hati.

1. Serangan Siber (Cyber Attacks)

Serangan siber adalah ancaman utama dalam keamanan data, yang mencakup berbagai metode seperti malware, phishing, ransomware, dan Distributed Denial of Service (DDoS).

  • Malware: Perangkat lunak berbahaya yang dirancang untuk merusak, mengganggu, atau mendapatkan akses tidak sah ke sistem komputer. Malware bisa dalam bentuk virus, worm, trojan, atau spyware.
  • Phishing: Teknik penipuan di mana penyerang mencoba untuk mendapatkan informasi sensitif seperti kata sandi dan nomor kartu kredit dengan menyamar sebagai entitas tepercaya melalui email atau pesan instan.
  • Ransomware: Jenis malware yang mengenkripsi data korban dan meminta tebusan untuk memulihkan akses. Contoh terkenal adalah serangan WannaCry yang melumpuhkan banyak organisasi di seluruh dunia.
  • DDoS: Serangan yang mencoba membuat layanan atau jaringan tidak dapat diakses dengan membanjiri target dengan lalu lintas internet yang berlebihan.

2. Kebocoran Data (Data Breaches)

Kebocoran data terjadi ketika data yang sensitif atau pribadi diakses dan diekspos oleh pihak yang tidak berwenang. Ini bisa disebabkan oleh serangan siber, kesalahan manusia, atau kegagalan sistem keamanan. Contoh terkenal adalah kebocoran data di Equifax pada tahun 2017 yang mengungkapkan informasi pribadi lebih dari 140 juta orang.

  • Kesalahan Konfigurasi: Misalnya, pengaturan cloud storage yang tidak aman dapat mengekspos data kepada publik.
  • Kegagalan Sistem Keamanan: Seperti tidak menggunakan enkripsi yang kuat untuk data penting.

3. Ancaman Orang Dalam (Insider Threats)

Ancaman dari dalam organisasi, baik yang disengaja atau tidak disengaja, juga merupakan risiko besar. Orang dalam ini bisa saja karyawan, kontraktor, atau mitra bisnis yang memiliki akses ke sistem dan data.

  • Kesalahan Karyawan: Ketidaksengajaan seperti mengklik tautan berbahaya atau salah mengonfigurasi sistem.
  • Aksi Berbahaya oleh Karyawan: Misalnya, seorang karyawan yang berniat jahat mencuri data perusahaan untuk keuntungan pribadi atau untuk dijual kepada pihak ketiga.

4. Kelemahan pada Keamanan Sistem (System Vulnerabilities)

Banyak sistem informasi memiliki kelemahan yang bisa dieksploitasi oleh penyerang. Ini bisa termasuk software yang tidak terbarui, penggunaan kata sandi yang lemah, atau sistem yang tidak memiliki protokol keamanan yang tepat.

  • Software Tidak Terbarui: Pembaruan sistem dan patch sering kali dirilis untuk memperbaiki kerentanan. Sistem yang tidak terbarui rentan terhadap serangan yang memanfaatkan kelemahan ini.
  • Kata Sandi Lemah: Penggunaan kata sandi yang mudah ditebak atau tidak kompleks membuka peluang bagi penyerang untuk mengakses sistem.

5. Kehilangan atau Pencurian Perangkat (Loss or Theft of Devices)

Perangkat fisik seperti laptop, smartphone, atau USB drive yang hilang atau dicuri dapat mengakibatkan kebocoran data jika perangkat tersebut tidak diamankan dengan baik.

  • Data Tidak Dienkripsi: Perangkat yang tidak dienkripsi dapat dengan mudah diakses jika jatuh ke tangan yang salah.
  • Tidak Ada Protokol Penghapusan Jarak Jauh: Tanpa kemampuan untuk menghapus data dari perangkat yang hilang atau dicuri dari jarak jauh, data sensitif tetap berisiko.

6. Ketidakpatuhan terhadap Regulasi (Non-compliance with Regulations)

Kepatuhan terhadap regulasi keamanan data seperti General Data Protection Regulation (GDPR) di Eropa atau Health Insurance Portability and Accountability Act (HIPAA) di AS adalah penting. Ketidakpatuhan dapat mengakibatkan denda besar dan kerugian reputasi.

  • Pengelolaan Data yang Buruk: Misalnya, penyimpanan data pribadi tanpa persetujuan atau tanpa perlindungan yang memadai.
  • Kurangnya Kesadaran terhadap Regulasi: Organisasi yang tidak memahami atau mengabaikan persyaratan hukum dan regulasi dapat dengan mudah melanggar aturan.

7. Serangan Social Engineering

Serangan rekayasa sosial memanipulasi individu agar memberikan informasi sensitif atau mengakses sistem. Teknik ini bergantung pada psikologi manusia daripada kelemahan teknis.

  • Pretexting: Penyerang menciptakan skenario yang meyakinkan korban untuk memberikan informasi rahasia.
  • Baiting: Menjebak korban dengan janji imbalan, seperti menyebarkan USB drive yang berisi malware di lokasi strategis.

Mengelola Risiko Keamanan Data

Menghadapi berbagai ancaman ini, langkah-langkah proaktif diperlukan untuk mengelola risiko keamanan data:

  • Pendidikan dan Pelatihan: Mengedukasi karyawan tentang praktik keamanan dan cara mengidentifikasi ancaman potensial.
  • Implementasi Teknologi Keamanan: Penggunaan firewall, antivirus, enkripsi, dan sistem deteksi intrusi untuk melindungi data.
  • Pengembangan Kebijakan Keamanan: Membuat dan menegakkan kebijakan keamanan yang kuat untuk menangani data dan akses sistem.
  • Penilaian Risiko Berkala: Melakukan audit dan penilaian risiko untuk mengidentifikasi dan mengatasi kerentanan.

Keamanan data adalah tanggung jawab bersama yang memerlukan upaya berkelanjutan dan pendekatan yang komprehensif. Dengan memahami dan mengelola risiko-risiko utama ini, kita dapat melindungi data berharga dari ancaman yang terus berkembang.

Strategi data security yang baik harus menentukan beberapa hal. Diantaranya, data apa saja yang perlu dicadangkan, bagaimana data dipulihkan saat terjadi kegagalan serta media penyimpanan seperti apa yang perlu digunakan.

Untuk bisa menerapkan pengamanan dengan baik dan benar, maka anda perlu mempelajari ilmu cyber security lebih dalam di BINUS @Bandung. Dengan begitu, ketika anda bekerja diharapkan bisa maksimal dalam melindungi data perusahaan dari ancaman canggih berbasis teknologi serta bisa lebih cepat mendeteksi ancaman dalam bentuk apapun. Tunggu apa lagi, segera daftarkan diri anda di sini

Yuk, Joint BINUS @Bandung Sekarang !

Banner SEO Campaign BINUS Bandung