User Experience (UX): Definisi, Manfaat, Dan Cara Penerapan

Di balik gempuran produk-produk digital dengan fitur dan layanan sejenis, UX (User Experience) hadir sebagai pembeda. Kondisi inilah yang membuat pasar terbagi. Misalkan ada 2 marketplace yang menawarkan layanan serupa. Namun, pengguna keduanya memiliki selisih yang cukup jauh.

Alasannya marketplace A memiliki ukuran lebih kecil, menu navigasi juga sederhana dan desainnya konsisten. Sementara marketplace B terasa lambat saat digunakan dan menu navigasi tidak teratur. Dalam ulasan ini, kami akan menjelaskan definisi, manfaat, dan cara penerapan UX untuk bisnis.

Pengertian User Experience (UX)

Secara sederhana, user experience adalah pengalaman pengguna saat menggunakan suatu produk. Istilah ini memiliki cakupan yang sangat luas karena bisa mencakup kemudahan penggunaan produk hingga relevansi konten yang didisplay.

Output dari UX ini bisa bagus ataupun jelek. User experience dari produk yang bagus tentunya memudahkan pengguna dalam mendapatkan apa yang diinginkan.

Lebih spesifik, contohnya seperti menu yang user friendly, produk ringan, hingga desain situs yang ramah. Sementara itu, pengalaman pengguna yang buruk justru memicu rasa frustasi atau kesal.

Manfaat User Experience

Pemilik bisnis yang menggunakan aplikasi dan situs untuk berinteraksi dengan pelanggan perlu mempertimbangkan UX dengan baik. Alasannya, user experience punya banyak manfaat yang pastinya berdampak positif bagi bisnis. Apa saja manfaatnya?

 1. Memberikan Informasi yang Jelas

Jika UI fokus terhadap tampilan, maka UX harus mampu memuaskan pelanggan sesuai kebutuhannya. Untuk itulah, desainer perlu menampilkan informasi dengan jelas.

Alasannya agar pengguna tidak mengalami kebingungan dan bisa memahami informasi dengan lebih baik.

2. Meningkatkan ROI

Bisnis yang berorientasi pada profit tentu akan fokus menghasilkan uang. 

Dengan memanfaatkan user experience yang terkonsep dengan baik, pelanggan akan berinteraksi lebih banyak, membeli, dan kembali untuk berbelanja lebih sering.

3. Meningkatkan Reputasi Merek

User experience akan berdampak langsung terhadap reputasi suatu merek. Bahkan ketika suatu produk sudah punya reputasi baik, UX yang buruk akan merusak reputasi tadi. Jadi, berinvestasilah pada desain UX terbaik untuk meningkatkan reputasi merek.

4. User Engagement

Cara terbaik untuk menumbuhkan loyalitas pelanggan adalah interaksi langsung dengan pengguna produk. User experience yang bagus akan membuat pelanggan loyal dan merekomendasikan produk pada orang lain secara sukarela.

5. Mengurangi Biaya Pengembangan dan Dukungan

Investasi dalam UX pada tahap awal pengembangan produk dapat mengurangi biaya perbaikan di masa depan. Produk yang intuitif dan mudah digunakan juga mengurangi kebutuhan untuk dukungan teknis yang ekstensif.

6. Meningkatkan Efisiensi dan Produktivitas

Desain UX yang baik memungkinkan pengguna untuk menyelesaikan tugas dengan lebih cepat dan dengan usaha yang lebih sedikit. Ini meningkatkan efisiensi dan produktivitas, terutama dalam lingkungan kerja atau aplikasi bisnis.

7. Meningkatkan Keunggulan Kompetitif

Perusahaan yang fokus pada UX memiliki keunggulan kompetitif karena mereka menawarkan produk atau layanan yang lebih sesuai dengan kebutuhan dan harapan pengguna. Ini dapat menjadi faktor pembeda utama di pasar yang kompetitif.

Cara Penerapan User Experience (UX)

Setiap pelaku usaha tentunya memiliki output yang berbeda saat menerapkan user experience pada produknya. Lalu bagaimana agar hasilnya optimal?

1. Pastikan Untuk Memahami User Needs

UX berpusat pada usaha brand untuk memberikan pengalaman terbaik bagi pengguna. Jalan satu-satunya untuk bisa menyediakan pengalaman yang lebih baik ini adalah memahami kebutuhan pengguna.

Dalam prosesnya, pemahaman user needs ini membutuhkan riset pasar agar langkah yang diambil tepat sasaran, efektif, dan efisien.

2. Gunakan Struktur Umum yang Bagus

Ketika suatu brand memutuskan untuk tampil berbeda bukan berarti harus coba-coba dengan struktur baru. Nyatanya, pengguna lebih suka struktur yang umum dan biasa mereka temui. Alasannya, pengguna tidak perlu repot untuk mempelajari struktur baru.

Mereka bisa fokus pada apa yang ditawarkan brand tanpa buang waktu untuk bingung dan belajar struktur yang masih asing. Sebagai gantinya, kamu bisa menonjolkan UI yang khas atau fitur penting lain untuk mengimbangi penggunaan struktur general ini.

3. Jangan Bertele-Tele

Di era yang menawarkan kemudahan melalui interactive technology seperti sekarang, pengguna lebih suka sesuatu yang to the point

4. Pembuatan Persona

Persona adalah representasi fiktif dari kelompok pengguna yang berbeda. Dengan membuat persona, tim desain dapat lebih memahami dan memfokuskan pada kebutuhan dan preferensi spesifik dari berbagai tipe pengguna.

5. Pemetaan Perjalanan Pengguna (User Journey Mapping)

Pemetaan perjalanan pengguna melibatkan pembuatan diagram yang menggambarkan langkah-langkah yang dilalui pengguna saat berinteraksi dengan produk atau layanan. Ini membantu mengidentifikasi titik kesulitan dan peluang untuk perbaikan.

6. Desain Wireframe dan Prototype

Wireframe adalah sketsa kasar dari tata letak produk, sementara prototipe adalah model yang lebih canggih yang mendemonstrasikan interaksi pengguna. Keduanya membantu dalam visualisasi dan pengujian ide-ide desain sebelum produk akhir dikembangkan.

7. Pengujian Pengguna (User Testing)

Pengujian pengguna melibatkan memberikan prototipe kepada pengguna untuk melihat bagaimana mereka berinteraksi dengan produk. Ini membantu mengidentifikasi masalah kegunaan dan memberikan umpan balik yang berharga untuk perbaikan lebih lanjut.

8. Iterasi dan Penyempurnaan

Proses UX adalah iteratif. Berdasarkan hasil dari pengujian pengguna, desain harus diperbaiki dan diuji kembali. Siklus ini terus berulang hingga produk memenuhi kebutuhan pengguna dengan optimal.

Mereka menggunakan aplikasi atau mengunjungi situs yang kamu buat untuk mendapat solusi dari masalah. Pastikan solusi yang mereka inginkan ini lebih menonjol agar proses konversi berjalan dengan baik.

Gunakan navigasi yang baik dan sederhana untuk menghindari kebingungan. Letakkan tombol di posisi yang tepat dan terlihat oleh pandangan. Jika ada CTA, maka lakukan dengan jelas dan langsung tertuju ke landing page yang diinginkan.

Pekerjaan di bidang ini memiliki prospek cerah di masa depan. Semua sektor bisnis membutuhkan eksistensi desainer UI/UX untuk menciptakan produk digital yang bagus, menarik, dan nyaman digunakan. 

Yuk, Joint BINUS @Bandung Sekarang !

Banner SEO Campaign BINUS Bandung

Kamu yang tertarik dengan pekerjaan di bidang UI dan UX bisa bergabung di jurusan Interactive Design and Technology BINUS @Bandung, lho.