Mengenal Tes Potensi Skolastik
Mengenal Tes Potensi Skolastik
Tes potensi skolastik sudah bukan hal yang asing untuk calon mahasiswa. Tes ini berlaku di seluruh dunia dan tidak hanya di Indonesia saja. Amerika Serikat sebagai negara maju juga menerapkan tes ini untuk ujian masuk perguruan tinggi. Tes ini merupakan bagian dari proses penerimaan meski masih ada tes lainnya.
Scholastic Assessment Test atau SAT merupakan jenis tes asesmen atau tes masuk universitas yang sudah diterapkan sejak beberapa dekade lalu di negara maju. Tes ini merupakan tes standar yang berfungsi mengukur keterampilan siswa dalam tiga bidang studi inti. Bidang studi tersebut adalah Matematika, Membaca dan Menulis.
Bedanya, SAT atau tes skolastik di negara maju dilakukan saat siswa masih duduk di sekolah menengah, bahkan masih di kelas 11. Hasil tes ini akan dikirimkan ke universitas yang dituju oleh para siswa tersebut. Tes ini adalah tahapan awal dari proses pendaftaran ke universitas.
Tes Potensi Skolastik Di Indonesia
Di Indonesia, tes potensi skolastik baru saja diperkenalkan sebagai tes untuk masuk perguruan tinggi negeri. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi secara resmi memberlakukan tes ini sebagai Transformasi Seleksi Masuk Perguruan Tinggi Negeri. Tes ini menggantikan Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri yang memberlakukan Tes Kemampuan Akademik.
Kelebihan dari tes potensi skolastik adalah penyederhanaan soal dimana semua soalnya adalah untuk mengukur kemampuan siswa untuk menggunakan nalar. Tes mata pelajaran atau akademik resmi digantikan. Keunggulannya adalah mengubah pola pendidikan siswa yang selama ini hanya menghafal materi.
Sebenarnya, calon mahasiswa justru diuntungkan dengan tes jenis ini. Pasalnya, tes kemampuan akademik mengandung materi cukup banyak dan hanya fokus ke beberapa jenis mata pelajaran. Dalam hal ini, siswa hanya mempelajari mata pelajaran tertentu saja serta mengabaikan mata pelajaran lain.
Berbeda dengan ZAT atau tes skolastik di Amerika Serikat, tes skolastik di Indonesia menghadirkan empat materi yaitu:
- Potensi kognitif
- Logika Nalar matematika
- Literasi Bahasa Indonesia
- Literasi bahasa Inggris
Bisa dibilang bahwa empat materi ini memang diunggulkan dimana pengujian Ujian Nasional Berbasis Komputer yang juga diberikan untuk siswa di sekolah dasar dan menengah. Saat ini, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan memang menekankan pada penggunaan nalar dibandingkan dengan materi hafalan.
Kemampuan bernalar siswa atau mahasiswa tentu sangat penting. Pasalnya, mata kuliah yang ada di berbagai jurusan akan sangat berbeda dengan pelajaran yang didapatkan saat mereka masih menjadi siswa. Kemampuan menggunakan nalar akan sangat bermanfaat untuk pemecahan masalah atau problem solving.
Selama ini, sistem pendidikan di Indonesia memang berfokus pada hafalan. Hal ini dianggap sudah tidak sesuai dengan perkembangan zaman, dimana persaingan dunia kerja semakin tinggi.
Mahasiswa yang siap kerja adalah mereka yang dapat memecahkan masalah. Calon karyawan atau wirausahawan juga harus dapat memiliki kemampuan bernalar bagus untuk memecahkan masalah. Mereka tidak akan membutuhkan mata kuliah yang dihafalkan saat mereka terjun ke dunia kerja.
Calon Mahasiswa Tidak Perlu Khawatir
Empat materi tersebut diatas seharusnya bukanlah hal yang sulit. Pertama-tama, calon mahasiswa tentunya sudah pernah menghadapinya saat masih duduk di bangku SMP atau SMA. Kedua, mereka tidak perlu lagi menghafalkan pengetahuan umum.
Soal-soal tes potensi skolastik menekankan pada cara calon mahasiswa untuk menganalisa problem secara konteks. Tujuannya memang fokus pada penilaian kemampuan kognitif. Kemampuan ini sangat penting bagi semua calon mahasiswa supaya dapat terus mempertahankan kemampuan kognitif mereka hingga lulus kuliah nantinya.
Seharusnya, tes skolastik justru memudahkan calon mahasiswa. Mereka hanya perlu mengandalkan penalaran mereka dalam memecahkan soal. Semua soal yang ada memberikan kesempatan bagi calon mahasiswa untuk dapat membaca serta menulis secara komprehensif.
Saat ini, generasi muda Indonesia sedang krisis literasi. Maraknya penggunaan gadget membuat siswa dengan mudah mencari jawaban soal dari internet. Karena itulah, perlu adanya penekanan pentingnya literasi. Kemampuan membaca dan menulis sangat penting dalam memahami materi perkuliahan.
Tetapi, tentu saja tes potensi skolastik masih akan mengedepankan pengetahuan umum. Tes ini juga akan berfokus pada pengujian calon mahasiswa akan penguasaan matematika dasar. Intinya, tes ini dapat menguji kemampuan siswa dalam memahami materi pelajaran yang akan mereka dapatkan saat mereka menjadi mahasiswa nantinya.
Siap Kerja dengan Menempuh Studi di Bidang Kreatif
Calon mahasiswa saat ini tidak hanya dituntut untuk bisa menyelesaikan kuliah dengan nilai cemerlang. Namun, persaingan ketat di era serba cepat ini tidak dapat dihindari. Perusahaan membutuhkan tenaga yang cakap dalam menyelesaikan masalah.
Hal ini wajar mengingat para lulusan kampus manapun tidak akan mengaplikasikan semua ilmunya di dunia kerja. Karena itulah, perusahaan membutuhkan mahasiswa yang dapat menjadi penentu keputusan. Tidak hanya itu, mahasiswa di era modern ini juga harus bisa membuka lapangan kerja sendiri dengan membuka usaha.
Tidak mengherankan dimana saat ini calon mahasiswa tidak lagi mengejar jurusan konvensional. Mereka memilih bidang studi yang dapat membuat mereka siap ke dunia kerja. Bidang studi tersebut tidak berfokus pada ilmu hafalan tetapi kepada kemampuan berinovasi dan menciptakan kreativitas.
Tak heran, jurusan S1 Creativepreneurship menjadi salah satu yang terfavorit. Calon mahasiswa yang memiliki mindset modern tidak akan ragu memilih jurusan ini. Terlebih, jurusan ini telah tersedia di BINUS @Bandung.
Sebagai calon mahasiswa, tentunya mereka pun tetap harus menempuh tes potensi skolastik sebelum memilih jurusan ini. Terlebih, BINUS @Bandung adalah tujuan utama banyak mahasiswa yang ingin menempuh ilmu di kampus dengan reputasi terbaik. Jurusan Creativepreneurship di BINUS @Bandung menawarkan jenjang strata 1.
Fokus dari jurusan S1 Creativepreneurship BINUS @Bandung adalah mencetak lulusan yang tidak hanya kreatif dalam bisnis dan kewirausahaan. Sejak 2020, jurusan ini sudah mendapatkan gelar AACSB atau akreditasi Internasional. Tidak mengherankan jika mahasiswa akan mendapatkan proses belajar mengajar berkualitas yang sesuai kebutuhan para pemilik bisnis berskala internasional.
Karir Cemerlang
Lulusan S1 Creativepreneurship bergelar Bachelor of Business. Mereka bukan hanya cakap dalam membangun bisnis dalam berbagai industri kreatif. Tetapi, mereka pun cakap sebagai karyawan yang berkarakter dengan pengetahuan sekaligus keterampilan dalam menciptakan inovasi. Tak kalah penting adalah kemampuan problem solving yang diajarkan di sepanjang studi S1.
Mahasiswa jurusan ini dapat memilih konsentrasi studi di bidang Bisnis Kreatif, eCommerce kreatif, Inovasi Bisnis Multinasional dan Multi Campus Streaming serta Minor Program. Cara mendaftar cukup mudah. Cukup kunjungi situs resmi BINUS @Bandung dan ikuti tes potensi skolastik untuk menentukan bagaimana calon mahasiswa nantinya akan menyelesaikan studi di bidang yang menjanjikan karir cemerlang ini.
Lulusan S1 Creativepreneurship BINUS @Bandung dapat menjadi pemilik usaha, sociopreneur, bisnis e-commerce, konsultan bisnis dan banyak lagi. Tentunya hal ini tidak mengherankan karena memang BINUS @Bandung selalu melahirkan lulusan yang sudah siap berkompetisi di era teknologi yang semakin canggih ini.
Intinya, jika Kamu ingin sukses berwirausaha mulailah dengan memilih jurusan S1 Creativepreneurship BINUS. Klik disini untuk informasi lebih lanjut.
Source
https://dictionary.apa.org/scholastic-assessment-test
https://www.kompas.com/edu/read/2022/09/10/080000671/mengenal-tes-skolastik-di-sbmptn-2023-pengganti-tes-mata-pelajaran?page=all
Comments :