EKPERIMEN PENCAHAYAAN OUTDOOR: PENCAHAYAAN MALAM HARI PADA TAMAN KOTA BANDUNG
Andriano Simarmata, M.Ds
Kegiatan eksperimen ini merupakan kegiatan yang diselenggarakan oleh Ikatan Arsitektur Indonesia Provinsi Jawa Barat bekerja sama dengan Himpunan Teknik Iluminasi Indonesia pada bulan September 2022. Kegiatan ini dilakukan dengan cara workshop dengan melibatkan arsitek dan ahli lighting serta desainer untuk menggubah tata cahaya ruang luar dengan studi kasus Taman Balai Kota Bandung atau yang disebut dengan Taman Badak di Jalan Wastukencana No.2 Bandung.
Kegiatan dilakukan dengan cara pembekalan ilmu mengenai pencahyaan outdoor, jenis-jenis lampu, serta diskusi mengenai pencahayaan apa yang cocok pada studi kasus Taman Balai Kota Bandung. Selanjutnya dilakukan diskusi sesama desainer untuk menentukan teknis pencahyaan serta jenis lampu apa yang akan dipakai. Setelah berdiskusi yang mendalam tahap selanjutnya adalah melakukan tahap eksperimen. Kegiatan dilakukan pada sore menjelang malam hari dimana pencahayaan matahari telah redup dan pencahayaan buatan dapat terlihat dengan jelas. Objek-objek yang akan dilakukan eksperimen pencahayaan adalah ikon taman badak berupa patung badak, area sekitar patung, serta pepohonan yang merupakan background dari patung badak tersebut.
Eksperimen dilakukan secara berkelompok dan masing-masing memiliki tugas untuk mengolah visual berdarkan pencahayaan yang cocok dan tepat untuk diterapkan pada taman tersebut. Dalam hal ini peran penulis adalah mengolah pencahayaan pada pepohonan sebagai background dari ikon patung badak. Dalam eksperimen ini, berdasarkan teori ada beberpa aspek yang menjadi pertimbangan diantaranya adalah :
- Determine Design Criteria
- Record Architectural Conditions
- Determine Visual Function
- Select Lighting System To Be Used
- Select Luminaire And Lamp Types
- Determine Number And Locaton Of Luminaires
Pada tahap ini peserta eksperimen diberi kebebasan untuk memilih sistem pencahayaan lampu apa yang akan digunakan. Jenis lampu juga disediakan berdasarkan kemampuan dan daya distribusi cahaya pada lampu. Sistem penempatan pencahayaan juga dapat ditata sedemikian rupa dengan pertimbangan yang sesuai dengan kasus eksperimen. Karena area yang akan di terangi adalah area background berupa pepohonan, maka pencahayan yang dilakukan mempertimbangkan arah distribusi cahaya serta jenis lampu yang akan digunakan. Jenis lampu yang dipilih oleh penulis adalah Linear Grazer Lamp dengan daya 48 W / 940 Lumen karena dapat memberikan pilihan warna cahaya yang berbeda-beda pada satu lampu yang sama. Selain itu juga menggunakan Floodlight Spot Lamp dengan daya 55 W / 1080 Lumen untuk menerangi bidang atas pohon yang sangat tinggi. Arah distribusi cahaya diarahkan pada kanopi atau dedaunan pohon.
Ditahap ini penulis melakukan analisa terhadap tampilan warna dari pencahayaan yang akan diterapkan pada pohon sebagai background dengan melakukan sketsa digital. Dilakukan beberapa penerapan jenis warna dari gradasi warna hijau, biru dan unggu serta dilihat bagaimana kesesuaian tampilan warna dengan lingkungan disekitarnya.
Setelah dilakukan sketsa desain dan penerapan warna pada bidang yang akan diberi pencahyaan, selanjutnya adalah dengan melakukan penerapan lampu pada objek atau bidang pohon yang akan diterangi. Bidang utama yang akan diterangi adalah bagian kanopi dedaunan pada bagian atas pohon, namun pada saat eksperimen bagian batang pohon juga di beri pencahyaan agar mengekspose tekstur dari batang pohon yang besar.
Setelah melakukan setting pencahayaan lalu dinilai warna apa yang lebih tepat sebagai tampilan dari background pada pohon. Setelah melakukan pengamatan dari tampilan dan ekspresi tampilan warna cahaya maka dipilih tiga warna yang dirasa tepat untuk diaplikasikan yakni warna hijau, warna biru tosca dan warna unggu sebagai warna yang memiliki persepsi yang baik tanpa menimbulkan persepsi dan asosiasi yang negatif. Sedangkan warna cahaya biru memberikan persepsi yang dingin serta warna cahaya merah yang memberikan kesan menakutkan, sehingga dirasa kurang cocok untuk diterapkan pada fasilitas taman publik.
Berdasarkan eksperimen ini didapati penulis bahwa warna cahaya pada pepohonan sebagai bidang background taman badak yang cocok adalah warna hijau, biru tosca, atau warna unggu untuk memberikan kesan yang baik sebagai pendukung pencahayaan di environment patung badak, sehingga patung badak yang sebagai ikon dapat menjadi vocal point dalam tampilan visual di taman. Pemilihan warna cahaya ini juga dapat dipilih sebagai referensi penerapan pencahayaan pada taman-taman kota lainnya. Penerapan pencahayaan pada taman kota ini hanya dilakukan sementara karena kegiatan ini bersifat eksperimen dan studi. Pencahyaan berlebih dan tidak terkontrol juga dapat menimbulkan polusi cahaya yang kurang mendukung bagi biota sekitar yang hidup di lingkungan taman kota, maka pencahayaan pada taman perlu dilakukan pertimbangan dan perhitungan oleh ahli agar mendapat hasil yang lebih baik dan optimal.
Comments :