Andriano Simarmata, M.Ds

Pencahayaan menjadi sangat penting mengingat cahaya adalah stimuli untuk indera pengelihatan, tanpa danya cahaya akan sangat tidak mungkin manusia mengenali lingkungan sekitarnya. Sejak dahulu matahari menjadi sumber penerang alami yang didapat manusia untuk menerangi kegiatan aktivitas di pagi sampai sore hari, ketika matahari sudah tenggelam, secara alami akan menuntun manusia untuk mengistitrahatkan fisiknya dan terlelap dalam kegelapan dan memulai aktivitasnya kembali ketika fajar sudah terbit yang disebut dengan isitlah circadian rhythm atau ritme biologis tubuh.

Seiring berjalannya waktu dan perubahan zaman, pemanfaatan bumber energi seperti api, lilin dan penerang sederhana lainnya membantu dan memungkinkan manusia untuk melanjutkan aktivitasnya pada malam hari. Hadirnya peradapan teknologi penemuan baru sampai dengan ditemukannya penerangan buatan yang disebut dengan lampu membawa perubahan besar. Dengan adanya benda-benda penerang tersebut membantu mengoptimalkan aktivitas dan pekerjaan manusia pada malam hari ketika pencahayaan alami sudah redup. Tidak hanya di malam hari, pencahyaan buatan tersebut ternyata tetap diperlukan oleh manusia di pagi maupun siang hari yang karena saat ini aktivitasnya dominan menghabiskan waktunya di dalam ruang interior yang tertutup.

Terbatasnya sumber pencahayaan matahari yang masuk kedalam ruang mengakibatkan keterbiasaaan manusia yang tidak bisa lepas dari penggunaan pencahayaan buatan. Pencahayaan buatan pun menjadi kebutuhan dan memiliki peran penting untuk mengoptimalkan pekerjaan manusia khususnya ruang interior baik pada bangunan rumah tinggal, kantor, retail, rumah sakit dan fasilitas interior publik lainnya.

Rumah tinggal sebagai tempat manusia dan anggota keluarganya bernaung menjadi tempat yang paling esensial karena peran rumah tinggal saat ini bukan hanya sebagai tempat bernaung dan berisitrahat, tetapi rumah tinggal juga menjadi cerminan dari penggunannya. Rumah tinggal ditata dan direncanakan sedemikan rupa agar menjadi tempat yang nyaman secara fisik maupun secara psikologis. Terkadang nuansa dan suasana rumah setiap keluarga berbeda-beda, sehingga setiap rumah memiliki karakter tersendiri yang tercermin dari pemiliknya.

Atmosfer dan pensuasanaan ruang pada rumah tinggal tidak serta merta terjadi begitu saja, tentunya ada perencanaan yang terlah dilakukan, salah satunya adaah pemilihan gaya ruang, material, warna pada interior, jenis furnitur serta penggunaan pecahayaan. Secara visual pencahayaan turut membantu pembentukan ambience ruang namun tergantung jenis dan arah dari pencahayaannya. Untuk membangun ambience ada dua jenis pencahyaan yang dapat digunakan, yakni pencahayaan langsung dan tidak langsung.

Kedua pencahayaan ini memiliki prinsip dasar yang berbeda. Pencahayaan langsung adalah pencahayaan dimana sumber cahaya memancarkan 90-100% cahaya diarahkan secara langsung ke bidang atau ruang yang perlu diterangi. Sistem ini paling efektif dalam mengatur pencahayaan secara general dan sifatnya adalah formal. Terdapat beberapa kelemahan pada system pencahayaan ini karena dapat menimbulkan ketidaknyamanan dan kesilauan yang mengganggu  mata bila dilihat secara langsung. Untuk efek yang optimal, disarankan langit-langit, dinding serta benda yang ada didalam ruangan perlu diberi warna cerah agar tampak menyegarkan.

Sedangkan pencahayaan tidak langsung adalah pencahayaan dimana 90-100% cahaya diarahan ke langit-langit dan dinding bagian atas kemudian dipantulkan untuk menerangi seluruh ruangan. Pencahayaan ini memanfaatkan pantulan-pantulan cahaya untuk menerangi bidang atau ruang tanpa  mengekspose sumber cahayanya. Kelemahannya adalah distribusi pantulan cahaya menjadi lebih sedikit dan menyebabkan tidak efektifnya penggunaan energi.

Penerapan prinsip pencahayaan tidak langsung ini memiliki kelebihan tersendiri yakni untuk memberikan ambience yang nyaman, tenang, teduh dan santai.  Namun apabila ingin menciptakan ruang yang lebih bersifat semi formal bisa menggunakan kombinasi pencahayaan langsung dan tidak langsung pada ruangan.