Makna Hari Raya Galungan dan Kuningan Bagi Masyarakat Hindu

Umat Hindu yang ada di Indonesia akan merayakan Hari Raya Galungan pada Rabu, 25 Maret 2026. Sedangkan Hari Raya Kuningan diperkirakan akan jatuh pada Sabtu, 4 April 2026 atau 10 hari setelah Hari Raya Galungan.
Perlu diketahui, kedua hari raya tersebut dihitung dan dirayakan berdasarkan kalender Saka Bali. Keduanya adalah hari raya yang sangat penting bagi umat Hindu di Bali, oleh sebab itu tidak boleh ditinggalkan atau wajib dirayakan. Seperti apa makna Hari Raya Galungan dan Kuningan? Simak pembahasannya dibawah ini.
Apa Itu Hari Raya Galungan?
Ada banyak hari suci keagamaan yang memiliki makna penuh spiritual bagi umat Hindu di Bali. Diantaranya adalah Hari Raya Galungan dan Kuningan. Perayaan Hari Raya Galungan dilaksanakan setiap 210 hari sekali dalam perhitungan kalender Saka Bali. Hari Raya Galungan juga dikenal dengan Rerahinan Gumi yang berarti semua umat Hindu harus merayakannya agar terhindar dari berbagai marabahaya.
Makna Hari Raya Galungan
Jika dilihat dari asal usul kata, Galungan berarti ‘bersatu’ atau ‘bertemu’. Makna kata ini artinya melambangkan bersatunya kekuatan rohani yang ada dalam diri manusia dalam mencapai kebaikan. Momen peringatan Galungan digunakan sebagai tempat penyatuan kekuatan pikiran, perbuatan dan perkataan agar selalu teguh pada kebaikan dan kebenaran. Ketika pikiran dan rohani bersatu dan mewujudkan pikiran yang terang, artinya terwujudlah dharma atau kebaikan dalam diri. Begitupula sebaliknya, jika terjadi kekacauan dalam pikiran, maka itu adalah wujud dari adharma.
Hari Raya Galungan merupakan simbol kemenangan dari kebaikan yang disebut Dharma atas kejahatan yang disebut Adharma. Perayaan ini menjadi momen bagi umat Hindu untuk menyatukan kekuatan rohani serta merayakan terciptanya alam semesta. Hari Raya Galungan dipercaya oleh masyarakat Hindu sebagai hari yang akan memberikan kekuatan fisik maupun non-fisik untuk membedakan perbuatan yang baik atau yang tidak baik.
Makna Hari Raya Kuningan
Sepuluh hari setelah Hari Raya Galungan, umat Hindu di Bali akan merayakan Hari Raya Kuningan. Di Hari Raya Kuningan atau Tumpek Kuningan, masyarakat Hindu di Bali percaya bahwa para Dewa dan Bhatara juga leluhur akan turun ke bumi untuk memberikan perlindungan dan berkat hingga tengah hari.
Hari Raya Kuningan sendiri merupakan hari raya untuk memperingati kebesaran Sang Hyang Widhi yang berjasa dalam membentuk akhlak luhur manusia. Ketika hari raya ini berlangsung, umat Hindu di Bali akan menyiapkan berbagai sesajen berwarna kuning sebagai sebagai simbol kemakmuran. Ini semua dilakukan sebagai bentuk rasa terimakasih kepada para dewa dan leluhur karena telah melimpahkan rahmat untuk kemakmuran dan keselamatan dunia.
Dalam setiap prosesi yang dilakukan pada hari raya ini mengandung doa untuk meminta keselamatan dan ketentraman hidup.
Rangkaian Hari Raya Galungan dan Kuningan
Ada sejumlah rangkaian kegiatan yang dilaksanakan pada Hari Raya Galungan dan Kuningan, berikut diantaranya:
1. Tumpek Wariga
Acara pertama dalam serangkaian kegiatan Hari Raya Galungan dan Kuningan adalah Tumpek Wariga. Tumpek Wariga dilaksanakan 25 hari sebelum Hari Raya Galungan. Di hari ini, umat Hindu di Bali akan merayakannya dengan mengirimkan sesaji berupa bubuh sumsum berwarna yaitu bubuh putih, bang, gadang dan kuning. Setiap bubuh melambangkan jenis tumbuh-tumbuhan.
Upacara dilakukan sebagai wujud syukur serta penghormatan kepada dewa yang memberikan keselamatan pada tumbuh-tumbuhan dengan tujuan untuk memohon agar tanaman bisa tumbuh berbunga, berbuah dan terus subur.
2. Sugihan Jawa
Upacara selanjutnya yang termasuk dalam rangkaian Hari Raya Galungan adalah Sugihan Jawa. Upacara ini dilakukan pada hari Kamis Wage Wuku Sungsang dan bertujuan untuk menetralisir segala sesuatu yang bersifat negatif di alam semesta atau yang disebut Bhuana Agung.
Sugihan berasal dari kata ‘sugi’ yang artinya suci dan bersih, sedangkan ‘jawa’ berasal dari kata jaba yang artinya luar. Oleh sebab itu, bisa diartikan jika Sugihan Jawa merupakan hari pembersihan segala sesuatu yang berada di luar diri manusia.
3. Sugihan Bali
Acara Sugihan Bali diadakan pada hari Jumat Kliwon Wuku Sungsang. Upacara Sugihan Bali bertujuan untuk menyucikan dan mempersiapkan diri dalam menyambut kedatangan dewa dan leluhur. Dalam rangkaian acara ini, umat Hindu di Bali akan melakukan pembersihan fisik dengan mandi sebagai simbolis penyucian jiwa dan raga.
4. Hari Penyekeban
Penyekeban dilakukan pada Minggu Pahing Wuku Dungulan. Ketika ini, umat Hindu di Bali akan mengekang dirinya dari melakukan berbagai tindakan yang dilarang oleh agama.
5. Hari Penyajan
Penyajian dilakukan pada Senin Pon Wuku Dungulan dan hari ini umat Hindu di Bali yakin bahwa mereka akan digoda oleh Sang Bhuta Dungulan untuk menguji tingkat pengendalian dirinya sebelum sampai ke Hari Raya Galungan.
6. Hari Penampahan
Pada hari ini umat Hindu di Bali akan membuat penjor (batang bambu hias yang melengkung) dan menyembelih babi sebagai ungkapan syukur kepada Tuhan atau anugerah yang telah diberikan hingga saat ini.
7. Hari Umanis Galungan
Umat Hindu di Bali akan melaksanakan sembahyang yang dilanjutkan dengan Dharma Santi.
8. Hari Pemaridan Guru
Ini adalah hari untuk memohon anugerah kepada Ida Sang Hyang Widhi. Dalam makna Hari Raya Galungan, umat Hindu di Bali akan memohon anugerah untuk bisa hidup lebih sehat, lebih baik hingga mencapai kemenangan dalam hidup.
9. Ulihan
Pada rangkaian acara ini, para dewa dan leluhur akan meninggalkan berkah dan anugerahnya sebelum pulang atau kembali.
10. Hari Pemacekan Agung
Hari ini menjadi simbol keteguhan iman manusia atas segala godaan yang muncul selama perayaan Galungan.
11. Hari Kuningan
Hari Raya Kuningan dirayakan dengan memasang kolem, tamiang dan endong. Pada hari ini, umat Hindu di Bali akan melakukan persembahyangan dan persembahan hingga jam 12 siang.
12. Hari Pegat Wakan
Ini adalah rangkaian terakhir dari perayaan Hari Raya Galungan dan Kuningan yang jatuh pada hari Rabu Kliwon Wuku Pahang. Dalam acara ini dilakukan persembahyangan dan dilanjutkan dengan mencabut penjor lalu dibakar dan abunya ditanam di pekarangan rumah masing-masing.
Mau Kuliah dengan Fasilitas Terlengkap? Yuk Daftar BINUS @Bandung
Dimanapun dan siapapun kamu, jika ingin kuliah cepat dengan kualitas pendidikan yang terjamin dan fasilitas yang terlengkap, BINUS @Bandung adalah solusi terbaik. BINUS @Bandung kini memiliki dua kampus yang keduanya terdapat berbagai fasilitas canggih untuk menunjang proses pembelajaran. Kuliah di BINUS @Bandung juga bisa membantumu lebih cepat menggapai karir karena ada program kuliah 2,5 tahun. Dengan program kuliah singkat ini, kamu bisa selangkah lebih cepat dalam menggapai mimpi-mimpimu.
Tunggu apa lagi? Dapatkan pengalaman belajar yang luar biasa hanya di BINUS @Bandung. Segera daftar di sini!


Comments :