Gaming Disorder: Ciri-Ciri, Penyebab, Diagnosis dan Cara Mengatasinya
Main game memang sangat mengasyikkan. Namun pernahkah kamu mengalami atau menemukan seseorang yang lupa dengan keadaan disekitarnya karena saking asyiknya bermain game? Ya, hal ini memang bisa terjadi dan belakangan menjadi salah satu masalah kesehatan mental yang banyak muncul dan bahkan bisa menyerang semua umur. Kondisi ini disebut dengan gaming disorder.
Seseorang yang mengalami masalah gaming disorder akan kesulitan mengendalikan keinginannya untuk bermain game. Bahkan mereka yang mengalami masalah ini bisa saja mengamuk tak terkendali karena ada yang mengganggunya saat bermain game.
Lantas bagaimana cara mengatasinya? Sebelum kita tahu cara mengatasinya, terlebih dulu mari kita ketahui ciri-ciri, penyebab dan diagnosisnya dalam artikel dibawah ini!
Apa itu gaming disorder?
Gaming disorder merupakan masalah gangguan perilaku yang hanya memprioritaskan game dan mengabaikan hal lain dalam kehidupannya. Gaming disorder masuk dalam ICD-11 atau Klasifikasi Penyakit Internasional. Kondisi ini mampu berdampak negatif pada eksistensinya dalam menjalani kehidupan sehari-hari.
Ya, ini karena seseorang yang mengalami gaming disorder akan lupa dengan tugas penting lainnya yang berhubungan dengan tanggung jawab pribadi, pendidikan, fungsi sosial, hingga pekerjaan. Mereka akan mengalami kesulitan mengendalikan waktu ketika bermain game.
Ciri-Ciri Gaming Disorder
Seseorang yang mengalami gangguan kesehatan mental ini akan menunjukkan tanda dan gejala gangguan diantaranya:
- Mengutamakan bermain game dibandingkan dengan aktivitas atau minat lainnya
- Bermain game terus menerus tanpa memperdulikan dampak negatifnya
- Mulai kehilangan kontrol terhadap alokasi waktu bermain game
- Percakapan mereka seringkali berkaitan dengan eksploitasi game yang mereka mainkan
- Jika ada yang melarangnya bermain game langsung marah atau tersinggung
- Kehilangan fokus dalam beraktivitas lainnya (karena ingin segera main game)
- Meskipun sudah merasakan dampak negatifnya masih tetap lanjut bermain
- Mengalami masalah di rumah, sekolahan atau kantor karena terkait dengan kebiasaan bermain game
- Menghamburkan uang yang dimilikinya bahkan hingga mengambil yang bukan miliknya untuk membeli game
- Kehilangan minat pada hobi, pekerjaan, sekolah bahkan hubungan.
Jika ciri tanda dan gejala di atas berlangsung selama berbulan-bulan, kita perlu aware dengan hal tersebut karena bisa jadi itu adalah gaming disorder.
Selain dari beberapa ciri di atas, seseorang yang mengalami gaming disorder juga seringkali mengalami gangguan kecemasan berlebih, depresi hingga stress. Selain itu karena terlalu lama bermain game tanpa beraktivitas fisik, biasanya mereka akan memiliki risiko gangguan kesehatan yang lebih tinggi seperti obesitas masalah tidur.
Penyebab Gaming Disorder
Ada beberapa hal yang disinyalir sebagai penyebab gaming disorder. Berikut beberapa faktor yang melatarbelakanginya:
1. Perubahan kimia dalam otak
Ketika bermain game otak bekerja melepaskan hormon bahagia yang disebut dopamin. Ketika dopamin lepas, maka kamu akan merasakan perasaan nyaman dan menyenangkan. Perubahan kimia dalam otak inilah yang kemudian membuat seseorang jadi lebih terobsesi untuk terus bermain game. Tujuannya untuk mendapatkan kesenangan.
2. Pengaruh emosional
Salah satu tujuan bermain game adalah melarikan diri dari masalah. Dan seringkali hal ini terjadi pada mereka yang memiliki kesehatan mental yang buruk seperti depresi, cemas atau bahkan stres.
3. Desain game
Industri game memang merancang game miliknya sedemikian rupa agar pemain ketagihan memainkannya.
4. Faktor genetik dan lingkungan
Sebuah penelitian menyebutkan jika kecenderungan pria lebih terhadap permainan kompulsif lebih tinggi dibandingkan wanita. Selain itu dalam studi kembar longitudinal, disebutkan jika penyebab seseorang bermain game tak hanya karena faktor genetik namun juga karena lingkungan yang spesifik berdasarkan dari jenis kelamin serta usia seseorang.
5. Pola asuh orang tua
Salah satu penyebab yang mendasari gaming disorder adalah pola asuh orang tua yang abai terhadap anaknya. Bisa terlihat jika saat ini banyak yang memberikan gadget pada anak mereka secara cuma-cuma dan membebaskannya untuk digunakan.
6. Faktor lain yang menyebabkan gaming disorder
Ada beberapa faktor lain yang menjadi penyebab gangguan kesehatan mental ini diantaranya memiliki keanggotaan dalam komunitas game, menambah waktu main game meskipun di hari kerja, menghabiskan banyak uang untuk game, serta mulai main game sejak usia muda.
Diagnosis Gaming Disorder
Masalah kesehatan mental ini seringkali terjadi pada usia anak-anak hingga remaja. Untuk menegakkan diagnosis tentunya dilakukan oleh mereka yang profesional dibidangnya yakni psikolog ataupun psikiater. Sedangkan orang terdekat seperti orang tua dan guru bertugas mengamati kapan dan bagaimana mereka mulai kehilangan kontrol.
Diagnosis ditegakkan dengan serangkaian tes seperti mengisi kuesioner dan melakukan wawancara untuk menentukan apakah yang dialaminya memang gaming disorder atau bukan.
Cara Mengatasi Gaming Disorder
Ada beberapa cara untuk mengatasi masalah gangguan kesehatan mental ini yaitu:
- Melakukan terapi perilaku kognitif dengan tujuan mengubah pemikiran seseorang yang awalnya terobsesi dengan game untuk kembali ke pemikiran awal.
- Terapi keluarga dilakukan oleh anggota keluarga dengan cara mendukung atau memotivasi agar mengurangi waktunya dalam bermain game.
- Terapi kelompok melibatkan kelompok kecil yang nantinya bertugas untuk mendampingi selama proses terapi.
- Rawat inap dan program rehabilitasi dilakukan ketika kondisinya teramat sangat parah. Dengan mengikuti anjuran ini, penderita tak lagi memiliki akses bermain game. Selain itu kondisi kesehatan mental lainnya juga bisa ditangani sekaligus.
Di era serba digital seperti saat ini memang gadget dan internet bisa jadi senjata bermata dua. Di satu sisi memiliki dampak positif yang sangat besar, namun jika tidak dimanfaatkan dengan baik bisa membawa dampak negatif yang tidak main-main pula.
Bagi kamu yang tertarik mempelajari psikologi dan teknologi digital, kamu bisa melanjutkan S1 di jurusan Digital Psychology yang ada di BINUS @Bandung. Jurusan baru dengan program double degree ini mengintegrasikan ilmu dasar psikologi dengan computer science. Dua ilmu yang sangat bermanfaat di era digital seperti sekarang ini.
Tertarik dengan jurusan baru di BINUS @Bandung ini? Yuk cari tahu informasi selengkapnya disini!
Comments :