9 Pengaruh Media Sosial Pada Kesehatan Mental Remaja

Di era digital seperti sekarang, media sosial tidak bisa lepas terlalu lama dari jangkauan kehidupan remaja. Satu sisi media sosial mampu meningkatkan berbagai kemampuan mereka, namun disatu sisi lain media sosial membawa dampak buruk pada kesehatan mental seorang remaja. Seberapa jauh pengaruh media sosial pada kesehatan mental remaja? Mari kita kulik lebih lanjut. 

Pengaruh Media Sosial pada Kesehatan Mental Remaja

National Institute of Mental Health menyebutkan jika media sosial yang digunakan terlalu lama oleh remaja (18 hingga 25 tahun) berisiko meningkatkan gangguan mental. Dalam laporan lain yang dikeluarkan oleh databoks.katadata.co.id mencatat jika tahun 2024 ini masyarakat Indonesia menghabiskan waktu rata-rata 3 jam 14 menit setiap harinya untuk berinteraksi dengan media sosial. Lantas 81% diantaranya mengaksesnya setiap hari.

Selanjutnya sebuah jurnal penelitian yakni JAMA Psychiatry menemukan jika remaja yang menggunakan media sosial lebih dari 3 jam setiap hari berisiko tinggi memiliki masalah internalisasi atau citra diri yang termasuk bagian dari masalah kesehatan mental. 

Memang media sosial memiliki banyak efek positif, namun tidak dipungkiri jika banyak efek negatif yang dibawanya. Tapi perlu diingat jika efek atau dampak yang muncul pada setiap orang bisa saja berbeda. 

Digital Psychology

Dampak Positif Media Sosial

1. Membantu mendapatkan dukungan secara online

Media sosial mampu bertindak sebagai tempat bagi seseorang untuk mengekspresikan dirinya, mengembangkan bakat dan minat serta memperluas pandangan seseorang. Mereka yang tergabung di media sosial dan membagikan momennya berkemungkinan besar mendapatkan dukungan yang mampu mempengaruhi psikologisnya. Misalnya dukungan dari komunitas tertentu yang sesuai dengan bakatnya. 

2. Meningkatkan keterampilan sosial

Peran media sosial sebagai tempat komunikasi dan saling berbagi informasi mampu memberikan dampak positif bagi seseorang dalam meningkatkan keterampilan sosialnya. Misalnya kemampuan untuk berkomunikasi, berkolaborasi dan kemampuan beradaptasi. 

3. Meningkatkan kesadaran sosial

Tak hanya bertindak sebagai hiburan untuk melepas penat, media sosial juga sebagai tempat untuk menyebarluaskan berbagai isu sosial, kemanusiaan dan lingkungan. Dengan sesering mungkin melihat konten positif ini, sedikit banyak mampu meningkatkan kesadaran sosial seseorang. 

4. Belajar mengatasi masalah

Para remaja juga bisa mendapatkan pelajaran tentang bagaimana cara mengatasi situasi kehidupannya. Mereka bisa mencari informasi yang berkaitan dengan masalah yang dihadapinya atau tentang kondisi kesehatan mentalnya. 

5. Membantu tetap terhubung dengan orang lain

Seorang remaja sangat rentan terhadap depresi. Media sosial membantu mereka untuk tetap terhubung dengan banyak orang. Sebagaimana kita ketahui, saat ini ada banyak konten hiburan di media sosial yang disisipi dengan pesan dan nasihat positif yang mampu membantu mereka berjuang melewati hari-harinya yang menantang. 

Dampak Negatif Media Sosial

Hubungan seseorang dengan teman sebayanya di media sosial lebih cepat dan lebih sering jika dibandingkan dengan kehidupan nyata.  

1. Menjadi target cyber bullying

Bullying yang terjadi entah di kehidupan nyata ataupun di ranah dunia maya sama-sama berbahaya dan berdampak pada rusaknya citra diri hingga bisa menjurus ke perilaku bunuh diri. 

2. Menimbulkan ketidakpuasan diri

Ketika terus menerus melihat konten yang menunjukkan kehidupan yang mewah, secara tidak sadar Anda akan merasakan ketidakpuasan terhadap diri sendiri. Mungkin Anda sadar jika tidak semua unggahan tersebut adalah asli. Beberapa unggahan hanyalah untuk kepentingan konten semata. Namun tetap saja akan muncul standar kehidupan yang seringkali tidak realistis sehingga berdampak pada kepercayaan diri seseorang tersebut. 

3. Meningkatkan kecemburuan sosial

Terus menerus berinteraksi dengan media sosial membuat pengguna menciptakan perbandingan yang tak sehat. Misalnya membandingkan barang yang Anda miliki dengan milik orang lain. Jika seseorang terpengaruh dengan hal ini, lambat laun akan memunculkan masalah kesehatan mental yakni meningkatnya kecemburuan sosial. 

4. Menyebabkan kecemasan hingga depresi

Berinteraksi tanpa henti akan menyebabkan banyak masalah pada kesehatan mental mulai dari peningkatan kecemasan, depresi dan memperburuk keadaan tersebut. 

Dampak ini bisa terjadi ketika seseorang merasa tertekan dengan suatu keadaan. Misalnya si A yang dalam unggahan dia selalu ingin tampil sempurna. Mulai dari apa yang dikenakannya selalu up to date hingga keinginan agar semua konten yang dibuatnya bisa viral. Jika suatu ketika ada masalah terhadap unggahan, maka hal tersebut akan membuatnya tertekan. Misalnya jadwal mengunggah yang “molor”, atau konten yang sama sekali tidak mendapatkan like

Semua tekanan tersebut lambat laun menimbulkan kekhawatiran berlebih yang mengarah pada kecemasan hingga depresi. 

5. Kecanduan

Ketika membuka media sosial, produksi hormon dopamin yang memicu rasa nyaman dan senang akan meningkat. Ketika itu otak kemudian mengidentifikasi agar kegiatan ini dilakukan lagi. Sayangnya efek rasa senang yang diakibatkan oleh interaksi dengan media sosial ini hanya bersifat sementara. Akibatnya terjadilah yang dinamakan kecanduan. 

Digital Psychology, Jurusan yang Mampu Memadukan Ilmu Psikologi dengan Teknologi Komputer

Bagi generasi digital, pendidikan psikologi sangatlah penting. Bahkan seiring perkembangan teknologi, kedua hal ini jadi sangat sulit untuk dipisahkan karena teknologi akan mempengaruhi dan bisa saja mengubah kondisi psikologi seseorang. 

Bagi kamu yang tertarik mempelajari kedua hal diatas, bergabunglah dengan prodi baru BINUS @Bandung yakni Digital Psychology. Prodi baru yang baru diluncurkan tahun ini sangatlah unik. Prodi Digital Psychology memadukan penerapan teknologi digital dengan prinsip dasar teknologi. 

Perkembangan era digital yang kian dinamis memaksa seluruh industri memiliki tenaga ahli yang tak hanya paham dengan psikologi namun juga memiliki kemampuan untuk mengintegrasikan antara data dengan teknologi untuk mendapatkan solusi yang paling efektif. 

Menarik bukan? Selain beberapa hal diatas, perlu diketahui juga jika prospek karir lulusan Digital Psychology sangatlah luas. Kamu bisa menjadi seorang data analis, developer sistem atau program, atau bisa juga mengembangkan solusi teknologi dalam sebuah sistem.

Tertarik mengambil Digital Psychology untuk pendidikan selanjutnya? Hubungi tim kami disini untuk informasi lebih lengkap. Klik tautan berikut untuk pendaftaranya.

Digital Psychology