Peran Identitas dalam Propaganda Visual
Yuda Suryasa Sjaerodji, M.Ds.
DKV BINUS @Bandung
Identitas memainkan peran penting dalam propaganda visual, karena identitas membantu menentukan cara pesan diterima dan diinterpretasikan oleh audiens. Identitas dapat merujuk pada identitas kolektif (nasional, budaya, atau kelompok) dan identitas individu (nilai, keyakinan, dan pengalaman pribadi). Berikut adalah beberapa cara bagaimana identitas berperan dalam propaganda visual:
- Pengenalan dan Resonansi
- Pengenalan Simbol dan Ikon: Penggunaan simbol dan ikon yang mudah dikenali oleh audiens dapat memperkuat pesan. Misalnya, bendera nasional, lambang partai politik, atau ikon budaya.
- Resonansi dengan Nilai dan Keyakinan: Visual yang mencerminkan nilai dan keyakinan audiens cenderung lebih efektif. Misalnya, gambar yang menonjolkan patriotisme, keberanian, atau keadilan.
- Keterikatan Emosional
- Cerita dan Narasi yang Relevan: Menggunakan elemen visual yang menceritakan kisah yang relevan dengan pengalaman atau sejarah audiens dapat membangun keterikatan emosional.
- Personifikasi dan Representasi: Menampilkan tokoh atau figur yang audiens bisa identifikasi, baik melalui karakteristik fisik, pakaian, atau peran sosial mereka.
- Penguatan Kelompok dan Identitas Sosial
- In-group vs. Out-group: Visual yang menekankan perbedaan antara “kita” dan “mereka” untuk memperkuat solidaritas kelompok dan memotivasi tindakan bersama.
- Representasi Identitas Kolektif: Penggunaan elemen yang mencerminkan identitas kelompok tertentu untuk memperkuat rasa kebersamaan dan kesatuan. Misalnya, seragam militer, pakaian adat, atau ikon budaya.
- Citra Diri dan Aspirasi
- Citra Ideal: Menampilkan citra diri ideal yang audiens aspirasikan. Misalnya, gambar pahlawan, pemimpin visioner, atau warga negara model.
- Role Models: Menggunakan tokoh inspiratif atau panutan yang audiens ingin tiru, seperti tokoh sejarah, atlet, atau selebritas.
- Pengaruh Budaya dan Sejarah
- Referensi Sejarah dan Budaya: Menggunakan elemen visual yang merujuk pada peristiwa sejarah atau tradisi budaya yang penting bagi audiens.
- Memori Kolektif: Menyentuh memori kolektif audiens untuk menciptakan rasa nostalgia atau kebanggaan.
- Taktik Emosional
- Menggerakkan Emosi: Visual yang memanfaatkan emosi seperti takut, bangga, marah, atau sedih untuk memotivasi respons tertentu.
- Provokasi: Menggunakan gambar yang memprovokasi untuk menimbulkan reaksi emosional yang kuat.
Contoh Peran Identitas dalam Propaganda Visual
Poster Soviet: “Motherland Calls!” (1941)
- Pengenalan dan Resonansi:
- Simbol Nasional: Poster menampilkan seorang wanita yang mewakili “Ibu Pertiwi” Rusia, yang merupakan simbol kuat bagi identitas nasional.
- Resonansi Nilai: Menekankan nilai patriotisme dan pengorbanan demi tanah air.
- Keterikatan Emosional:
- Narasi Relevan: Menggunakan narasi visual yang menyerukan semua warga negara untuk membela tanah air mereka.
- Personifikasi: Wanita yang digambarkan memiliki karakteristik yang dapat diidentifikasi oleh warga Rusia sebagai figur keibuan dan pelindung.
- Penguatan Kelompok dan Identitas Sosial:
- In-group vs. Out-group: Membedakan antara warga Rusia yang setia dan musuh yang mengancam negara.
- Identitas Kolektif: Menggambarkan identitas nasional sebagai kekuatan pemersatu dalam menghadapi ancaman eksternal.
- Citra Diri dan Aspirasi:
- Citra Ideal: Menampilkan wanita kuat dan tegas yang menjadi simbol keberanian dan ketahanan.
- Role Model: Menyajikan figur yang dapat menjadi panutan bagi warga negara untuk menunjukkan keberanian dan dedikasi.
- Pengaruh Budaya dan Sejarah:
- Referensi Sejarah: Menggugah semangat juang yang telah lama ada dalam sejarah Rusia.
- Memori Kolektif: Mengingatkan warga tentang pertempuran dan pengorbanan masa lalu untuk memotivasi tindakan di masa kini.
- Taktik Emosional:
- Menggerakkan Emosi: Visual ini dimaksudkan untuk menimbulkan rasa takut dan urgensi serta membangkitkan rasa bangga dan kewajiban.
- Provokasi: Gambar yang tegas dan panggilan yang mendesak untuk bertindak segera.
Kesimpulan
Identitas dalam propaganda visual tidak hanya membantu dalam penyampaian pesan, tetapi juga memperkuat koneksi emosional antara pesan dan audiens. Dengan memahami dan menggunakan elemen identitas ini, propaganda dapat dirancang untuk lebih efektif mempengaruhi sikap dan tindakan audiens.
Comments :