Oleh: Desi Indrawati

Sumber: JurnalPost

Kemampuan berbahasa merupakan kemampuan yang dimiliki oleh manusia dan membedakan manusia dengan makhluk Tuhan lainnya. Bahasa memungkinkan manusia untuk menyampaikan informasi dan meneruskan informasi tersebut dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui ungkapan secara tertulis maupun lisan. Kemampuan bahasa, pikiran, perasaan, dan penalaran seseorang dapat dirangsang dan dilatih agar fungsi bahasa dapat dirasakan lebih efektif lagi.

Sedangkan budaya merupakan hasil dari akal dan ikhtisar manusia (Widyosiswoyo, 2004). Sedangkan Koentjaraningrat (2005) mendefinisikan budaya sebagai seluruh total pikiran manusia, karya manusia, dan hasil manusia yang tidak berasal dari nalurinya, dan hanya bisa dihasilkan setelah manusia melakukan proses belajar. Hal tersebut manandakan bahwa budaya menjadi salah satu tolak ukur adanya sebuah peradaban yang maju. Melalui budaya, manusia meneruskan nilai-nilai luhur yang diturunkan nenek moyangnya.

Banyak ahli yang beranggapan bahwa bahasa adalah bagian dari kebudayaan, namun tidak sedikit juga yang berpendapat bahwa kebudayaan adalah bagian dari bahasa. Menurut C. Kluckhohn, bahasa merupakan salah satu unsur kebudayaan. Hal senada diungkapkan Koentjaraningrat. Ia berpendapat bahwa bahasa merupakan bagian dari kebudayaan, sehingga hubungan antara bahasa dan kebudayaan merupakan hubungan yang saling tergantung, dimana bahasa merupakan bagian dari kebudayaan. Dengan demikian, bahasa dan budaya memiliki hubungan yang erat satu sama lain, yaitu hubungan yang sederajat dan menempati kedudukan yang sangat tinggi. Bahasa dapat dilihat dari luar adalah alat maupun wadah budaya berupa kegiatan berbahasa, seperti bentuk bahasa tulis dan lisan. Demikian pula, bahasa secara de facto tidak dapat dipisahkan dari budaya dan konteks budaya tertentu. Bahasa adalah salah satu unsur budaya yang merupakan cerminan budaya (Triyanto, 2019).

Bahasa bukan saja merupakan sarana yang ada dalam diri manusia yang dikaji sepihak oleh para ahli bahasa, melainkan bahasa juga alat komunikasi antarpersona. Komunikasi selalu diiringi oleh interpretasi yang di dalamnya terkandung makna. Dari sudut pandang wacana, makna tidak pernah bersifat absolut; selalu ditentukan oleh berbagai konteks yang selalu mengacu kepada tanda-tanda yang terdapat dalam kehidupan manusia yang di dalamnya ada budaya. Oleh karena itu, bahasa tidak pernah lepas dari konteks budaya dan keberadaannya selalu bersama dengan budaya.

 

Daftar Pustaka
Koentjaraningrat.(2005). Pengantar Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta.
Widyosiswoyo. (2004). Ilmu Budaya Dasar. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Triyanto, T., Fauziyah, F. A., & Hadi, M. T. (2019). Bahasa sebagai Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa. Jurnal Salaka: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Budaya Indonesia, 1(1), 1.