RUANG INTERIOR UNTUK ANAK DI MASA GOLDEN AGE
Andriano Simarmata, M.Ds
Karakter dan kepribadian individu bisa dibentuk diprediksi keberhasilannya dimasa depan dengan memanfaatkan potensi periode emas/golden age. Golden age adalah periode usia 1-4 tahun masa kritis perkembangan kecerdasan dan intelektual anak, artinya jika anak distimulasi dengan optimal di masa itu, maka anak akan tumbuh optimal baik kecerdasan maupun kepribadiannya. Dr. Maria Montessori mengatakan bahwa anak usia 1-3 tahun berada pada tahap penyerapan total berupa pengenalan dan pengalaman panca indera. Pada usia ini pula diketahui bahwa 70% pembentukan karakter manusia mulai terbentuk. Pada usia 4 tahun, 50% kapabilitas kecerdasan dibentuk dan berkembang menjadi 80% ketika anak mencapai umur 8 tahun dan akan optimal pada puncaknya pada usia 18 tahun.
Dari pernyataan itu dapat disimpulkan bahwa perkembangan kemampuan dan kecerdasan manusia dalam kurun waktu kurun waktu 4 tahun sama besarnya dengan perkembangan yang terjadi dalam kurun waktu 14 tahun selanjutnya. Oleh sebab itu periode emas usia 1-4 tahun disebut sebagai periode kritis bagi seorang individu, dimana perkembangan yang diperoleh pada periode ini sangat berpengaruh terhadap perkembangan periode berikutnya hingga masa dewasa. Pada periode itu daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual seorang anak sebaiknya dioptimalkan sejak dini dan merupakan titik awal karakter unggul seorang individu kedepannya.Untuk pemilihan warna utama pada ruang interior anak dapat dibuat dengan pemilihan warna terang dan netral seperti warna putih, dan abu terang, sedangkan warna primer; merah kuning, dan biru dengan kontras yang lebih rendah dapat diaplikasikan menjadi aksen pada ruang, baik berupa furnitur maupun elemen dekorasi lainnya. Selain menjadi warna untuk furniture, warna primer juga dapat dijadikan sebagai aksen grafis dengan
Pada tahap perkembangannya, anak akan mulai mencoba mengenali lingkungannya, sehingga pemberian stimuli pada anak di periode golden age dapat berperan besar dalam memberi pengalaman dan perkembangan sejak dini. Hal yang dapat dilakukan adalah dengan mencoba menggubah lingkungannya diantaranya adalah pemilihan dan pengaplikasian bentuk dan warna pada furnitur maupun ruang interior.
Pemilihan Warna Ruang Pada Kronologis Pertumbuhan Anak
Warna melalui pengelihatan anak usia dini masih belum optimal, sehingga hanya berfokus pada warna warna yang memiliki kontras lebih tinggi dari warna yang ada disekitarnya. Anak usia dini baru bisa mengidentifikasi warna primer seperti warna merah, kuning dan biru karena gelombang warnanya sensitif dan mudah diidentifikasi anak pada proses awal pengelihatannya.
Maka dari itu, untuk mendukung pembelajaran anak dapat dilakukan dengan pemilihan warna-warna primer sebagai objek visual yang diterapkan pada ruang interior anak. Namun warna primer itu tidak sepenuhnya bisa diaplikasikan pada seluruh elemen interior pada ruang anak karena dapat berpengaruh pada kenyamanan pengelihatannya. Oleh sebab itu warna primer yang mudah diidentifikasi anak dijadikan sebagai aksen yang akan menjadi fokus pengelihatannya sehingga anak mampu melatih kepekaan pengelihatan dan memberi arahan fokus utama.
Untuk pemilihan warna utama pada ruang interior anak dapat dibuat dengan pemilihan warna terang dan netral seperti warna putih, dan abu terang, sedangkan warna primer; merah kuning, dan biru dengan kontras yang lebih rendah dapat diaplikasikan menjadi aksen pada ruang, baik berupa furnitur maupun elemen dekorasi lainnya. Selain menjadi warna untuk furniture, warna primer juga dapat dijadikan sebagai aksen grafis dengan bentuk yang sederhana seperti bulat, segitiga, dan persegi. Bentuk tersebut dapat diaplikasikan pada aksen elemen dinding interior, lantai, maupun langit-langit ruang. Aksen tersebut akan menjadi stimuli pengelihatan anak dalam melatih kepekaan dan fokus. Penerapan konsep ini dapat diaplikasikan pada ruang interior bayi pada usia satu sampai dua tahun
Melalui referensi image diatas pemilihan warna dasar putih atau abu polos dapat menjadi dasar warna dinding yang cocok untuk ruang anak dan aksen warna primer sebagai pelengkap elemen interiornya yang bersahabat dengan anak usia dua sampai dua tahun.
Seiring pertumbuhan anak, pada usia dua sampai lima tahun, kemampuan fungsional motorik pengelihatan semakin berkembang dan kemampuan identifikassi warna yang dimiliki semakin meningkat dengan range warna yang semakin luas. Warna hijau, biru, cokelat dan jingga pastel dapat dikombinasikan sebagai akses utuk mengisi ruang interior anak karena anak sudah mampu mengidentifikasi warna melalui tahap demi tahap. Pada tahap usia tiga sampai lima tahun, anak sudah mampu mengidentifikasi bentuk-bentuk yang lebih kompleks sehingga ruang anak juga dapat dipersonalize berdasarkan gender. Agar nuansa ruang lebih menyenangkan, ruang dapat ditambah dengan dekorasi berupa gambar grafis hewan atau benda-benda yang ia sukai sebagai pengisi interior ruang anak.
Pada tahap usia tiga sampai lima tahun, kemampuan analisa dan kemampuan motorik anak yang kian berkembang, sehingga diperlukan penyesuaian gubahan elemen interior anak dengan stimuli visual dengan tema yang menarik yang dapat dilakukan dengan pengaplikasian warna sekunder dan bentuk grafis dengan bentuk yang kompleks.
Secara tidak langsung penerapan elemen-elemen interior berupa bentuk dan warna dapat membantu membentuk suasana lingkungan yang dapat memudahkan orangtua dalam membangun lingkungan yang kondusif untuk anak sesuai dengan usia dan kemampuan perkembangannya. Dengan memanfaatkan stimulus lingkungan yang tepat nantinya diharapkan proses penyerapan dan pembelajaran akan berjalan optimal dan membentuk anak menjadi lebih optimal khususnya pada anak peridode golden age.
Anak akan terus tumbuh dan berkembang, sehingga dalam perancangan ruang interior untuk ruang bermain atau ruang tidur harus tetap dinamis mengikuti tahap perkembangannya, sehingga diperlukan penanganan yang khusus pada penerapan rancangan interior untuk anak. Namun hal itu tidak menjadi penghalang untuk tetap memberikan yang terbaik karena masa periode golden-age anak hanya terjadi sekali dalam jangka waktu sampai lima tahun. Jadi jangan sampai terlewatkan sia-sia.
Comments :