Raden Asep Ahadiat Gandawijaya

Definisi – Definisi Rumpun Utama, Tanah – Lempung – Tanah Liat , Tanah adalah campuran partikel-partikel yang terdiri dari salah satu atau seluruh jenis berikut : Berangkal (boulders),Kerikil (gravel), Pasir (sand),Lanau (silt),Lempung (clay), Koloid  Menurut Bowles (1989) dalam Fauizek dkk (2018)

Lempung ;Menurut Chen (1975) dalam Aziz & Safitri (2015), bahwa suatu mineral lempung tidak dapat dibedakan melalui ukuran partikel saja, sebagai contoh partikel quartz dan feldspar, meskipun terdiri dari partikel-partikel yang sangat kecil namun tidak bisa disebut tanah lempung karenan umumnya partikel-partikel tersebut tidak dapat menyebabkan terjadinya sifat plastis dari tanah. Perubahan sifat fisik dan mekanis tanah lempung dikendalikan oleh kelompok mineral yang mendominasi tanah tersebut.

Tanah Liat; Menurut “Clay” WRITTEN BY The Editors of Encyclopaedia Britannica (diakses 16-04-21) tanah liat adalah partikel mineral berkerangka dasar silikat yang berdiameter kurang dari 5 mikrometer.

Wikipedia (2013), lempung / tanah liat adalah partikel mineral berkerangka dasar silika yang berdiameter kurang dari 4 mikrometer. Lempung terbentuk dari proses pelapukan batuan silika oleh asam karbonat dan sebagian dihasilkan dari aktivitas panas bumi.

Definisi lain :Pasir ;Butiran cukup jelas untuk dilihat, namun cukup sulit untuk diambil dengan jari. Ukuran butir pasir lebih kecil dari kerikil, 6.5 mm – 0.06 mm (0.25 – 0.002 Inch). Bersama-sama kerikil sering disebut sebagai tanah berbutir kasar – Dian Ariestadi, Buku Teknik Struktur Bangunan

Lanau ;Menurut Braja M Das, (1998):Lanau (Silt). Ukuran butir lanau lebih kecil dari pasir, yakni berkisar antara 0.06 – 0.002 mm (0.002 – 0,00008 mm. Lanau ini relatif memiliki sifat mirip pasir, tanah berbutir.

Rumpun                     : Tanah

Sub-rumpun   : Tanah Liat

Spesifikasi      : Mampu dibakar pada suhu rendah (900oC–1180oC), susut kering dan susut bakarnya juga tinggi, porositasnya yang cukup tinggi karena mengandung pasir, dan mengendap pada daerah rendah seperti lembah sungai, tanah rawa, tanah marine, dan tanah danau.

Sumber (lokasi)                : Sumutera Utara, Sumatera Barat, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Yogyakarta

Bahan dasar (komposisi)       : Mengandung oksida zat besi dalam jumlah tinggi, kotoran humus (organik), oksida besi (Fe), oksida mangaan (Mn), oksida cupper (Cu), oksida cobalt (Co)

Dimensi                      :≥ 0,002 mm

Warna                       : Bervariasi (coklat, merah, oranye, abu-abu, hitam dan krem)

Texture                      : Padat, Halus, lengket dan memiliki tingkat keliatan (plasticity) yang paling tinggi

Cara pemasangan/ Proses menjadi part:

Pengolahan secara manual kering :  Penjemuran, penumbukan menggunakan mortar dan pestle, penyaringan menggunakan saringan mesh 50 atau jika dikendaki yang lebih halus lagi dapat menggunakan saringan dengan ukuran 70, 80 sampai 100, lalu penimbangan untuk menentukan jumlah air yang perlu ditambahkan pada bahan tanah liat. Selanjutnya campurkan bahan tanah liat yang sudah ditimbang dengan air sebanyak 30% – 40% dari jumlah tanah liat kering, diremas-remas hingga tekstur siap diuli. Setelah diuli, Peramlah tanah liat pada bak bertutup supaya kelembaban tanah liat dalam kantong plastik tetap terjaga. Waktu pemeraman selama kurang lebih 7 hari (proses fermentasi dari unsur-unsur organik yang dikandungnya, sehingga tanah liat menjadi lebih plastis.)

Pengolahan secara manual basah : Penjemuran, lalu rendamlah bahan tanah liat kering dalam air (tanah liat mengalami slaking, tanah liat mengembang dan hancur menjadi bagian kecilkecil, sehingga menjadi slip.) dan aduk secara merata. Selanjutnya dilakukan penyaringan menggunakan saringan mesh 60. Penyaringan dilakukan tanah bersih dari bahan pengotor. Kemudian lakukan pengendapan slip tanah liat selama satu sampai tiga hari, tanah akan mengendap pada bagian bawah air. Selanjutnya ambilah air yang ada di atas tanah tersebut sampai sebatas permukaan endapan tanah, tuang lumpur tanah liat (slip) di atas meja gips, atau karung goni sampai tanah tersebut mengental. Pengentalan merupakan proses penguapan kandungan air (dewatering) dari lumpur tanah liat (slip), hal ini terjadi karena air diserap gips dan penguapan oleh suhu udara. Selanjutnya tanah liat akan diuli dan dilakukan pemeraman selama 7 hari sebagai tahap terakhir.

Pengolahan secara masinal : Masukkan tanah liat plastis tersebut ke dalam pugmill (tanah liat akan elastis dan berbentuk silinder)

APLIKASI

Tanah liat dapat digunakan sebagai komponen utama dalam membuat batu batau sebagai struktur, tembikar sebagai lata guna pakai dengan pembakaran yang disesuaikan dan bentuk kegunaan disesuaikan dengan guna pakainya, dengan pembakaran dan perhitungan yang baik, tanah liat dapat menahan panas tinggi sehingga material ini dapat digunakan sebagai bahan tahan panas dan kekerasan tinggi, untuk palikasi dalam interior dan eksterior tanah liat banyak digunakan pada elemen struktur, asesoris dan alat guna pakai