Pandemi memaksa kita untuk bertahan dengan cara berdiam di rumah, menghindari pertemuan dengan manusia lainnya–terisolasi. Di lain sisi, pandemi juga mengajarkan tentang bagaimana cara kita mengenal, memahami satu hal dan satu sama lain. Kita tidak harus sama untuk berbagi ruang.

Pada karya Terkoneksi Terisolasi, Terisolasi Terkoneksi, yang ditampilkan dalam ICAD (Indonesia Contemporary Art & Design) 2022, Arafura Media Design berupaya mempertanyakan kembali keadaan diri sendiri dan orang-orang di sekitar kita, dan menekankan betapa pentingnya terkoneksi. Karya ini mengajak partisipan untuk masuk ke dalam suatu ruangan instalasi yang didominasi oleh visual berwarna merah dan biru.

Di dalam ruangan instalasi Terkoneksi Terisolasi, Terisolasi Terkoneksi (Foto: Arafura Media Design)
Di dalam ruangan instalasi Terkoneksi Terisolasi, Terisolasi Terkoneksi (Foto: Arafura Media Design)

Pada saat memasuki ruangan instalasi, partisipan ditanyakan tentang perasaannya pada saat itu, lalu mereka berkesempatan untuk menggambar ilustrasi sederhana tentang dirinya. Semua interaksi tersebut terjadi di monitor layar sentuh yang tersedia dalam ruangan instalasi. Setelah menyelesaikan tahapan tersebut, partisipan akan mendapatkan sebuah QR code unik dengan nama mereka. QR code tersebut kemudian terproyeksikan di dinding ruangan instalasi bersamaan dengan ilustrasi yang mereka buat sebelumnya.

Interaksi partisipan dengan monitor layar sentuh (Foto: Arafura Media Design)
Interaksi partisipan dengan monitor layar sentuh (Foto: Arafura Media Design)

Berikutnya partisipan dapat memindai QR code yang ditujukan untuk dirinya melalui ponselnya masing-masing. Setelah berhasil dipindai, partisipan akan mendapatkan pesan khusus yang telah disesuaikan dengan perasaannya pada saat itu. Pesan-pesan yang mereka dapatkan merupakan data yang telah dihimpun oleh Arafura Media Design melalui partisipasi publik di internet. Data ini berupa panggilan terbuka untuk semua orang yang ingin memberikan pesan kepada pengunjung yang akan hadir di instalasi. Pesan-pesan tersebut dikategorisasi sesuai dengan perasaan yang ditampilkan untuk pengunjung instalasi.

QR code dengan nama yang ditujukan untuk partisipan (Foto: Arafura Media Design)
QR code dengan nama yang ditujukan untuk partisipan (Foto: Arafura Media Design)
Pesan yang didapatkan partisipan di ponselnya (Foto: Instagram/dewimag)
Pesan yang didapatkan partisipan di ponselnya (Foto: Instagram/dewimag)

Dalam visual berwarna merah tampak ilustrasi portrait yang digambar oleh partisipan. Dalam visual berwarna biru nampak pattern yang mewakili perasaan masing-masing partisipan. Dengan menggunakan kacamata filter yang tersedia, pengunjung dapat lebih jelas melihat ilustrasi semua partisipan pada dinding instalasi; sebuah efek yang disebut dengan anaglyph. Melalui kacamata filter tersebut terlihat potrait yang saling berdampingan, seolah menggambarkan bahwa sejatinya kita tetap saling terkoneksi walau dalam ruang isolasinya masing-masing.

Pengalaman efek anaglyph dengan kacamata filter (Foto: Arafura Media Design)
Pengalaman efek anaglyph dengan kacamata filter (Foto: Arafura Media Design)

Terkoneksi tapi terisolasi, terisolasi tapi terkoneksi.

Pande Made Anagha Divantara, November 2022

Arafura Media Design (berdiri pada tahun 2020) merupakan studio desain multimedia yang bercerita dan mendesain pengalaman melalui eksplorasi media seperti video mapping, instalasi interaktif, AR (augmented reality), VR (virtual reality), dan apapun medianya di masa depan.

www.arafura-mediadesign.com

www.instagram.com/arafura.mediadesign

ICAD (Indonesia Contemporary Art & Design) merupakan pameran lintas disiplin yang diselenggarakan di Kemang, Jakarta. Pada tahun 2022 ICAD menyongsong tema  “Fragmenting Yesterday, Reshaping Tomorrow”, menampilkan 59 pelaku kreatif multidisiplin diantaranya perupa senior, seniman muda, desainer, musisi, desainer material baru, kolektif atau komunitas yang bergerak di berbagai bidang; seni, teknologi, desain, dan budaya.

www.arturaicad.com

www.instagram.com/icadartura