Apa Itu Visual Storytelling? Konsep, Aturan, dan Penerapannya dalam Video Mapping

Visual Storytelling merupakan salah satu aspek untuk menciptakan pesan komunikasi yang mampu bercerita dalam bentuk visual, dari yang awalnya berbentuk verbal menjadi bentuk visual bermakna melalui gabungan berbagai media, baik statis maupun digital. Penyampaian ceritanya secara naratif melalui urutan kejadian-kejadian tertentu dan dengan menggunakan image visual atau grafik, dan memiliki bagian awal dan akhir dan tentunya memiliki benang cerita di dalam strukturnya.
Namun pada penyajiannya visual storytelling juga dipengaruhi oleh media yang digunakan dan perkembangan teknologi, yang saat ini telah banyak memberikan bagaimana cara untuk menyampaikan suatu cerita. Tetapi pada dasarnya tetap melalui kata secara lisan atau tertulis dan gambar visual atau grafik. Salah satu contoh dari visual storytelling bisa kita temukan dalam video mapping (projection mapping), dengan konten pada video mapping yang tentunya menyesuaikan dengan media fasadnya. Dalam buku Visual Storytelling, Tony Capputo (1996: Chapter 10) menjelaskan aturan dalam visual storytelling di antaranya: clarity, realism, dynamic, continuity, intuity.
Apa Itu Visual Storytelling
Visual storytelling adalah sebuah konsep atau teknik yang digunakan dalam media kreatif dan pemasaran untuk menyampaikan pesan melalui gambar dan visual. Di dunia desain dan komunikasi, visual storytelling digunakan untuk membangun narasi yang mudah dipahami dan lebih cepat diterima karena kekuatan elemen visual.
Elemen-elemen yang sering muncul dalam pembahasan visual storytelling antara lain gambar, video, ilustrasi, animasi, infografis, serta tata letak visual yang mendukung alur narasi. Selain itu, strategi ini juga menggabungkan aspek emosional dan estetika agar audiens merasa terhubung dan pesan dapat diingat lebih lama.
Penerapan Visual Storytelling dalam Video Mapping dan Aturannya
1. Clarity (Kejelasan)
Kejelasan atau clarity berarti visual yang ditampilkan menjadi kunci agar audiens memahami cerita secara jelas dari informasi yang disampaikan secara urutan, komposisi maupun desain layout visual. Secara sederhana, visual yang diciptakan mudah dipahami bahkan audiens bisa terbawa secara emosi. Dalam video mapping, clarity yang dibangun paling awal adalah menggambarkan bentuk serta karakteristik dari fasad yang diproyeksi.
2. Realism (Keterasaan Nyata)
Realism atau rasa nyata diciptakan untuk membuat penonton merasa bahwa visual yang dihadirkan semakin realistis. Rasa nyata dalam visual storytelling dapat dicapai dengan menambahkan simbol-simbol yang bisa ditemukan dalam kenyataan, atau dari segi gaya visual yang ditampilkan, rangkaian cerita, bahkan ilusi optis serta depth-of-field sehingga dalam video mapping, fasad yang diproyeksi terkesan memiliki ruang tiga dimensi yang membuat realitas menjadi semakin kuat.
3. Dynamic (Dinamis)
Rasa dinamis dapat dicapai dengan menggunakan efek-efek khusus pada visual yang disajikan, dengan tujuan untuk melebih-lebihkan atau memberikan penekanan terhadap pesan yang ingin disampaikan. Dalam video mapping, dinamisme juga memunculkan kesan hidup dari fasad melalui sebuah objek atau karakter, dengan memberikan ekspresi, efek visual dan cara gerak tertentu.
4. Continuity (Keterhubungan)
Continuity merupakan kesinambungan antara adegan satu ke adegan berikutnya melalui visual. Setiap adegan haruslah memiliki kesamaan gaya seperti karakter, objek, lanskap, struktur serta elemen-elemen yang ditampilkan. Sehingga penonton bisa memahami setiap adegan memang merupakan satu kesatuan dalam cerita. Dalam video mapping, continuity dibangun dengan hubungan visual yang dibangun dalam tiap shot sesuai cerita atau konsep dengan fasad atau media yang diproyeksi.
5. Intuitive (Pemikiran Intuitif)
Pembentukan visual storytelling selalu dimulai dari pemikiran intuitif dan representasi pribadi seniman atau animator dalam menuangkan idenya, lewat pengalaman, riset, maupun berpikir kreatif dalam membangun cerita dan visual sehingga cerita dan visual yang ditampilkan tidak kaku.
Walaupun harus dikaji lebih jauh lagi, secara sederhana video mapping juga mengkomunikasikan suatu pesan di dalamnya dalam bentuk visual storytelling; diawali dari stereotip-stereotip umum yang memungkinkan mudah dikenali oleh penonton. Lalu dengan visualisasi yang menghasilkan ilusi optis dari setiap narasi visual dirancang berdasarkan aturan visual storytelling yaitu clarity, realism, dynamic, continuity, dan intuitiveness.
Baca juga: Storyboard sebagai Titik Temu Antara Pra-Produksi Film dan Desain Komunikasi Visual
Ingin Ahli Membuat Visual Storytelling? Yuk, Kuliah di DKV BINUS @Bandung!
Dengan memahami bahwa apa itu visual storytelling adalah fondasi penting dalam menyampaikan pesan lewat visual yang efektif, Anda semakin siap merancang proyek kreatif dan komunikatif. Jika Anda tertarik mendalami disiplin desain komunikasi visual (Desain Komunikasi Visual / DKV), belajar tentang storytelling video, grafis, dan media interaktif, maka jurusan DKV di BINUS @Bandung adalah pilihan yang tepat. Di sana Anda akan belajar bagaimana membuat visual yang tidak hanya menarik secara estetika tetapi juga punya cerita, menancap di benak audiens, dan membawa dampak nyata.
Penulis:
Rudi Kurnia, S.Pd., M.Ds.
Referensi:
Capputo, Tony. VISUALSTORYTELLING Cross-polinating film, animation, games and comics. http://tonyccaputo.com
Comments :