Oleh : Rudi Kurnia, S.Pd., M.Ds.

 

Visual Storytelling merupakan salah satu aspek untuk menciptakan pesan komunikasi yang mampu bercerita dalam bentuk visual, dari yang awalnya berbentuk verbal menjadi bentuk visual bermakna melalui gabungan berbagai media, baik statis maupun digital. Penyampaian ceritanya secara naratif melalui urutan kejadian kejadian tertentu dan dengan menggunakan image- image visual atau grafik, dan memiliki bagian awal dan akhir dan tentunya memiliki benang cerita didalam strukturnya.

Namun pada penyajiannya visual storytelling juga dipengaruhi oleh media yang digunakan dan perkembangan teknologi, yang saat ini telah banyak memberikan bagaimana cara untuk menyampaikan suatu cerita, tetapi pada dasarnya tetap melalui kata secara lisan atau tertulis dan gambar visual atau grafik. Salah satu contoh dari visual storytelling bisa kita temukan dalam video mapping (projection mapping), dengan konten pada video mapping yang tentunya menyesuaikan dengan media fasadnya. Dalam buku Visual Storytelling, Tony Capputo (1996: Chapter 10) menjelaskan aturan dalam visual storytelling diantaranya Clarity, Realism, Dynamic, Continuity, Intuity.

 

 

  • Clarity

Clarity secara arti berarti kejelasan, dimana visual yang ditampilkan menjadi kunci agar audience memahami cerita secara jelas dari informasi yang disampaikan secara sequence, komposisi serta desain layout visual, atau secara sederhana visual yang diciptakan mudah dipahami bahkan para audience bisa terbawa secara emosi. Dan dalam video mapping clarity yang dibangun paling awal adalah menggambarkan bentuk serta karakteristik dari fasad yang di proyeksi.

 

 

  • Realism

Rasa nyata diciptakan untuk membuat penonton merasa bahwa visual yang dihadirkan semakin realistis. Rasa nyata dalam visual storytelling dapat dicapai dengan menambahkan simbol-simbol yang bisa ditemukan dalam kenyataan, atau dari segi style visual yang ditampilkan, rangkaian cerita, bahkan ilusi optis serta depth of field sehingga dalam video mapping, fasad yang diproyeksi terkesan memiliki ruang 3 dimensional yang membuat itu menjadi realitas tetambah dan semakin terlihat nyata.

 

 

 

  • Dynamic

Rasa dinamik dapat dicapai dengan menggunakan efek-efek khusus pada visual yang disajikan, dengan tujuan untuk melebih-lebihkan atau memberikan penekanan terhadap pesan yang ingin disampaikan. Dalam video mapping dinamisme juga memunculkan kesan hidup dari fasad bisa melalui sebuah objek atau karakter, dengan memberikan ekspresi, visual effect dan cara gerak tertentu.

 

 

  • Continuity

Continuity merupakan kesinambungan antara shot satu ke shot berikutnya melalui visual, setiap adegan haruslah ada kesamaan gaya, seperti karakter, objek, landscape, struktur serta elemen-elemen yang ditampilkan. Sehingga penonton bisa memahami setiap adegan memang merupakan satu kesatuan dalam cerita. Dalam video mapping continuity dibangun dengan hubungan visual yang dibangun dalam tiap shot sesuai cerita atau konsep dengan fasad atau media yang di proyeksi.

 

  • Intuitive

Pembentukan visual storytelling selalu dimulai dari intuitif dan representasi pribadi, seniman atau seorang animator dalam menuangkan idenya, lewat pengalaman, riset, maupun berpikir kreatif dalam membaung cerita dan visual sehingga cerita dan visual yang ditampilkan tidak kaku.

 

 

Walaupun harus dikaji lebih jauh lagi namun secara sederhana video mapping juga mengkomunikasikan suatu pesan didalamnya dalam bentuk visual storytelling diawali dari stereotip-stereotip umum yang memungkinkan mudah dikenali oleh penonton. Lalu dengan visualisasi yang menghasilkan ilusi optis dari setiap narasi visual dirancang berdasarkan aturan visual storytelling yaitu clarity, realism, dynamic, continuity, dan intuity.

 

 

Referensi :

Capputo, Tony. VISUALSTORYTELLING Cross-polinating film, animation, games and comics. http://tonyccaputo.com