Bagi seorang mahasiswa ­freshgraduate ataupun yang masih kuliah, ada pertanyaan yang paling umum muncul di benak kalian ketika ditawarkan sebuah proyek desain berbentuk jasa: berapa besar bayaran yang layak kamu peroleh/ajukan.

 

Memang tidak ada besaran pasti dalam menentukan tarif, karena dipengaruhi oleh faktor eksternal dan internal yang ada saat proyek tersebut datang. Namun setidaknya kita dapat menentukan tarif dasar yang kita peroleh sehingga kebutuhan hidup dapat terpenuhi dan investasi aset desainer tetap terjaga. Artikel ini akan mencoba membedah komponen apa saja yang dapat diperhitungkan dalam mengetahui tarif minimum kita.

 

Secara umum, besaran tarif ditentukan oleh 3 komponen besar: biaya operasional, aset, dan tabungan. Sebagai catatan, isi dalam ketiga komponen ini dapat saling bertukar tergantung kepada keadaan masing-masing desainer.

 

  1. Biaya Operasional

adalah nominal yang muncul secara berkala, selama desainer tersebut bekerja. Sub komponen dalam biaya operasional meliputi:

 

Tempat tinggal

Iuran kebersihan

Iuran komplek

Pegawai

Listrik, air, gas

Pulsa

Software / Apps

Internet

Makan

Transportasi

 

  1. Biaya Aset

berguna untuk memperkirakan aset apa saja yang dibutuhkan dalam pengerjaan proyek tersebut. Memang tidak diharuskan untuk membeli sebuah mesin baru setiap ada proyek berjalan, namun rincian biaya aset dapat dapat menanggulangi kerugian atau biaya tiba-tiba yang mungkin timbul, juga sebagai komponen negosiasi desainer terhadap klien. Biaya aset meliputi:

 

Komputer/laptop

Kamera

Printer

Alat gambar

dan lain-lain

 

Bila salah satu komponen diatas belum dimiliki oleh desainer, namun menjadi sebuah alat penting dalam menyelesaikan sebuah proyek, kita dapat mencantumkan biaya sewa. Bila kita sudah memilikinya, kita dapat menghitung biaya depresiasi. Disarankan menghitung depresiasi habis pakai untuk meminimalisir kerugian ketika benda tersebut rusak.

 

  1. Tabungan/Jasa

Komponen ini menjadi nilai bonus yang akan diperoleh dalam sebuah proyek dan bersifat subjektif. Biasanya komponen ini dipengaruhi dari keinginan pribadi desainer yang bisa bersinggungan atau tidak dengan kebutuhan proyek.

 

Contoh kasus:

A adalah seorang desainer yang tinggal di kamar kost, namun memiliki studio dengan menyewa space sebagai tempat kerjanya dan memiliki seorang drafter. A mendapat proyek mendesain kemasan produk. Maka dapat dihitung besaran tarif sebagai berikut:

 

Pembulatan pemasukan minimal per bulan sebesar Rp 13.000.000. Dengan asumsi dalam satu bulan desainer bekerja selama 22 hari, maka pembulatan biaya kerja desainer per hari sebesar Rp 600.000.

 

Asumsi kita dapat menyelesaikan proyek kemasan produk dalam 7 hari, maka upah minimum yang harus kita dapat dari klien adalah:

 

Rp 600.000 x 7 = Rp 4.200.000

 

Bila nilai proyek yang ditawarkan oleh klien produk kecantikan adalah Rp 10.000.000, maka kita dapat mengetahui sebetulnya berapa besar keuntungan yang akan kita dapat dalam proyek tersebut. Selamat mencoba!

 

sumber gambar: https://pixabay.com/photos/student-typing-keyboard-text-woman-849822/

 

sumber tabel: dokumen pribadi

 

 

 

 

 

 

 

 

Fauzi Arif Adhika, S.Ds., MBA

D6631 – DKV Binus Bandung

fauzi.arif@binus.ac.id