Part I

Storytelling terdiri dari dua kata, yaitu story (cerita) dan telling (penceritaan). Singkatnya, storytelling adalah kegiatan menyampaikan cerita, sedangkan orang yang melakukannya disebut dengan storyteller (pencerita, pendongeng).

Secara tradisional, storytelling dilakukan secara lisan tetapi bisa juga dilakukan melalui media lain contohnya menggunakan foto.

Sumber: https://digital-photography-school.com/storytelling-in-photography-you-can-improve-it/

Storytelling dalam fotografi bisa tentang keseluruhan gambar, tetapi selain itu juga bisa mengacu pada gambar tunggal. Misalnya, potongan gambar yang berpusat pada sesuatu yang mengacu pada sensualitas perempuan seperti contoh di atas.

Lalu bagaimana agar cerita pada foto bisa sampai ke audience?

  • Menyertakan detail dalam sebuah frame.

Foto  standar  tidak  akan  menceritakan  kisah  lengkapnya.  Kisah  lengkap seseorang sering kali ada dalam detail, contohnya gambar meja yang mereka miliki, buku perjalanan berserakan di lantai kamar tidur, closeup tangan mereka yang kotor karena bekerja di kebun, dan lain sebagainya.

Jadi jika ingin memotret seseorang, coba sertakan detail kecil yang menambah cerita.

Contoh detail gambar burung beterbangan Sumber: https://id.pinterest.com/pin/211809988710295982/

  • Bidikan yang variatif dalam serangkaian

Sebaiknya mengambil foto dari berbagai sudut pandang misalnya wideangle shots, shots from up high, shots from down low, action shots, dan zoomedin details.

Contoh wide-angle

Sumber: https://twitter.com/ppagong/status

 

Contoh shots from up high

Sumber: https://www.zapmeta.ws/Roof Man/Now

  • Kendalikan seluruh

Jangan hanya memikirkan subjek, pencahayaannya, atau posisinya. Perhatikan pula seluruh pemandangan di depan, termasuk detail sekitar, latar belakang, bayangan, area terang, dan lain-lain.

Sumber:

https://www.wallstreetenglish.co.id/englishtips/definisistorytelling-dan-tipsnya/

https://digital-photography-school.com/8-tips-storytelling-images/

Oleh:

Ratna Amalia