Oleh : Mochammad Haldi Widianto

Sekarang adopsi menggunakan Internet of Things (IoT) sudah banyak diterapkan pada smart farming. Tujuan utama dari semuanya adalah mengambil, memonitoring dan efisiensi pegawai yang membantu diladang. Beberapa tahun ini sudah banyak focus terhadap IoT yang berkaitan dengan (penginderaan, mikrokontroller, jaringan dsb).

Di berbagai negara maju, sudah dibuat banyak penerapan di IoT, seperti pada smart farming atau smart agriculture. Karena IoT pada pertanian menawarkan banyak penyelesaian masalah seperti monitoring terus menerus dan konektifitas ke internet yang membantu melihat kekurangan dan kelebihan dari produk pertanian.

Salah satu komunikasi jarak jauh yang cocok untuk memonitoring pertanian di pedesaan yang memiliki keterbatasan internet adalah LoRa, dimana teknologi ini adalah inti dari infrastuktur smart farming. Memonitoring pertanian dengan jarak 30km dapat dibantu dengan LoRa.

Gambar 1. Arsitektur LoRaWAN

Data pertanian yang telah dikumpulkan di kirimkan oleh LoRa ke internet dan sebaliknya

Karena didasarkan pada LoRaWAN, LoRa memiliki  arsitektur dari jaringan seperti struktur, selain itu yaitu End Nodes (EN), Gateway (GW), Network Servers (NS), dan Application Server (AS). Sistem tidak perlu sulit, cukup menggunakan sensor-sensor dan actuator.

Gambar 2. Alur data antar komponen

Untuk memvalidasi LoRa secara eksperimen, dalam hal data yang dikumpulkan dan energi yang dikonsumsi oleh perangkat. Biasanya dilakukan evaluasi selama 6 bulan. Karena masing-masing terhubung ke dua node, Data sensor dikumpulkan dengan interval pengambilan sampel yang sama dengan 10 menit atau 30 menit dan disimpan, pada tingkat middleware, ke dalam database MySQL untuk diproses lebih lanjut.

Referensi:

Gaia Codeluppi , Antonio Cilfone , Luca Davoli and Gianluigi Ferrari Internet, “LoraFarM: A LoRaWAN-based smart farming modular IoT architecture,” Sensors (Switzerland), vol. 20, no. 7, 2020.