Oleh Gangga Saputra, S.Sn., M.Sn.

Dalam menggambar, kita meninggalkan banyak jejak dalam goresan membentuk rupa yang mengandung makna. Setiap jejak yang ditinggalkan dalam prosesnya terkandung beragam nilai; nilai-nilai kreativitas, nilai ekspresif dari si perupa, juga terkandung nilai sebagai sarana edukasi. Menggambar hingga kini masih diyakini menjadi fondasi dasar dalam upaya kita mengenal, menerjemahkan, dan menganalisis dunia di sekitar kita.

Sejarah mencatat dimulai dari lukisan-lukisan goa hingga sekarang di era internet ini, manusia terus menyempurnakan sistem komunikasi mereka. Efektivitas dari cara manusia berkomunikasi menjadi esensi yang penting dari sebuah proses komunikasi. Komunikasi berperan untuk memberikan informasi, memotivasi, mengukuhkan otoritas dan kendali, dan juga memberi kemampuan untuk mengekspresikan emosi atau perasaan. Manusia secara spesifik komunikasi juga memegang peranan yang sangat penting untuk membangun kohesi sosial, satu kemampuan yang dimiliki manusia untuk bersatu dan berkelompok.

Lukisan goa pada situs warisan dunia yang terletak di Gurun Sahara. Foto oleh David Stanley.

https://www.bbc.com/news/world-africa-39332438

Wujud yang paling dikenal dan paling primitif dari cara manusia berkomunikasi dengan gambar adalah lukisan goa. Ambisi artistik yang diciptakan manusia sekitar tahun 30.000 Sebelum Masehi, menghasilkan metode penciptaan dalam menciptakan pewarna dengan menggunakan buah-buahan dan beri, mineral, atau darah binatang sebagai media. Zat-zat warna ini digunakan untuk menggambarkan kehidupan primitif mereka di dinding-dinding goa. Para peneliti yang menyimpulkan fungsi gambar pada dinding-dinding goa ini menjadi semacam panduan untuk kelompoknya dengan menggambarkan kehidupan keseharian mereka dan menunjukkan binatang apa yang aman untuk mereka konsumsi. Pada masa primitif itu, sebenarnya mereka berkomunikasi tidak hanya mengandalkan gambar di dinding goa saja, mereka berkomunikasi dengan bunyi-bunyian dan tanda asap untuk memberikan tanda. Namun, penggunaan bunyi dan asap  pada masa itu dinilai tidak praktis, keduanya dapat mengundang bahaya dari musuh atau binatang buas. Kelemahan lainnya, kedua metoda ini sangat sulit untuk dibuat panduan maknanya.

Gambar oleh Gaby Callista Liem, usia 4 tahun. Foto oleh Gangga Saputra.

Kita dapat mengelompokkan komunikasi dalam dua kelompok, verbal dan non-verbal. Menggambar termasuk ke dalam kategori komunikasi visual non-verbal, dengan lukisan goa sebagai simbol tertua yang kita ketahui dalam menggunakan gambar sebagai sarana komunikasi. Proses komunikasi pada lukisan goa serupa dengan gambar yang dibuat dan digunakan oleh anak-anak untuk bercerita sebelum mereka menguasai bentuk komunikasi yang lebih kompleks.

Melompat jauh ke depan ke masa sekarang, gambar masih menempati posisi yang serupa secara fungsi untuk kita dapat berkomunikasi satu dengan yang lain. Cara manusia berinteraksi mengalami banyak perubahan dari masa ke masa, didukung dengan perkembangan teknologi peralatan komunikasi dan teknologi internet. Manusia kini hidup pada masa di mana batas menjadi semakin samar. Gambar sebagai simbol dan tanda menjadi jembatan penghubung agar pesan dapat tersampaikan tanpa lagi khawatir ada kesalahan pemaknaan dari informasi yang dikarenakan adanya perbedaan budaya dan bahasa. Simbol dan tanda dapat dihadirkan dalam beragam rupa, dapat meminjam wujud yang abstrak, realis atau berada diantaranya.

Mengapa menggambar ini menjadi hal yang sangat penting? Jawabannya tidak bisa kita lihat secara langsung tetapi kaitannya sangat jelas. Tidak bisa dipungkiri jika internet telah menjadi satu kebutuhan dasar bagi masyarakat modern. Internet menjadi media yang melampaui ruang dan waktu, dapat menempatkan setiap individu di mana saja dan kapan saja dalam ruang digital. Manusia mampu untuk selalu terhubung dengan memanfaatkan berbagai sistem dan alat dalam platform sosial media atau media informasi lainnya, hiper-konektivitas. Kondisi ini menjadi sebuah kebutuhan pokok untuk saat sekarang, contoh sederhana kita dapat melihatnya pada lingkungan sekolah atau kantor, peran dan fungsi seseorang akan sangat terganggu meski hanya sekedar tidak memiliki email (surat elektronik). Bagaimanapun, kita menggunakan internet tidak hanya sekedar untuk bekerja, internet menjadi sarana dengan beragam distraksi yang dapat mempengaruhi produktivitas kita dalam bekerja. Otak kita dipaksa untuk haus akan informasi yang disuguhkan oleh internet, menjanjikan materi yang kita inginkan sampai akhirnya otak kita tidak mampu lagi memproses dikarenakan terlalu banyak informasi yang masuk. Otak kita menjadi ketergantungan akan informasi. Tetapi tentu saja hal tersebut tidak sepenuhnya dapat dinilai buruk. Kemudahan kita untuk mendapatkan, menyalurkan, dan mendemokrasikan arus informasi itu juga dirasa kebaikan yang kita terima. Kembali ke bagaimana car akita memandang dan menggunakannya.

Karya drawing mahasiswa Universitas Bina Nusantara.

            Dengan sedemikian besar dan cepat aliran informasi yang datang dan pergi secara bergantian, efektifitas pesan yang coba disampaikan menjadi sangat penting. Disinilah kemampuan kita dalam menyampaikan pesan menjadi krusial. Gambar hadir tidak saja dapat memberikan atensi, tetapi gambar dapat menjelaskan informasi yang rumit dan panjang dengan sederhana dan mudah dimengerti. Alasan ini yang menjadi alasan dan juga jawaban mengapa menggambar menjadi sangat penting, terutama untuk mahasiwa dalam program studi seni dan desain. Selain sebagai sarana komunikasi yang efektif, otak kita pun akan semakin terlatih dan menjadi semakin kreatif dalam melihat persoalan yang muncul. Itu yang menjadi dasar pemikiran mengapa gambar menjadi inti atau roh dari program studi Desain Komunikasi Visual. Universitas Bina Nusantara sendiri mengemas studi menggambar ini dalam mata kuliah Drawing For Design. Para mahasiswa dilatih untuk lebih mengenal dasar-dasar menggambar baik itu secara teknik dan penerapannya secara spesifik untuk dipakai dalam dunia desain. Menitikberatkan pada efektifitas dan efisiensi agar para anak didik bisa memahami nilai-nilai dan penerapannya untuk mengembangkan secara kreatif cara penyampaian pesan yang efektif. Berusaha tidak hanya sekedar ada tetapi hadir untuk memberikan solusi di tengah derasnya arus informasi yang terus berkembang dan semakin rumit. Terima kasih.