Penggunaan warna pada penggayaan (style) Desain Interior sangatlah penting, karena Interior atau ruang merupakan salah satu tempat dimana manusia melakukan berbagai macam kegiatan, baik itu kegiatan yang dilakukan secara mandiri atau berkelompok. Untuk menunjang kegiatan tersebut, pada sebuah ruangan interior akan disediakan beberapa fasilitas, baik itu fasilitas yang berupa fisik maupun fasilitas yang sifatnya psikologis. Fasilitas fisik yang disediakan pada sebuah ruangan interior dapat membantu manusia agar mempermudah pekerjaan yang mereka lakukan (contonya; ruang makan, ruang kerja, ruang tidur,dll) dan  fasilitas yang sifatnya psikologis, salah satu contohnya yaitu lewat penggunaan warna di dalam ruangan interior tersebut.

Pada dasarnya, warna yang dipakai dalam sebuah ruangan akan mempengaruhi alam bawah sadar manusia agar emosinya mengikuti kesan yang ditimbulkan oleh ruangan tersebut, seperti warna merah atau jingga pada ruangan akan memberikan dorongan energi lebih untuk melakukan suatu hal, warna biru atau hijau akan lebih menenangkan karena karakteristik dari warna tersebut memberikan efek rileksasi atau ketenangan. Dalam dunia desain interior, warna merupakan hal yang harus diperhatikan saat merancang sebuah ruangan, karena warna yang digunakan akan mempengaruhi citra tema yang diterapkan pada ruangan tersebut.

Dalam penerapan pemilihan dan penggunaan warna pada palet warna atau mood warna dalam penggayaan (style) desain interior, kita bisa menggunakan kata kunci untuk mempermudah kita. Sebagai contoh, pemilihan dan penggunaan warna pada palet warna atau mood warna dalam penggayaan desain interior ini akan dijabarkan melalui kata sifat yang berlawanan agar kita dapat melihat perbedaannya secara jelas.Pembahasan peran warna pada penggayaan desain interior ini akan dijabarkan melalui tugas mahasiswa Binusian 23, R.Sekar Ajeng Anindya dari mata kuliah Color & Interior Design Style.

 

MASKULIN

Masculine” (mas·cu·line/ˈmaskyələn/) atau “maskulin” dalam Bahasa Indonesia dapat diartikan sebagai hal-hal yang bersifat jantan. Kata kunci yang berkaitan dengan maskulin yaitu kuat, gagah, tegas, dan formal. Sehingga gaya maskulin yang diterapkan dalam desain interior akan menimbulkan kesan seperti kuat, gagah, dan tegas. Maka perlu digunakannya elemen-elemen visual seperti warna hitam, coklat, dan abu, garis yang tegas dan lurus, dan bentuk yang kaku dan geometris. Untuk memudahkan visualisasi dapat melihat contoh interior pada gambar disamping.

Ruang kantor eksekutif di atas menggunakan warna dominan coklat tua dengan aksen hitam dan beberapa abu. Garis yang ditimbulkan tegas dengan beberapa furniture bergaris lurus. Bentuk berupa geometris dan beberapa furnitur cenderung berbentuk kaku. Gaya maskulin yang tercermin dari interior di gambar tersebut sangat kuat.

Ruang kubikel kantor di samping banyak menggunakan warna dominan coklat dengan aksen hitam. Garis yang ditimbulkan dari langit-langit, dinding, lantai, dan furnitur tegas dan lurus. Bentuk ruang dan furniture sangat geometris dan kaku. Gaya maskulin yang tercermin dari interior di gambar tersebut sangat kuat.

Ruang rapat di samping juga banyak menggunakan warna dominan coklat tua dengan aksen hitam dan krem. Garis yang ditimbulkan dari lantai, dinding, dan langit-langit tegas dan lurus. Bentuk ruang geometris dan kaku. Meskipun pada kursi dan lampu bergaris lengkung, gaya maskulin yang tercermin dari interior di gambar tersebut masih kuat.

 

 

Ruang kamar tidur di samping terdapat warna abu tua dan hitam yang dominan. Garis yang terlihat dari lantai, dinding, dan langit-langit sangat tegas dan lurus. Bentuk ruang dan furnitur juga tampak geometris dan kaku. Meskipun ada penggunaan warna krem dan putih, tapi tidak menjadikan gaya maskulin interior tersebut hilang

FEMININ

“Feminine” (fem·i·nine /ˈfemənən/) atau “feminin” dalam Bahasa Indonesia dapat diartikan sebagai hal-hal yang bersifat kewanitaan. Kata kunci yang berkaitan dengan feminin yaitu halus, lembut, anggun, dan santai. Sehingga gaya feminin yang diterapkan dalam desain interior akan menimbulkan kesan seperti halus, lembut, santai, dan anggun. Maka lebih banyak digunakannya elemen-elemen visual warna seperti warna putih, pink, dan krem, garis yang halus dan lengkung, dan bentuk yang fleksibel dan organis.

Ruang kantor eksekutif di atas menggunakan warna antara lain; putih, pink, dan krem. Garis yang ditimbulkan secara keseluruhan halus dan lengkung. Bentuk ruang dan furnitur terlihat organis dan fleksibel. Meskipun pada beberapa dinding dan furnitur ada garis lurus dan warna hitam, namun tidak menjadikan gaya feminin yang tercermin pada interior di gambar tersebut berkurang.

Ruang kubikel kantor di samping menggunakan warna terang dengan dominan putih dan terdapat aksen krem dan pink. Garis yang terdapat pada furnitur halus lalu pada kursi dan lampu sangat lengkung. Bentuk furnitur terlihat organis dan fleksibel. Meskipun pada beberapa dinding dan furniture ada garis lurus dan aksen warna abu, gaya feminin masih terasa kuat pada ruang tersebut.

Baca Juga: Belajar Menjadi UI/UX Designer: Langkah Awal dan Apa Saja yang Dipelajari?

Ruang rapat di samping menggunakan warna dominan pink dengan aksen putih. Garis yang ditimbulkan sangatlah halus dan lengkung. Bentuk ruang dan furnitur seluruhnya terlihat organis dan fleksibel. Gaya feminin pada interior ruang rapat ini terasa sangat kuat.

Ruang kamar tidur di samping memiliki warna putih yang sangat dominan dengan aksen warna krem dan pink. Garis yang terlihat pada elemen interior lantai, dinding, dan langit-langit halus dan pada furnitur terlihat lengkungnya. Bentuk furnitur sangat organis dengan sirkulasi denah yang fleksibel. Gaya feminin interior kamar tidur pada gambar tersebut sangat kuat meskipun masih terdapat beberapa garis lurus.

Oleh -Dini Cinda Kirana-