Kuliner saat ini menjadi bisnis yang menarik. Banyak orang yang ingin berbisnis memulai dari usaha kuliner. Bisnis kuliner ini memang relatif lebih mudah dimulai ketimbang bisnis lainnya, maka tak heran jika bisnis ini begitu menjamur. Skala dari bisnis ini bisa skala rumahan hingga skala bisnis dengan modal milyaran. Jika anda ingin membangun bisnis kuliner dengan modal tidak terlalu besar, berikut ini tips-tipsnya.

  1. Jika memiliki modal untuk tempat, maka lokasi tidak menjadi masalah dan ini merupakan modal awal yang baik. Namun jika tidak ada dan tetap ingin berbisnis kuliner maka online adalah jalan keluarnya. Dengan teknologi internet saat ini, amat sangat memungkinkan untuk berbisnis kuliner mengandalkan penjualan online termasuk delivery berbasis aplikasi seperti Gofood atau Grabfood.
  2. Perhatikan produk yang ingin ditawarkan. Dalam bisnis kuliner kita memiliki pilihan untuk masuk pasar yang masih sepi atau pasar yang sudah ramai. Masing-masing punya kelebihan dan kekurangan sendiri. Misalnya produk yang benar-benar baru perlu ada upaya mengedukasi konsumen dan membentuk pasar sendiri. Jika pasar sudah ramai, maka konsumen yang ingin produk tersebut sudah ada namun persaingan cukup sulit. Jika ingin menawarkan produk yang benar-benar baru maka sediakan modal yang cukup untuk promosi. Jika ingin masuk pasar yang sudah ramai (mis, ayam geprek) carilah pembeda dari produk pesaing.
  3. Pembeda dengan produk pesaing bisa dicari dengan mempelajari produk pesaing. Carilah kekurangan dari produk pesaing lalu coba tutupi kekurangan tersebut dan tawarkan ke konsumen. Contoh sederhana jika ada yang menjual Se’i Sapi dan laku namun mahal cobalah buat Se’I sapi yang juga enak namun lebih murah.
  4. Fokus pada beberapa menu andalan. Variasi pada menu menyebabkan tingkat kerumitan lebih tinggi dan terkadang butuh modal lebih banyak. Fokus pada beberapa menu saja terkadang lebih baik karena bisnis bisa berjalan dengan lebih efisien.
  5. Fokus pada satu kategori makanan, misalkan bisnis anda hanya menawarkan makanan jepang atau makanan korea atau makanan tradisional. Sebaiknya jangan dicampur-campur karena hal ini akan membuat konsumen bingung.

Penulis,

Dr. Ivan Diryana Sudirman, pemilik usaha Rendang Nenek dan Sate Belacan Pak Ivan.