Deanawati Insani Wasilah – June 2021

 

 

A.    Pendahuluan

  1. Pengertian Strukturalisme

Strukturalisme adalah sebuah pandangan yang disetujui oleh masyarakat saat ini. Pandangan yang dimaksud adalah pembentangan struktur dari berbagai aspek pemikiran dan tingkah laku manusia, termasuk bahasa. Strukturalisme lebih membatasi diri pada studi struktur dan cenderung berkonsentrasi pada perubahan. Strukturalisme lebih mengutamakan relasi daripada esensi. Prinsipnya yaitu kurang menganggap penting peran individu dibanding peran sistem (Rujukan dari mata kuliah Desain dan Kebudayaan, Acep Iwan Saidi, Harifa Siregar).

Ciri khas strukturalisme yaitu pemusatan terhadap keadaan aktual objek yang didapat melalui penyelidikan. Penyingkapan sifat intrinsiknya tidak terikat oleh waktu dan penetapan hubungan antara fakta dan sistem tersebut melalui pendidikan.

2.      Konsep Strukturalisme

Strukturalisme sebenarnya sudah ada sejak zaman Aristoteles, tetapi sudah menjadi teori modern. Menurut Jean Piaget terdapat 3 dasar strukturalisme, yaitu: 1. Kesatuan, sebagai koherensi internal, 2. Transformasi, sebagai pembantukan bahan – bahan baru secara terus menerus, 3. Regulasi diri, mengadakan perubahan dengan kekuatan dari dalam. Penerapan strukturalisme yang dipelopori oleh Ferdinand de Saussure merupakan langkah yang sangat maju dalam mengarahkan teori tersebut menjadi teori modern selanjutnya. Konsep yang ditawarkan merupakan perbedaan yang jelas, dikotomi antara, a. Signifiant (bentuk, bunyi, lambing, penanda) dan signifie (yang diartikan, yang dilambangkan, yang ditandakan, petanda), b. Paroie (tuturan, penggunaan bahasa individual) dan langue (bahasa yang hukum – hukumnya telah disepakati bersama), dan c. Sinkroni (analisis karya karya sezaman) dan diakroni (analisis karya dalam perkembangan kesejarahannya) (Rujukan dari Teori Strukturalisme dalam Sastra oleh Salimudin).

  1. Permasalahan (Studi kasus pada sign system toilet yang melambangkan gender) Sign system pada toilet biasanya digunakan untuk memisahkan gender pada toilet Sign system itu sendiri merupakan sebuah objek yang digunakan untuk menandakan suatu area dengan bahasa yang dapat dimengerti oleh semua orang. Sign system pada toilet ini dapat digambarkan dengan banyak hal, antara lain dengan pakaian yang biasanya dikenakan oleh gender tersebut, bentuk tubuh, atau dengan kebiasaan yang dilakukan oleh gender tersebut.

Gambar 1: Contoh sign system pada toilet yang digambarkan dengan pakaian yang biasa dikenakan.

Sumber: https://id.pinterest.com/explore/toilet-signs/

Pada gambar di atas dapat dilihat bahwa sign system tersebut menggunakan pakaian yang biasa dikenakan dan bentuk tubuh sebagai penanda gender. Di gambar sebelah kiri merupakan sign system untuk toilet laki – laki, dan di sebelah kanan merupakan sign system untuk toilet perempuan, hal ini dapat terlihat dari bentuk tubuh sign system laki – laki yang lebih besar pada bahu dan rok yang dikenakan pada sign system perempuan.

Pendekatan sign system ini menggunakan konsep Saussure, yaitu signifiant dan signifie. Sign system ini menggunakan bentuk dan pengetahuan masyarakat sebagai konsep sign systemnya, seperti bagaimana bentuk tubuh manusia sesuai gendernya, kebiasaan, pakaian yang dikenakan, dan sebagainya.

C.    Kesimpulan

Dari semua hal di atas dapat disimpulkan bahwa strukturalisme adalah sebuah pandangan dan pemikiran yang disetujui oleh masyarakat saat ini. Strukturalisme lebih mengutamakan individu daripada sistem. Hal ini dapat terlihat dari salah satu

contohnya yaitu sign system pada toilet. Pada sign system ini menggunakan pengetahuan masyarakat dan bentuk yang dapat dimengerti untuk menggambarkan gender. Sign system yang biasanya ada di masyarakat saat ini mengambil bentuk dari kebiasaan gender tersebut, pakaian, bentuk tubuh, dan sebagainya.