Raden Asep Ahadiat Gandawijaya

 

Dengan munculnya teknologi rekayasa material di pekerjaan penutup dan pelekat material dalam ruang interior secara aplikasinya banyak penyelesaianya secara pragmatis, dapat dicontohkan bagaimana visual kayu dapat diselesaikan dengan printing diatas keramik atau printing model bata ekspos diatas bahan wallpaper, perlu diketahui pembelajaran tentang karakteristik suatu bahan tidak lepas dari sifat bahannya. Secara Sustainable material berbahan kayu yang digantikan dengan keramik tentu secara makna berubah karena putusnya hubungan mata rantai bahan secara konteksnya, bakat bahan, sifat dasar bahan dihilangkan hanya untuk penyelesaian pragmatis. Sustainable melingkupi: reduce, re-use dan recycle merupakan kata kunci untuk penciptaan ruang hidup yang berkelanjutan

,dari permasalahan diatas pengajaran tentang bahan material perlu adanya tahapan mengetahui sifat dasar dan karakter bahan dengan cara membedakan mana klasifikasi dan kategori bahan tersebut, menurut   KBBI   definisi   klasifikasi   adalah   pembagian   sesuatu   menurut   kelas-kelas,   klasifikasi

/kla·si·fi·ka·si/ n adalah penyusunan bersistem dalam kelompok atau golongan menurut kaidah atau standar yang ditetapkan. Sedangkan Kategori adalah bagian daripada suatu sistem klasifikasi untuk menggolongkan; bentuk tidak baku: katagori 1. n bagian dari sistem klasifikasi (golongan, jenis pangkat, dan sebagainya) 2. n Ling golongan satuan bahasa yang anggotanya mempunyai perilaku sintaksis dan sifat hubungan yang sama. 3. Peringkat dalam sistem klasifikasi material yang pengelompokannya berdasarkan sifat-sifat khusus bahan setelah mengetahui dan mengerti definisi mana klasifikasi dan kategori selanjutnya. Teknik pengelompokan material dapat mengklasifikasi dengan cara defining dimana metoda ini adalah mendalami tiap rumpun material lebih detail

 

Gambar 01. Material rotan klasifikasi berdasarkan hasil diskusi awal, sumber kuliah Material Knowledge 2021

.metoda Thingking Maps (Heyle & Yeager (2007) untuk memberikan siswa dengan bahasa yang sama dan menelaah seberapa dalam pengalaman mahasiswa tentang wawasan bahan, metoda ini membantu siswa untuk berpikir secara terorganisir secara visual dan dapat memahami informasi baru,

ada delapan peta berpikir yang masing-masing mewakili proses untuk dapat membuka pemikiran dan merekontruksikan apa yang ada dipikiran mahasiswa, tetapi dalam artikel ini pembahasan hanya menggunakan dua model saja sebagai contoh.

Gambar 02. Thingking Maps,Source Hyele & Yeager (2007) Thingking maps a language for learning Model Describing Qualities dan Classifyng

 

Pengalaman setiap siswa untuk mencari kategori tentang bahan pasti berbeda – beda tergantung daya ingat dan pengalaman yang diterima selama mendapatkan informasi sebelumnya. Bagaimana intrepretasi tentang visual material, texture, warna dan lain-lain, selanjutnya siswa diminta untuk mendeskripsikan dan bertukar pikiran dengan siswa lain untuk berbagi pengalaman tentang material yang dikoleksikan secara diurutkan, dibandingkan, dibedakan, serta diatur dalam pengelompokan untuk dapat memahami keseluruhan objek yang ditelaah, dimana kategori tersebut dapat diklasifikasikan berdasarkan pemahamannya, dalam metoda ini tentu tidak semua digunakan, metoda hanya digunakan berdasarkan kebutuhahan untuk mencari dan memilah apa yang dibutuhkan dalam pencarian.

Metoda pertama siswa diminta untuk 1. membagi rumpun berdasarkan alam dan buatan dengan memahami kategori untuk dapat diklasifikasikan, keterampilan dengan menganalisis, mengevaluasi, suatu bahan juga bisa menjadi keterampilan kognitif ( merangkai hubungan sebab akibat ), kemampuan siswa 2.menerapkan pengetahuan, keterampilan, dan nilai, membuat penalaran dan refleksi untuk pemecahan masalah, pengambilan keputusan, inovatif dan mampu memberikan pernyataan sesuatu. Mahasiswa mampu 3. menerapkan dan menggunakan pengetahuan dalam situasi baru, menganalisis dan menyampaikan ide ke komponen, untuk memahami hubungan antar komponen dan dapat membuat penilaian dan keputusan berdasarkan spesifik kriteria. Dan ke 4. Siswa juga dapat menciptakan atau memikirkan ide dan cara baru dengan memanfaatkan informasi tersebut.

 

Studi kasus artikel ini adalah pengetahuan material salah satu topik yang diajarkan terhadap mahasiswa desain interior dengan metoda thingking map dengan tahapan sebagai berikut;

  1. DESCRIBING QUALITIES

Bubble map tahapan ini menggambarkan kualitas dari wawasan mahasiswa dalam membuka pikiran tentang material yang dialaminya, pola dibagi berdasarkan kemampuan mahasiswa menemukan kata yang tepat dan kosakata urutan pembentuk material dan asal muasal bahan tersebut dan dipilah berdasarkan hirarkinya, makro, meso dan mikro.

(Diagram 03) describing contoh material rotan Materi Kuliah Material Knowledge 2021

 

  1. CLASSIFYING

Tree map metoda membagi rumpun material hasil dari kategori dan diklasifikasikan berdasarkan ranting tiap rumpun dari hasil describing dilihat dari keselarasan secara persamaan karakter dan sifatnya, pembagian rumpun akan terus berubah dengan penemuan material baru atau hasil rekayasa baru, tetapi dasarnya bagan ini tetap tidak berubah, model klasifikasi ini akan memudahkan mahasiswa untuk menelusuri asal muasal material hingga ke dasar bahan utamanya

(Diagram 04 ) tree map bahan rotan Materi Kuliah Material Knowledge 2021

  1. APLIKASI

Dari uraian diatas model metoda describing dan classifying dan pembagian klasifikasi ini dapat bermanfaat untuk memilah dan menyusun bahan dalam klasifikasi secara tepat, wawasan mahasiswa tidak saja menempelkan material pada ruang, asesoris dan furnitur saja tetapi untuk dapat memahami dasar -dasar pencarian asal usul dan kriteria bahan material yang mempunyai landasan secara benar dan baik untuk digunakan dalam pekerjaan interior.

(diagram 04) contoh material hasil penelusuran dan aplikasi pada furniture Materi Kuliah Material Knowledge 2021

 

Daftar Pustaka

  1. KBBi
  2. In 1970, Innovative Sciences, (ISI) was founded by Charles Adams in order to “improve the thinking and problem-solving abilities of the work force” (Thinking Maps, Inc., 2011)
  3. Student Successes With Thinking Maps, Dr. David Hyerle (2011)
  4. The Use of i-Think Map and Questioning to Promote Higher-Order Thinking Skills in Mathematics, Siti Ruzila Hassan, Roslinda Rosli, Effandi Zakaria, Faculty of Education, The National University of Malaysia, Bangi, Malaysia (2016)