Oleh : Raden Asep Ahadiat Gandawijaya

Bakat adalah dasar (kepandaian, sifat, dan pembawaaan) yang sdibaw sejak lahir Bakat pada umumnya diartikan sebagai kemampuan bawaan sebagai potensi yang masih perlu dikembangkan dan dilatih agar dapat terwujud, (KBBI)

Tokoh aliran Nativisme adalah Arthur Schopenhauer (1788-1860), dia adalah seorang filsuf yang berkebangsaan Jerman yang sangat dikenal sebagai orang yang pesimis dan pemahamannya terhadap realitas sebagai yang tidak masuk akal. Dia berpendapat bahwa faktor pembawaan yang bersifat kodrat dari kelahiran, yang tidak dapat diubah oleh alam sekitar atau pendidikan itulah pribadi seseorang, bukan hasil pendidikan. Tanpa potensi hereditas yang baik, seseorang tidak mungkin mencapai taraf yang dikehendaki, meskipun dididik dengan maksimal.Dengan demikian, menurut aliran ini, keberhasilan belajar ditentukan oleh individu itu sendiri. Nativisme berpendapat, jika anak memiliki bakat jahat dari lahir, ia akan menjadi jahat, dan sebaliknya, jika anak memiliki bakat baik, ia akan menjadi baik. Pendidikan anak yang tidak sesuai dengan bakat yang dibawa tidak akan berguna bagi perkembangan anak itu sendiri.

(https://www.kompasiana.com/yulianizumaroh/5562a981ec96731d318a3a3e/aliranaliran- pendidikan

Dari pemahaman diatas, Ketika sesorang mempunyai indra yang lengkap dan gerak motorik yang baik serta pemikiran yang baik belum tentu dapat menggunakan sesuai dengan potensinya, seluruh kemampuan selalu harus dikembangkan dan dilatih sehingga dapat dan mampu mengolah kemampuan itu sendiri, dalam kasus ketika manusia dengan panca indra tidak sempurnapun kemampuan untuk mencapai kebutuhannya dapat dilatih dan dikembangkan

Dasar mengenai kemampuan manusia dalam mengekspresikan apa yang dilihat sesuai visual yang ditangkap dan dapat diterjemahkan kedalam bahasa gambar tentu memerlukan kemampuan pikiran dan gerak motorik yang baik .Dasar-dasar inilah yang perlu dilatih dan dikembangkan sehingga alur ini menjadi peka dan terlatih dalam kemampuan menggambar

Artikel ini mencoba menelaah apabila peserta yang tidak dapat secara langsung menggambarkan apa yang dilihat dan disalurkan kedalam media gambar dengan Latihan yang sederhana mereka dapat secara tidak langsung mengekspresikan apa yang dilihat dan dituangkan kedalam bahasa gambar

Gambar ekspresi senyum

Bagaimana mata kita menangkap suatu benda atau manusia secara langsung gambar 01) dan pikiran kita mencoba mengulang apa yang ditangkap dan disalurkan menjadi gambar dua dimensi ( gambar 02) dan mencoba memberikan penekanan yang lebih untuk memperjelas apa yang ditangkap secara menyeluruh, baik itu warna, bayangan, bentuk dasar, posisi. (gambar 03)

Gambar proporsi bidang gambar

Kesulitan awal adalah bagaimana mata kita menangkap benda yang dilihat tetapi pemikiran kita belum mempunyai dasar proporsi atau ukuran benda yang dilihat dengan peran panca indera yang kita rasakan, contohnya adalah ukuran bentuk dasar terhadap bidang kertas yang sesuai dengan pemikiran kita

Gambar patokan dan grid

Latihan awal proporsi bagaimana membagi benda yang dilihat dan diterjemahkan kedalam Bahasa proporsi ,Anda dapat melihat benda-benda dasar pada raut wajah dan dikategorikan kedalam susunan garis dan bidang gambar

Volume dan garis
Anda dapat melihat benda-benda dasar pada raut wajah dan dikategorikan kedalam susunan garis dan bidang gambar

Mempertegas bentuk dua dimensi menjadi tiga dimensi secara single view dimana bayangan dan arsir dapat membantu menjadi benda tersebut lebih bervolume

Pewarnaan dan detail

Ini hal yang penting dimana seberapa detail mat akita dapat menangkap dan teliti dalam melihat benda yang akan Digambar, ketelitian ini melatih kita utuk dapat fokus dan dapat lebih real antara apa