Menciptakan Kenyamanan Lingkungan Kerja Selama WFH
Rachmi Kumala Widyasari, S.T., M.Ds
Sejak pertengahan bulan Maret 2020 kita ‘dipaksa’ untuk beradaptasi dengan sebuah kebiasaan baru dalam bekerja remote dari hunian atau biasa disebut dengan Work from Home. Hampir sebagian besar dari kita dapat melakukan proses adaptasi dengan cepat dan baik, namun beberapa dari kita justru sebaliknya. Perlahan tapi pasti, manusia mampu beradaptasi dengan suatu kondisi tertentu melalui perilaku dan aktivitas yang secara rutin dilakukan. Work from Home membuat kita melakukan beberapa penyesuaian terhadap tubuh dan ruang hunian kita yang kini berfungsi, bukan hanya sebagai tempat tinggal akan tetapi juga sebagai ruang kerja. Ruang kerja yang baik tentu dapat mendukung proses kerja sehingga mampu meningkatkan konsentrasi dan produktivitas kerja.
Dari perspektif ergonomi, terdapat beberapa faktor lingkungan yang mempengaruhi produktivitas dalam bekerja, yaitu lingkungan termal, pencahayaan dan kebisingan. Berikut ini terdapat beberapa tips dalam mengatur lingkungan termal, pencahayaan dan kebisingan di area kerja hunian kita:
- Lingkungan Termal
Pengaturan suhu ruangan pada suhu yang nyaman atau sekitar 22-250 C. Atur juga kelembaban ruang dengan cara mengatur AC pada setting ‘cool dry’ atau dengan menggunakan dehumidifier. Selain AC dan humidifier, penggunaan kipas angin dapat membantu mengingkatkan kenyamanan termal. Bukaan besar seperti jendela dapat berfungsi meningkatkan aliran udara segar. Akan tetapi hindari paparan sinar matahari secara langsung yang mungkin dapat menimbulkan ketidaknyamanan termal. Selain faktor lingkungan, penggunaan pakaian pun dapat mempengaruhi kenyamanan termal tubuh kita. Oleh sebab itu disarankan pemilihan pakaian dengan jenis kain yang tidak terlalu tebal dan dapat menyerap keringat agar dapat memudahkan pertukaran panas dari tubuh ke lingkungan.
- Pencahayaan
Lokasi dan sumber pencahayaan menjadi faktor penting pada saat bekerja. Tempatkan lah posisi sumber cahaya di depan kita agar menghindari terjadinya bayangan atau silau pada layar komputer/laptop. Manfatkan pencahayaan alami, sinar matahari, untuk mendukung kegiatan kerja. Jika membutuhkan pencahayaan buatan, dapat menggunakan lampu kerja yang adjustable untuk menciptakan penerangan yang fokus. Gunakanlah lampu kerja yang mampu mengontrol intensitas cahaya (dimmer) ketika bekerja dengan komputer/laptop atau pada jenis pekerjaan detail seperti membaca, menulis dan menggambar. Pilihlah jenis lampu yang sesuai dengan jenis pekerjaan yang kita lakukan. Lampu dengan warna cahaya warm light akan memberikan efek relaksasi yang membantu orang untuk tenang dan bersiap untuk tidur. Sedangkan lampu daylight atau cool white mengandung spektrum biru yang membantu orang menjadi sadar dan produktif. Cahaya yang dihasilkan dari layar komputer/laptop dapat menyebabkan kelelahan pada mata. Salah satu cara mengatasinya adalah dengan menerapkan aturan 20-20-20, yaitu setelah melihat monitor selama 20 menit, istirahatkan mata selama 20 detik dengan cara melihat objek yang berada pada jarak 20 kaki.
- Kebisingan
Faktor kebisingan adalah salah satu faktor yang mempengaruhi konsentrasi pada saat kita bekerja. Suasana yang sepi dan tenang akan membantu kita dalam meningkatkan konsetrasi dalam bekerja. Penggunaan elemen interior seperti karpet dan gorden dari jenis material tertentu dapat membantu meredam suara yang tidak perlu (noise). Pengendalian faktor kebisingan dapat pula dicapai dengan menggunakan headphone atau earphone. Selain mengurangi kebisingan, pemilihan musik dengan genre tertentu dapat meningkatkan konsentrasi pada saat bekerja. Namun demikian, penggunaan headphone atau earphone dalam waktu yang lama dapat menimbulkan gangguan pada pendengaran
Sumber:
Panduan Ergonomi “Working from Home”, data diperoleh melalui situs internet: https://pei.or.id. Diakses pada tanggal 29 November 2020.
Comments :