Oleh: Sangid Zaini Gani

Secara etimologi “aksara’ berasal Dari bahasa Sanskerta “a” dan “kshara.” “A” memiliki arti ‘tidak,’ sedangkan “kshara” memiliki definisi “termusnahkan”

Perkembangan aksara pada saat ini semakin berkembang dengan beberapa perubahan pengayaan dengan masih mempertahankan huruf asli nya. Dari hal tersebut, maka arti aksara adalah sesuatu yang kekal, langgeng, ataupun tak termusnahkan. Alasan “kekal” sebab aksara memiliki peran demi mendokumentasikan serta mengabadikan satu peristiwa kedalam bentuk tulis. Salah satunya adalah Aksara sunda yang mana masyarakat sunda telah mengenal aksara pada abadi ke XII untuk menuliskan bahasa yang mereka gunakan, yang terdapat di beberapa prasasti kuno yang ditemukan oleh beberapa peneliti baik dari dalam negeri dan luar negeri. Namun pada awal masa kolonial, masyarakat Sunda dipaksa oleh penguasa dan keadaan untuk meninggalkan penggunaan aksara yang merupakan identitas budaya Sunda. Keadaan ini menyebabkan kehadiran aksara semakin terlupakan dan terancam punah.

Dengan demikian Pengenalan kembali aksara tradisional sangat penting karena aksara meruapak asal mula dan tolak ukur suatu peradaban. Perkembangan aksara pada saat ini semakin berkembang dengan beberapa perubahan pengayaan dengan masih mempertahankan huruf asli nya seperti karya Fikri Riki, bergaya kaligrafi Cina yang diartikan sebagai seni menulis indah yang langsung dihasilkan oleh tangan untuk menghasilkan guratan ekspresif, yang masih mengacu pada 2 aspek kaligrafi itu sendiri, yakni sisi kaligrafi sebagai aksara yang menjadi simbol penulisan huruf atau kata, dan aspek keberadaan sebagai hasil dari proses estetik. Hal ini  dilakukan untuk kembali mengingatkan akan eksistensi huruf tradisional atau aksara yang dapat diaplikasikan di berbagai media.

 

(Sumber : Fikri Riki)

Seperti halnya aksara, tipografi bertujuan untuk menyampaikan pesan bahasa yang dituliskan, dengan demikian keduanya memiliki peranan penting dalam kehidupan dan berkebudayaan. Dewasa ini tipografi memiliki banyak jenis huruf yang bervariasi, dengan makin pesatnya perkembangan zaman perkembangan aksara pun sudah mulai banyak digeluti oleh seniman dan desainer.

 

Berbagai pengaplikasian aksara dan tipografi tidak dapat terhindarkan, baik itu dalam logo, poster dan lain-lain. Tidak jarang keduanya digabungkan untuk menghasilkan suatu pengayaan yang baru, dengan tujuan untuk mengenalkan kembali dan mengingatkan akan suatu aksara tradisional dari suatu daerah itu sendiri. Seperti halnya logo artlinc logo yang dibuat Dida Ibrahim merupakan salah satu pengaplikasian aksara dan tipografi penggunaan huruf alfabet dengan pengayaan aksara Sunda yang dikategorikan sebagai kategori script ( menyerupai tulisan tangan, bergaya seperti huruf sambung, dan berkesan dekoratif dan elegan).

Logo Artlinc.
(Sumber : Dida Ibrahim)

Adapun perubahan yang dilakukan mengacu pada parameter typestyle, seperti Weight, Width, Angel, Formating typography, Letter Spacing dan Line Height. Dengan typestyle sebagai parameter perubahan dalam huruf membuat prinsip  keterbacaan tipografi dan prinsip estetis tipografi tetap hadir.