Value dalam bisnis tidak hanya diartikan sebagai asset yang dimiliki oleh perusahaan saja tetapi juga terdapat unsur lain yang melekat pada merek atau bisnis tersebut. Dalam akuntasi, value yang tidak dapat diukur secara kuantitatif disebut sebagai intangible assets.

Dalam pemasaran, rumus umum value adalah benefits yang diterima oleh konsumen dikurangi dengan keseluruhan biaya (cost) yang dikeluarkan oleh konsumen tersebut. Idealnya adalah, kita selaku marketeers atau pemilik usaha, dapat memberikan benefits yang baik kepada konsumen kita dengan cost tertentu agar value yang diterima dan dirasakan oleh konsumen melebihi dari cost yang telah mereka keluarkan, seperti pada gambar dibawah ini.

Lalu, bagaimana cara membangun value pada bisnis yang kita jalankan? Ada banyak hal yang dapat dilakukan untuk meningkatkan value bagi customer (customer perceived value), namun model umum yang biasa digunakan untuk meningkatkan customer perceived value tersebut adalah berikut:

Dari gambar diatas, dapat diketahui bahwa untuk dapat meningkatkan value bagi customer dapat dengan memberikan benefits dari sisi produk kita, pelayanan yang baik bagi customer, melalui pendekatan personnel, dan meningkatkan image positif pada produk kita, atau dapat juga dengan mengurangi potensi cost yang akan dikeluarkan oleh konsumen kita terkait dengan unsur moneter (seperti uang dan biaya), waktu, tenaga, dan aspek psikologi yang mungkin saja timbul ketika konsumen tersebut akan melakukan pembelian pada produk kita.

Referensi:

McCoy, Roger. 2018. The Nature of Value and Understanding Its Impact on The Sales Experience. https://www.researchgate.net/publication/329922421_THE_NATURE_OF_VALUE_AND_UNDERSTANDING_ITS_IMPACT_ON_THE_SALES_EXPERIENCE